O1

4.7K 344 5
                                    

"hentikan kencan butamu itu" ucap haruto dengan menatap junkyu geram. tangannya mengepal, ingin memukul wajah junkyu yang terlihat biasa saja dan tidak berekspresi.

"apa masalahnya denganmu? bukankah kita sudah sepakat ingin menjalani hidup sesuai keinginan masing-masing?" junkyu berbicara dengan santai, membuat haruto ingin melayangkan tangannya ke pipi gembul wanita itu.

"kamu istriku! tentu saja aku tidak ingin kamu dekat dengan orang yang bah─"

"aku sangat kenal dengannya. jadi jangan mencoba-coba untuk menghalangiku kalau tidak mau diantara kita selesai" junkyu beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan haruto.

haruto tidak bisa duduk diam melihat junkyu yang hendak pergi begitu saja. ya, walaupun mereka hanya menikah karena dipaksa keinginan orangtua, tetap saja haruto bertanggung jawab sebagai suaminya, kan?

suami. jelas hubungan mereka berdua adalah sepasang suami istri. namun sang suami gemar keluar rumah mereka dan bermain dengan kekasihnya hingga pagi buta. sementara sang istri tidak menikmati hidupnya sama sekali.

diantara mereka tidak ada tertanam rasa saling mencintai, melainkan saling bertolak belakang. tidur tidak pernah diranjang yang sama dan mereka tidak pernah sarapan bersama.

jika kedua hal yang tidak mungkin itu terjadi, berarti salah satu dari mereka mulai merasakan sesuatu yang berbeda, dari sebelumnya. tapi itu semua tidak mungkin, karena kedua manusia itu mencintai seseorang yang tidak menjadi pendamping hidup mereka.

"aku akan melaporkanmu kepada bunda!" junkyu berhenti berjalan dan menoleh kebelakang, mendekat kearah haruto sambil menatap pria yang lebih tinggi daripadanya itu dengan tajam.

"kita sudah sepakat untuk saling menikmati hidup masing-masing! kenapa kamu selalu bersikap ingin menang sendiri?!" haruto terkekeh dan menatap junkyu remeh.

"aku? terserah padaku ingin melapor atau tidak? lagi pula kita tidak pernah sepakat untuk menyetujui melapor atau tidak, kan?" junkyu mengepalkan tangannya, ingin sekali menghantam wajah pria paling dibencinya ini sekali saja.

"tidak bisa! kamu menikmati malammu bersama wanita-wanita itu! aku juga ingin merasakannya!" tangan junkyu mendorong bahu haruto menjauh darinya, membuat haruto merasa semakin geram.

"TIDAK! TIDAK BOLEH!" haruto berteriak, ini pertama kalinya dalam hubungan mereka, haruto berteriak padanya. semakin merasa tidak adil, junkyu ikut berteriak melawan haruto.

"TERSERAH AKU! BUKAN HANYA KAMU YANG INGIN MENIKMATI HIDUP DENGAN ENAK! AKU JUGA INGIN MERASAKANNYA! BERKENCAN BUTA! AKU INGIN SEPERTI ITU JUGA! JADI URUSI HIDUPMU SENDIRI, JANGAN EGOIS!" junkyu kehabisan nafas untuk terus berteriak-teriak. setelah puas untuk mengeluarkan semua perasaannya, dia keluar melalui pintu depan dan membanting pintu itu dengan keras.

haruto terdiam melihat dan mendengar junkyu yang seperti kesetanan berteriak keras didepannya. apa selama ini dia terlalu egois? namun melihat junkyu yang terus tersenyum setiap hari, dia berpikir junkyu baik-baik saja.

namun yang lebih mengejutkan hatinya adalah, junkyu selama ini membencinya. dia tidak merasa bersalah atau tergerak hatinya untuk berubah. ah sial! semua pikiran yang menusuk masuk kedalam otaknya, membuatnya pusing.

haruto menganggap mereka sedang berkelahi dan ingin melampiaskan amarahnya kepada orang-orang lain. jenis manusia tanpa perasaan sepertinya, pasti akan menginjak kaki di neraka.

"apa hari ini kamu sibuk?"

to be continue!

twenty heavy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang