Tiga Belas

3.2K 61 0
                                    

Double updates!!

Enjoy xx

*****

Saat ini keluarga keduanya sedang berkumpul di kediaman Clark, membahas apakah tamu undangan harus diperkecil atau harus diperbanyak, terdapat perdebatan-perdebatan kecil diantara mereka, saling berebut untuk memasukkan beberapa kolega dari kedua orang tua masing-masing untuk diundang, sementara Alex dan Lily lebih memilih acara sederhana saja.

“Ah ya tuhan, memilih tamu undangan terasa lebih sulit dari perkiraanku” ucap Vany sambil terkekeh.

“Bagaimana jika kita beristirahat sejenak sambil meminum teh di taman belakang?” Lanjut Vany.

“Ah, terdengar menenangkan. Ayo biarkan Alex dan Lily membicarakan acara mereka berdua” sahut Claire.

Para kedua orang tua pun bergegas menuju jaman belakang, meninggalkan Alex dan Lily diruang keluarga.

Alex dan Lily sama sama terdiam merasakan kecanggungan diantara mereka setelah sekian lama.

“Uhm, mau ku buatkan sesuatu?” Tanya Lily.

“Boleh aku minta minum?”

“Oh, ya. Mau kopi hitam?”

“Sounds good”

“Oke, aku akan ke dapur dulu”

Lily segera pergi ke dapur membuatkan Alex kopi hitam seperti biasa, dan kopi susu untuknya. Entah kenapa kali ini ia merasa sangat bersemangat membuatkan kopi untuk Alex.

**

Langit mulai menampakkan cahaya bulan yg menerangi bumi dimalam hari, kedua orang tua Alex sudah pulang semenjak sore tadi, menjelang malam lebih tepatnya.  Sementara Lily dan Alex masih berada di kediaman Clark, lebih tepatnya ditaman belakang.

“Kita harus berinteraksi seperti biasa jika kamu tidak ingin orang lain mencurigai hubungan kita.” Ucap Alex setelah mereka sama-sama terdiam setelah beberapa waktu.

“Kita bicarakan dikamarku” ucap Lily.

Tanpa menunggu jawaban Alex, ia berjalan ke kamarnya yg kemudian disusul oleh Alex.

“Bagaimana hubunganmu dengan Britney?” Tanya Lily pada Alex sesampainya dibalkon kamarnya, tanpa menatap Alex, tentunya.

“Baik, kami baik baik aja.”

“Aku tidak bermaksud mencampuri urusanmu, hanya saja jangan ceroboh seperti ini Alex.”

Alex mengalihkan pandangannya kepada Lily, tidak mengerti apa yg Lily bicarakan.

“Jangan bertingkah bodoh, aku tau dia tinggal di penthousemu.”

“Bukan urusanmu dia tinggal bersamaku atau tidak.”

“Terserah, tapi jangan salahkan aku jika mereka mengetahui jika kalian masih berhubungan.” Ucap Lily seraya memasuki kamar mandi kamarnya, merasa badannya terasa sangat panas mendengar jawaban Alex.

Selesai berendam dengan air dingin ia pun keluar hanya dengan melilitkan handuk berfikir Alex pasti sudah pulang sedari tadi, mengingat ini sudah hampir tengah malam.

Namun ternyata perkiraannya salah, Alex masih bergeming dibalkon kamarnya, tidak bergerak sedikitpun dari posisi terakhirnya yg Lily ingat.

“Lalu bagaimana hubunganmu dengan pria itu?” Lily tau, Alex sengaja menekan kata terakhirnya.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang