"Kim Kai! Kim Kai! Kim Kai!"
Para siswa perempuan menyoraki Kai yang sedang bertanding bermain basket. Di sekolah ini Kai adalah siswa laki-laki yang cukup populer, semua siswa perempuan tidak ada yang tidak menyukainya. Semuanya selalu terpikat oleh pesona lelaki tan itu.
Dan sekarang, melihat lelaki itu bermain basket dengan keringat yang membasahi pelipisnya, justru membuat ketampanan lelaki itu bertambah berkali-kali lipat di mata mereka.
"Kim Kai! Kim Kai! Kim Kai!"
Semuanya bersorak senang saat Kai berhasil memasukkan bola ke dalam ring. Kai sesaat menoleh ke arah mereka dan melayangkan senyuman kecil yang langsung membuat para siswa perempuan itu menjerit senang.
"Seandainya dia tidak punya kekasih, mungkin aku sudah menembaknya sekarang juga!"
"Tidak! Kalau aku akan langsung melamarnya!"
"Lihat saja, aku yakin sebentar lagi Woomi pasti akan bosan dan memutuskan Kai, dia kan memang tipe gadis seperti itu. Dan setelah Woomi memutuskannya, aku akan dengan senang hati menawarkan diriku untuk menjadi pacarnya!"
"Ngomong-ngomong dimana Woomi? Kenapa dia tidak menonton kekasihnya sendiri?"
Dan disinilah Woomi, tertidur di kelas sendiri dengan telinganya yang tersumpal earphone.
Dia tidak memperdulikan suara ribut dari arah lapang——para siswa perempuan yang memanggil-manggil nama kekasihnya. Sedari tadi dia tidur dengan tenang.
Tapi sepertinya ketenangan itu kini lenyap dan tidurnya harus terusik saat terus-menerus mendengar suara ponsel yang berbunyi cukup keras di dalam tas sekolah yang dia jadikan sebagai bantal.
Woomi perlahan membuka kelopak matanya, dia melepas earphone yang tersumpal di telinganya lalu mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya.
Ponsel siapa ini? Kenapa ada di tasnya?
Selama sesaat dia kebingungan sendiri sebelum akhirnya mendengus, ingat jika itu merupakan ponsel yang harus dia kembalikan pada seseorang. Karena kemarin kakaknya memaksanya——lebih tepatnya mengancamnya mati-matian.
"Woomi! Woomi!"
Perhatian Woomi teralih saat ada seseorang yang memanggilnya. Dia melihat salah satu teman sekelasnya berlarian ke arahnya.
"Ada apa?" tanya Woomi.
"Kau harus melihatnya! Pokoknya kau harus melihatnya! Ayo ikut denganku!"
"Apa yang harus aku lihat? Sebenarnya ada apa?" tanya Woomi bingung.
"Kau tau kan jika aku ini Woomi-Kai shipper garis keras, dan aku tidak rela melihat pemandangan itu!"
Belum sempat dia bersuara, temannya itu menarik tangannya, menyuruh dirinya untuk mengikuti teman kelasnya itu.
Woomi dibawa menuju lapangan, dia melihat banyak siswa perempuan berkumpul di lapangan seperti mengerubuni sesuatu.
Tak lama orang-orang itu menyisi seolah memberi jalan. Woomi melihat Kai dengan seorang siswa perempuan di gendongannya.
Gadis itu sepertinya tidak sadarkan diri.
Kai berhenti tepat di depannya saat menyadari keberadaannya, lelaki itu menatapnya sebentar lalu melangkah kembali membawa gadis itu menuju ruang UKS.
"Bagaimana perasaanmu setelah melihatnya? Kau kesal kan?" tanya temannya tadi.
Woomi melirik ke arah punggung Kai yang semakin menjauh lalu melihat ke arah temannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Destiny
Fanfiction[ON HOLD] Takdir yang mempertemukan Ahn Woomi dengan Byun Baekhyun yang bisa membuatnya jatuh cinta dengan mudah. Tapi ternyata takdir juga yang membuatnya harus menentukan dia akan tetap menyukai Byun Baekhyun atau tidak. Takdir itu menariknya ke d...