Dua

13.9K 196 3
                                    

Pukul 5.15 pagi, seperti biasa aku sudah siap dengan pakaian olahragaku.

"Lily?"

"Oh, hi mom"

"Good morning sweetheart"

"Morning" sapaku sambil mencium pipinya.

"Sedang apa kau sepagi ini di dapur?" sambungku

"Oh, aku sedang menyiapkan sarapan spesial untuk kita"

"Tapi tidak harus sepagi ini, bukan?"

"Oh, Lily sudah bangun rupanya?"

Suara lembut keibuan samar terdengar dibelakangku membuat dahiku mengerut heran.

"Keluarga Gelle menginap semalam, maaf mom tidak sempat memberi tahumu karna kau terlihat kesal semalam" jawabnya sambil berbisik.

"Vany? Lily?"

"Ah ya, Claire. Uh, Lily memang selalu menyempatkan olahraga pagi hari"

"Eh, ya Mrs. Gelle"

"Kalau begitu bagaimana jika Alex menemanimu? Alex juga suka lari pagi"

"Tidak terima k-"

Mom menatapku memohon memintaku agar menerima ajakan Mrs. Gelle.

"Um, oke Mrs. Gelle, kupikir bukan masalah. Sesekali aku memiliki teman untuk lari pagi"

"Ah ya, kalian bisa mengenal lebih jauh jika memiliki waktu berdua. Baiklah akan kupanggilkan Alex. Dan panggil saja namaku, panggilan Mrs. terlalu formal, kau tau?" ucapnya panjang lebar kemudian terkekeh sambil berlalu dari dapur.

Aku menarik nafas dalam-dalam kemudian menatap mom yang memberikan tatapan berbinarnya.

"Sekali ini saja oke? Tidak ada lagi. Aku pergi sekarang, bye mom"

***

"Jadi kau suka lari pagi?"

"Mh-hm"

"Aku baru mengetahui bahwa wanita sepertimu menyukai olahraga terbuka seperti ini"

"Maaf?" langkahku terhenti saat pria disebelahku mengatakan hal yang sedikit sensitif ditelingaku.

"Ya, wanita yang kurang berbaur sepertimu kupikir lebih suka menyendiri dikamar dan berolahraga didalam ruangan?"

Dahiku mengerut mendengar ucapannya.

"Seperti olahraga ranjang contohnya" ucapnya ditelingaku

"Jaga ucapanmu"

"Wanita sepertimu bisa tersinggung juga, hm?" kekehnya

"Kau tau, perjodohan kita akan sangat menguntungkan. Kedua orangtuaku tidak akan mengetahui wanita-wanita one night standku karna ada kau sekarang"

"Bajingan"

"Tapi setelahku pikir, kau cukup untuk menjadi wanitaku"

"Dalam mimpimu, tuan Alexander"

"Bagaimana jika kita bertaruh?"

Tanganku terlipat didada dan tersenyum mengejek.

"Jika aku yang lebih dulu jatuh cinta padamu, kau bisa menolak pernikahan ini dan mencampakkanku sepuasmu. Tetapi jika kau yang lebih dulu jatuh cinta padaku kau harus bersedia menjadi budak seksku. Bagaimana?" lanjutnya.

"Terdengar menarik, kita lihat nanti" akupun melanjutkan lari pagiku yang tertunda.

Jam sudah menunjukkan pukul 7.49, matahari mulai menunjukkan sinarnya yang mengganggu olahragaku, pertanda waktu kegiatanku telah habis.

"Lily, kemari" suara bariton khas itu menginterupsiku saat aku baru saja memasuki rumah.

"Ada apa dad?" tanyaku sambil menghampirinya.

"Ah, ini dia yang kita tunggu"

Keluargaku dan keluarga Gelle sudah berkumpul diruang keluarga seolah ingin membicarakan hal penting.

"Sayang kemari" ucap Alex dengan senyum manisnya.

Uh, apa yang baru saja kukatakan?

"Sayang? Kau baik-baik saja?" tanyanya dengan mimik khawatir sambil memegang kedua pipiku, oh acting yang bagus, tuan.

"Uh, aku tidak apa. Ada apa ini? Mengapa semua berkumpul?" ucapku sambil tersenyum manis kepada mereka.

"Lihat Will, mereka sangat manis bukan?" ucap Claire

"Aku baru saja memberitau mereka bahwa kau sudah setuju dengan pernikahan kita"

Dahiku mengerut, bukan kah kami bertaruh tadi pagi? Apa-apaan ini!?

"Ya, Alex memberi tahu tadi sepulang lari pagi. Tapi ia meminta waktu agar kalian saling mengenal lebih dalam, dan kami setuju akan itu" ucap mom semangat.

"Oh ya, aku dan Alex tadi pagi sepakat untuk saling mengenal lebih dalam, namun kurasa akan membutuhkan waktu sedikit lebih lama, iyakan sayang?"

"Ah, bukan masalah. Kami senang memdengarnya sayang, kau mau membiarkan waktu untuk membuka takdir kalian"

"Baiklah, aku harus mandi badanku sudah lengket. Kita akan bicarakan lagi nanti"

***

Haii, gimana-gimana part ini?

Pendek bgt ya? Maafkan author yang buntu gapunya ide:(

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang