Woomi langsung menghempaskan tubuhnya saat baru memasuki kamar. Dia kesal, benar-benar kesal.
Hubungannya dengan Kai tidak berakhir dengan cukup baik.
Lalu ibunya tidak jadi mengiriminya uang karena ayahnya melarang ibunya untuk terus memanjakannya dan mengirimi uang padanya yang boros. Padahal uang saku yang diberikan kakaknya waktu itu sudah habis. Uang terakhirnya tadi dia gunakan untuk pulang dengan naik bus.
Ditambah masalah test pack itu.
Woomi benar-benar benci kondisi dimana dia banyak pikiran seperti ini.
Dia ingin clubbing, ingin bersenang-senang dan tidak mau memikirkan hal apapun. Karena memikirkan banyak hal bukan gayanya sama sekali.
Woomi hampir terpejam jika saja suara ponselnya tidak membangunkannya. Woomi mengambil ponsel yang ada di sampingnya. Nama Sehun tertera disana.
"Halo..."
"Woomi? Kau menghubungiku tadi siang?"
"Ada apa? Ada yang kau ingin bicarakan denganku? Apa ada hal penting?"
"Aku tidak tau apa itu hal penting menurutmu, oppa. Tapi bagiku itu sangat penting. Itu menyangkut nyawaku."
"Apa begitu serius? Kalau begitu bagaimana jika besok kita bertemu?"
"Tidak, oppa. Sekarang saja. Kita bertemu di Cafe biasa."
"Baiklah."
***
Woomi memandangi Baekhyun yang duduk tak jauh dari tempatnya dan Sehun duduk. Baekhyun duduk di paling ujung Cafe dan seperti sibuk dengan kameranya.
Woomi beralih pada Sehun kembali. "Aku rasa aku hanya mengajak Sehun oppa yang bertemu denganku. Kenapa ada dia disini?"
"Aku memang sedang bersamanya. Tadi aku menemaninya membeli kamera. Dan karena kau mengajak bertemu, sekalian saja aku mengajaknya juga kesini."
"Kau serius bersahabat dengannya?" tanya Woomi.
Sehun mengangguk. "Memangnya kenapa?"
Woomi menatap Sehun cukup lama. "Kau tidak mungkin gay juga kan?"
Sehun mengernyit. "Yang benar saja. Kau tau sendiri aku ini playboy, penyuka wanita. Apa mungkin aku gay?"
Woomi segera mengenyahkan pikiran-pikiran anehnya. "Ah benar juga. Sangat tidak mungkin kau itu gay."
"Apa kau juga bersahabat dengan pria bernama Park Chanyeol?" tanya Woomi lagi.
Sehun mengangguk. "Ya. Dia sahabatku."
"Ya ampun! Kenapa sahabatmu gay semua?"
Sehun mengerjap. "Chanyeol hyung memang gay tapi Baekhyun hyung——"
"Ah sudahlah, jangan membicarakan kedua orang itu. Aku menemuimu bukan untuk membicarakan kedua orang itu."
"Baiklah." Sehun mengetuk-ngetuk meja dengan jari telunjuknya. "Jadi Woomi sayang, apa yang ingin kau bicarakan denganku yang katanya menyangkut nyawamu?"
Sehun menatap Woomi dengan serius. Gadis itu terlihat seperti ragu mengatakan sesuatu.
"Katakan saja Woomi, kenapa ragu-ragu begitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Destiny
Fanfiction[ON HOLD] Takdir yang mempertemukan Ahn Woomi dengan Byun Baekhyun yang bisa membuatnya jatuh cinta dengan mudah. Tapi ternyata takdir juga yang membuatnya harus menentukan dia akan tetap menyukai Byun Baekhyun atau tidak. Takdir itu menariknya ke d...