15 - Nightmare

5.6K 1.3K 473
                                    

"Ibu....ayah....aku takut."

"Oppa...aku takut. Disini gelap. Aku takut...."

"Bibi dan paman itu menyeramkan. Aku takut..."

Woomi bangun tersentak. Dengan cepat menyalakan lampu kamarnya yang semula gelap. Napasnya tersenggal-senggal serta peluh membajiri pelipisnya.

Mimpi apa itu?

Woomi melihat tempat yang gelap, sangat menyeramkan. Woomi tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di mimpinya. Yang jelas dia seperti melihat banyak pecahan kaca di tempat gelap itu.

Dan siapa yang ketakutan di mimpinya itu?

Woomi tersentak untuk kedua kalinya saat tiba-tiba ponselnya berbunyi. Dia menghembuskan napas, mengambil ponsel yang ada di atas nakas.

Chanyeol oppa calling's

"Halo?"

"Woomi...."

"Kenapa? Ada apa? Kenapa suaramu begitu?" tanya Woomi bingung.

"Ibuku......kecelakaan. Sekarang dia kritis."

"K...kau dimana? Kau sedang di rumah sakit? Rumah sakit mana? Aku akan kesana. Kirimkan alamat rumah sakitnya padaku."

Woomi segera bersiap. Dia berganti baju dengan cepat lalu segera pergi ke alamat rumah sakit yang Chanyeol kirimkan.

Dan saat Woomi sampai, dia melihat Chanyeol duduk sendirian di kursi rumah sakit sembari menutupi wajahnya.

"Chanyeol oppa..."

Chanyeol mendongkak. Matanya merah dan penuh air mata. "Ibuku kritis. Dokter bilang kemungkinan ibuku akan selamat, sangat kecil. aku tidak ingin kehilangan ibuku. Aku sudah kehilangan adikku yang hilang. Aku juga sudah kehilangan ayahku yang meninggal dua tahun yang lalu. Jika ibuku sampai ikut meninggalkanku.....aku akan menjadi yatim piatu."

Woomi duduk di samping Chanyeol dan segera memeluk pria itu. "Tidak. Ada aku, kau bilang sudah menganggapku adikmu. Masih ada aku, oppa. Dan juga ibumu pasti akan selamat. Dia akan baik-baik saja."

Suster keluar dari ruang UGD membuat Chanyeol dan Woomi langsung berdiri dan menghampiri suster itu.

"Bagaimana dengan keadaan ibuku?"

"Nyonya Hyemi terus menerus memanggil nama Chanyeol dan Yewon. Apa anda yang bernama Chanyeol?"

Chanyeol mengangguk. "Ya. Aku anaknya."

Suster itu beralih pada Woomi. "Dan Nona adalah Yewon?"

Woomi mengerjap lalu menggeleng pelan. "Bukan. Aku......bukan Yewon."

Chanyeol dan suster itu masuk ke ruang UGD, sementara Woomi diam dan menunggu di luar.

Woomi menatap sekali lagi ruang UGD itu. Dia berdiri dan mendekat ke ruang UGD. Melihat ibu Chanyeol yang sedang terbaring dari luar dan Chanyeol yang sedang menangis menggenggam tangan ibunya.

"Ibu. Aku mohon, bertahan. Demi diriku....," lirih Chanyeol.

"Chan....dimana....adikmu? Ibu...ingin bertemu dengannya sebelum ibu....tiada," kata Hyemi dengan susah payah.

"Tidak. Aku tidak akan mempertemukan Yewon dengan ibu jika ibu akan pergi setelah melihat Yewon. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi."

"Ibu harus bertahan. Jika bukan demi diriku. Ibu harus bertahan demi Yewon. Jika ibu ingin melihat Yewon, maka ibu harus bertahan. Aku janji akan mencarinya lagi dan membawanya padamu."

A DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang