~AL 6~

1.7K 238 38
                                    

Happy Reading ❤

Sudah dua bulan Aluna menjadi istri Algis. Sejak kepergian Reva, Algis selalu tidur di kamar Aluna. Tadinya dia tidak mau tapi akhirnya dia merasa nyaman juga. Malah sekarang dia tidak bisa tidur di kamarnya.

Kaki Aluna juga mulai mengalami kemajuan, dia sudah bisa berjalan menggunakan tongkat kruk sekarang. Kata dokter mungkin tinggal hitungan minggu dia sudah bisa berjalan kembali tanpa menggunakan tongkat, tergantung kesehatan Aluna. Dan selama ini juga Algis selalu mengantar Aluna ke tempat terapi. Tadinya Algis ingin mencarikan Aluna tempat terapi lain, tapi tidak ada yang sebagus tempat dokter Ridwan. Mau tidak mau dia harus selalu bertemu dokter itu.

"Besok saya akan pergi ke Paris. Mungkin untuk seminggu di sana" Saat ini dia sedang berada di kamar Aluna. Dia sedang menunggu istrinya dandan. Karena malam ini ada acara pesta ulang tahun Hadi di rumah.

"Iya." Entah mengapa Aluna tidak rela Algis pergi menemui istrinya yang lain, padahal dia tahu Reva lah yang Algis cintai.

"Kamu mau apa, nanti saya belikan" Aluna menggeleng. Algis lalu menghampiri Aluna yang sedang duduk di depan cermin. Dan berdiri di belakangnya.

"Cantik " Algis menatap Aluna di cermin. Walau Aluna hanya menggunakan makeup tipis tidak mengurangi kadar kecantikannya.

"Terimakasih " Tatapan mereka bertemu, Aluna dengan jelas melihat wajah tampan suaminya.

"Aluna" Ujar Algis. Aluna yang merasa namanya di panggil mendongakkan kepalanya...

Cupp

Algis mencium bibir Aluna singkat. Dia dapat melihat pipi Aluna berubah menjadi merah.

"Halal kan" Ujar Algis masih di posisi di belakang Aluna. Selama ini saat berduan dengan Aluna, Algis selalu menahan diri untuk tidak tergoda. Tapi entah mengapa sekarang dia ingin sekali merasakan bibir tipis itu.

"Sudah yuk. Pasti kita sudah di tunggu." Aluna masih diam, ciuman pertamanya sudah di ambil suaminya. Walau mereka sudah menjadi suami istri. Tapi Aluna tidak banyak berharap pada pernikahan ini. Karena sesuai perjanjian dengan Algis, mereka akan berpisah setelah Aluna bisa berjalan. Aluna akui semakin hari semakin besar rasa cintanya untuk sang suami. Salahkah bila dia mencintai suaminya sendiri?. Salahkah bila dia ingin mempertahankan rumah tangganya? Dan ingin terus bersama dengan Algis.

Tapi Aluna juga takut sakit hati apabila hanya dirinya yang mencintai sedangkan orang yang di cintai tidak pernah sama sekali menganggapnya.
'Ya Tuhan berikan lah hamba kekuatan.' Aluna selalu berdoa yang terbaik untuk pernikahan mereka.

******

Malam ini acara ulang tahun Hadi yang ke tujuh puluh delapan tahun. Tidak ada pesta mewah hanya acara kumpul keluarga. Sejak tadi pagi Indah sudah sibuk menyiapkan makanan untuk malam ini. Berbagai menu khas Nusantara dia hidangankan. Acara di adakan di halaman rumahnya.

"Selamat ulang tahun Yah." Indah menyuapi potongan tumpeng pertama pada suaminya.

"Terimakasih sayang" Walau usia mereka sudah tidak muda lagi, tapi mereka semakin mesra.

"Semoga ayah panjang umur sehat selalu." Doa Indah tulus.

"Amin" seru anak-anak menantu dan para cucu Hadi. Kakek sebelas cucu itu terlihat sangat bahagia, Hadi tidak menyangka dia masih di beri umur panjang sehingga bisa melihat cucu-cucunya tumbuh.

Dulu dia pikir setelah kepergian istri pertamanya dia tidak akan pernah menemukan kembali cintanya. Tapi Tuhan mengirim Indah padanya, melengkapi kekurangannya, menemani hari-hari tuanya. Tiga puluh tiga tahun bukan waktu yang singkat, suka dan duka sudah mereka rasakan. Pahit manisnya rumah tangga mereka lalui bersama, berbagai macam masalah mereka hadapi. Tidak mudah mempertahankan cinta diantara mereka, butuh kesabaran yang extra.

AL (Algis & Aluna) Aldama Family Seri 5 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang