"Jadi ini hari pertama kita?"
Woomi menatap Baekhyun dengan matanya yang berbinar-binar saat pria itu memasangkan sabuk pengaman padanya.
"Kenapa tidak memakai sabuk pengaman? Bagaimana kalau kita kecelakaan?"
"Tenang saja. Kalaupun kecelakaan. Nyawaku banyak," jawab Woomi.
"Memangnya kau itu kucing?" balas Baekhyun.
Woomi tertawa. "Bukan. Aku kekasihmu, oppa."
Baekhyun lantas melotot. "Apa? Sejak kapan?"
Woomi menaikan sebelah alisnya. Tersenyum genit, terlihat menyebalkan namun juga terlihat manis dalam waktu bersamaan.
Pria itu berdehem lagi. "Itu...tadi itu...."
"Oppa sudah menandaiku. Maka jangan coba-coba kabur dariku."
"Menandai apa maksudmu?" tanya Baekhyun.
Woomi tertawa kencang. "Tidak usah so pura-pura hilang ingatan. Itu tadi. Bibirku."
Tanpa ragu gadis itu meraih tangan Baekhyun, menautkan jari mereka. Membuat Baekhyun memandang tangannya yang digenggam oleh Woomi. "Apa maksudnya ini?"
Woomi menoleh. "Jika kau bertanya apa maksudnya ini? Lalu apa maksudnya kau menciumku? Kau menyukaikukan? Ah sudahlah. Akui saja. Ini hari pertama kita."
"Berpacaran," tekan Woomi diakhir kalimatnya.
"Aku belum menembakmu, asal kau tau." Baekhyun mulai menjalankan mobilnya. Menginjak pedal gas dengan pelan. Dan tanpa melepaskan tangan satunya yang digenggam oleh Woomi.
"Kalau kau menembakku, nanti aku mati."
Baekhyun melirik Woomi. "Berapa IQ mu? Dan juga bukankah kau itu playgirl? Kenapa yang seperti itu saja kau tidak tau?"
Tanpa diduga Woomi melepaskan sabuk pengamannya. Dia sedikit bangkit lalu mencium pipi pria itu kilat. Sangat kilat membuat Baekhyun langsung menginjak rem.
"Aku tau, sayangku," kata Woomi.
"Sayangku apanya?!"
Woomi tertawa kembali. Kali ini lebih kencang. "Sayangku, Byun Baekhyun."
Baekhyun menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak habis pikir dengan kelakuan Woomi. Seharusnya pria yang menggoda wanita, tapi gadis itu menggoda pria terlebih dahulu.
"Kau tau? Kau itu memang benar-benar gadis ajaib." rutuk Baekhyun. Lalu kembali menjalankan mobilnya.
"Tidak usah merutuk seperti itu. Yang penting ini hari pertama kita kan?"
Baekhyun melirik Woomi. Namun tak urung diam-diam menahan senyumannya. "Terserahlah."
***
Baekhyun menghembuskan napasnya pelan. Melihat Choi Siwon sedang duduk di kursi rumah sakit.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Baekhyun.
Siwon mendongkak perlahan pada Baekhyun. Tadi Siwon datang ke apartemen Yerim, anaknya itu. Dan betapa terkejutnya dia menemukan Yerim yang sudah tergeletak di lantai tidak sadarkan diri.
Dan Baekhyun lah penyebabnya.
Siwon bangkit. "Apa yang kau katakan padanya sampai dia tertekan lalu kehilangan kesadarannya?"
Seketika Baekhyun teringat percakapannya dengan Yerim tadi siang.
"Sudah berapa kali kau tidur dengannya? Dan jika kau ingin terbebas dari perintah ayahmu untuk menikah denganku, kenapa kau tidak mengandung anak Chanyeol saja? Dengan begitu kau bisa menikah dengannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Destiny
Fanfiction[ON HOLD] Takdir yang mempertemukan Ahn Woomi dengan Byun Baekhyun yang bisa membuatnya jatuh cinta dengan mudah. Tapi ternyata takdir juga yang membuatnya harus menentukan dia akan tetap menyukai Byun Baekhyun atau tidak. Takdir itu menariknya ke d...