Delapan Belas

511 8 0
                                    

Sorry for ((super)) slow update-nya. Semoga kalian masih setia nunggu cerita inii!
Happy Reading ^^

•°•°•°•°•°

Lily terbangun mendapati alarm diponselnya berbunyi menandakan ia harus bergegas untuk bekerja, namun berbeda dengan pagi sebelumnya, kali ini ia mengulas senyum mengingat kejadian semalam bersama Prince Charmingnya.

Malamnya

Selama perjalanan menuju apartment Lily, keduanya tidak berhenti berbincang mengenai segala hal, pria dihadapannya juga kerap kali mengundang tawa Lily dengan lelucon ringan.

"Here we are" ucap pria itu disela-sela tawa Lily

"Ah– terima kasih untuk tumpangannya"

"I'm happy to take care of you, sweet lady" ia menggenggam tangan Lily kemudian mengecupnya perlahan membuat Lily sedikit bersemu.

"Ingin mampir?" Lily reflex menggigit bibirnya, merutuki kata-kata yang baru saja keluar dari bibirnya.

Apa yang kau pikirkan, menawarkan pria asing masuk jam 3 pagi?

"Um– maksudku– kau tau– mungkin– ingin segelas. . .air?"

"Ya, sebenarnya aku berniat untuk meminjam toilet" pria itu terkekeh, kemudian meremas tangan Lily lembut. Ia memarkirkan mobilnya, mematikan mesin, kemudian membukakan pintu untuk Lily.

Keduanya berjalan seiringan memasuki lift menuju apartment milik Lily dengan lengan pria itu dipunggung Lily yang sesekali membelai punggung telanjang wanita itu dengan ibu jarinya. Menikmati setiap sentuhan yang ia rasakan membuat Lily bersemu, keduanya terdiam, bukan karna merasa canggung, namun sama-sama menikmati keberadaan masing-masing.

Sesampainya di apartment Lily, ia menunjukkan letak toilet dan bergegas mengganti bajunya dengan baju tidur. Ia mencari pakaian tidurnya yang sedikit tertutup mengingat ia tidak sendirian di rumahnya. Merasa sedikit senang, ia segera mengganti pakaiannya dengan lingerie satinnya sepanjang mata kakinya dengan cardigan senada, namun  terdapat potongan hingga setengah pahanya yang menunjukkan kaki indahnya setiap kali ia melangkah.

 Merasa sedikit senang, ia segera mengganti pakaiannya dengan lingerie satinnya sepanjang mata kakinya dengan cardigan senada, namun  terdapat potongan hingga setengah pahanya yang menunjukkan kaki indahnya setiap kali ia melangkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selagi menunggu pria itu yang entah sedang apa didalam toilet tamu, Lily menyiapkan dua gelas coklat hangat dan sebotol air mineral untuk tamunya, meminumnya dengan tenang dan mencari tontonan yang menarik.

Tidak lama kemudian pria itu menghampiri, mengangkat alis sejenak kemudian duduk didekat Lily.

"Coklat hangat?" Lily mengulurkan gelas yang masih mengepulkan uap dan diterima dengan senang hati. Ia dan pria itu menatap tv dihadapannya yang sedang menampilkan film kesukaan Lily, membuat wanita itu terfokus melupakan ia tidak sendiri di ruangan itu. Untuk beberapa saat ia tidak terusik dengan apapun, hingga adegan panas yang ditampilkan muncul, membuat Lily menyilangkan kaki dan menekannya menampakkan kakinya yang tidak tertutup apapun, sedikit mengeratkan tangan di gelas yang ia pegang. Tetapi usapan tangan seseorang dipaha telanjangnya mengembalikan diri dari dunia fantasinya, menoleh kearah pria itu, kemudian mengerjapkan mata.

