Chris Evans as Alexander Gelle
Enjoy! xx
******
"Oh, baiklah aku menantangmu, kita rubah kesepakatan. Jika kau bisa membuatku tergila-gila dengan kemampuan bercintamu, aku akan bersedia melayanimu kapanpun kau menginginkanku. Tetapi jika tidak, kau harus mengucapkan salam perpisahan pada rencana pernikahan orang tuamu dan orang tuaku. Setuju?"
**
Tanpa persiapan apapun, aku terkejut dengan ciuman Alex yang secara tiba-tiba. Harus ku akui ciumannya saat ini begitu terasa lembut dan penuh arti. Aku cukup terbawa suasana degan ciumannya hingga ia memperdalan ciuman kami dan mengeratkan rangkulan tangannya dipinggulku dan akupun merangkulkan lenganku dilehernya, mempersilahkan ia melanjutkan apa yang ia inginkan. Dan iapun memperdalam ciuman kami, dan semakin meningkatkan gairahku. Persetan dengan harga diri, akupun langsung melingkarkan kakiku dipinggulnya, mengerti keinginanku iapun mengunci pintu dan meniduriku diatas kasur dengan lembut.
Aku memperdalam ciuman kami, mengelus tengkuknya dengan lembut. Ciumannya mulai turun disekitar leherku membuatku memberikan akses lebih luas untuknya. Kemudian tanganku bergerak menuju dadanya yang bidang, mengelusnya perlahan membuatku sempat terfikirkan, ia pasti sering ketempat gym atau semacamnya.
Kemudian ia melepas ciuman kami, menatapku cukup lama lalu melepas seluruh pakaiannya akupun menikmati setiap detiknya, memperhatikannya dengan perlahan membuka pakaian seolah menguji kesabaranku. Setelah ia menanggalkan seluruh pakaiannya akupun bangkit, masih tanpa suara aku mulai melepas tali dressku yang mengikat disekitar bahu, membalas apa yang baru saja ia lakukan dengan menggodaku, akupun melakukan hal yang sama. Melepas dressku dengan perlahan tepat didepannya.
Setelah memastikan tali tali terkutuk itu terlepas dengan sempurna akupun mulai menurunkan dressku, yang hanya menyisakan celana dalam dan itu cukup membuatnya terkejut, kurasa karna aku tidak mengenakan apapun untuk menutupi payudaraku selain dress yang kukenakan.
"Apa kau selalu seperti ini?" Tanya nya dengan suara pelan, pertanda ia menahan gairahnya.
"Apa?" Tanyaku sengaja, hanya untuk mengulur waktu.
"Tidak mengenakan bra" ucapnya kali ini, lebih dalam dari sebelumnya.
"Ah, ya. Tergantung"
"Tergantung pada apa?!" Tanyanya mulau tak sabar
"Tergantung pada moodku, apakah harus memakai bra atau tidak hari ini"
"Kau bercanda" ucapnya kesal
"Bagaimana dengan fakta bahwa terkadang aku sengaja tidak mengenakan pakaian dalam untuk menggoda pria-pria agar mengajakku bercinta diatas mejaku?" Ucapku pelan tepat disebelah telinganya sambil mengelus dada bidangnya naik turun, dan akupun merasakan bahwa gairahnya kali ini benar benar tidak dapat terbendung lagi.
Dan benar saja, sedetik kemudian ia menerjangku dengan ciumannya, kali ini ciumannya benar-benar sangat bergairah. Sambil meniduriku dikasur tangannya mulai turun, mencari letak celana dalamku, melepasnya kemudian memasukkan jari-jarinya secara bersamaan kedalam vaginaku membuatku tanpa sengaja mengapit tangannya dengan pahaku. Merasakan sensasi berbeda akan tangannya yang menyentuh vaginaku. Menurunkan ciumannya ke payudaraku dan semakin memperdalam jarinnya di vaginaku membuatku meremas rambutnya, melampiaskan kenikmatan yang ia ciptakan hanya dengan tangannya.
Membawa ciumannya semakin turun, iapun mengeluarkan jarinya dari vaginaku kemudian melebarkan pahaku dengan kedua tangannya, dan saat itu pula aku dapat merasakan bahwa lidahnya dengan lincah bermain diarea sensitifku membuatku mendesah menikmati lidahnya yang semakin lincah dibawah sana dan lidahnya memasuki vaginaku memberikan sensasi nikmat dan geli secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
RomanceJika cinta tidak cukup untuk menyatukan kita, maka aku lebih baik menyerah atas dirimu -Lily Clark