Keduanya tidak mengucapkan satu katapun, hanya saling bertatapan seolah berkomunikasi melalui pikiran, pria itu mengambil gelas ditangan Lily, menaruhnya di meja dan mengurangi jarak diantara keduanya. Usapan tangan dipahanya semakin dalam, mengusap paha dalamnya dan membuat Lily menutup mata, menikmati sensasi yang diciptakan pria itu. Pria dihadapannya kemudian mengecup bibir Lily, mengecup rahang Lily dengan lembut menuju leher Lily, mencecap setiap senti leher wanita dihadapannya membuat Lily bergerak gelisah dan mejenjangkan lehernya, merasakan tangan lihai pria dihadapannya sudah menurunkan tali bajunya yang menampilkan bahu dan mengekspos payudara telanjang Lily. Meremasnya lembut dengan sesekali memainkan putingnya yang mulai mengeras.

Lily mengerang lembut membuat pria dihadapannya semakin terangsang, kembali melumat bibir Lily dengan tidak sabar. Dengan sekali gerakan pria itu mengangkat tubuh Lily keatas pangkuannya, masih saling mencumbu satu sama lain hingga keduanya kehabisan nafas dengan bagian atas tubuh Lily yang sudah terekspos dan terdapat beberapa bercak kemerahan dari pria dihadapannya, menyatukan kening, saling menatap dan terkekeh bersamaan tanpa disadari.

"Maaf aku bersikap lancang" ucap pria itu lembut sembari mengusap pipi Lily membuat wanita itu menutup matanya, sedikit menikmati belaian lembut dari seorang pria yang sudah lama tidak ia rasakan.

"Aku ingin kau tinggal untuk malam ini"

***

Pekerjaannya dikantor tidak seburuk yang ia pikirkan hari ini– ralat, mengingat suasana hatinya yang sejak malam tadi sangat baik tidak terasa membuat waktu bergulir begitu cepat, ia menatap jam tangan dipergelangan tangannya sudah menandakan pukul 5 sore, ia mengulas senyum dan bergegas pulang untuk bertemu Prince Charming-nya.

Pagi tadi, sebelum Lily pergi ke kantor ia sengaja merapihkan pakaian pria itu di single sofa di kamarnya dan meninggalkan note untuk mengajak pria itu bertemu lagi di club malam yang sama, dan Lily berharap malam ini kembali menjadi malam keberuntungannya untuk bertemu pria itu.

Dentuman suara didalam club mulai bersahabat ditelinga Lily, pasalnya ia sudah menunggu pria itu hampir satu jam di meja bar yang sama saat semalam mereka berbincang. Bosan hanya dengan duduk dan menatap gelasnya, iapun beranjak menuju dance floor membuat beberapa pria menatap Lily. Pasalnya dress yang ia kenakan cukup mengundang libodo pria.

Dress berwarna hijau itu terlihat sangat kontras di kulit Lily, belum lagi bahannya yang sedikit transparan jika tersorot lampu yang sedikit terang membuat tubuh Lily yg hanya mengenakan dress itu dan celana dalam berwarna senada sedikit terekspos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dress berwarna hijau itu terlihat sangat kontras di kulit Lily, belum lagi bahannya yang sedikit transparan jika tersorot lampu yang sedikit terang membuat tubuh Lily yg hanya mengenakan dress itu dan celana dalam berwarna senada sedikit terekspos.

Namun Lily tidak perduli, sesampainya di dance floor ia meliukkan tubuhnya menikmati musik yang berdentum, sejenak melupakan kepenatan kehidupannya yang menyesakkan, melupakan Alex dan desakkan kedua orang tua mereka dengan persiapan pernikahan. Lily sudah sangat lelah dengan itu semua, akan sangat bodoh jika Lily berkata ia tidak peduli pada Alex karna kenyataannya tidak. Hatinya selalu berteriak melawan akal sehat Lily untuk melupakan Alex yang bahkan sudah tidak pernah meilirik Lily. Namun hatinya tidak bisa berkompromi, ia tau bahwa ia masih terjatuh dalam pesona Alex.

•°•°•°•°•°

Yeay update!!
Buat kalian yg masi setia baca cerita ini maaf banget ya karna butuh waktu yg lama buat author untuk update :(
Maaf juga kalo menurut kalian alur ceritanya makin gajelas HAHAHA
Tp bakalan tetep gue usahain cerita ini ga gantung dan smp ke ending, semoga gue masih punya pembaca setia yaa hehe ๑>ᴗ<๑

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang