19

1.1K 113 0
                                    

hari sudah pagi, junkyu bangun dari tidurnya dan melihat haruto yang masih tertidur disampingnya. mengingat apa yang mereka lakukan tadi malam, membuat junkyu merasa sedikit canggung kepada haruto.

saat hendak berjalan, junkyu merasakan lubangnya sangat perih. sungguh, dia tidak bisa berjalan jika merasakan perih seperti ini. sungguh, junkyu ingin berteriak kepada haruto karena sudah membuatnya tidak bisa berjalan.

junkyu menoleh kearah haruto, mencoba membangunkan haruto. pria itu tidak membuka matanya sama sekali, bahkan dia hanya tidur dengan nyenyak.

terpaksa, junkyu harus berjalan dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang sudah pasti sangat lengket. saat dia mulai berjalan dari kasurnya, haruto menggeliat sambil melihat junkyu yang sedang menatapnya kesal.

"HEI BANGUN! AKU TIDAK BISA BERJALAN KARENA ULAHMU, TAU?!" teriak junkyu sambil melempar bantal kepada haruto yang mencoba melanjutkan tidurnya lagi.

"salah siapa menggoda duluan?" sungguhan, junkyu tidak bisa mehanan emosinya. dia memukul kepala haruto dengan bantal dan haruto hanya bisa meringis kesakitan karena dipukul junkyu.

"BANTU AKU BERJALAN, CEPAT!" haruto beranjak dari kasur, berjalan kearah junkyu dan menggendongnya ala bridal style, membawa junkyu ke kamar mandi.

"ingin mandi sendiri atau aku bantu mandikan?" tanya haruto sambil tersenyum jahil, detik itu juga junkyu menyiram haruto dengan air dingin dan mampu membuat haruto berlari keluar dari dalam kamar mandi.

"HEI, HARU! BANTU AKU MANDI!" setelah itu haruto masuk kedalam kamar mandi dan membantu junkyu membersihkan dirinya. haruto juga ikut mandi, membuat adegan tadi malam menjadi hampir terputar kembali.

"kalau mandi, ya mandi saja! jangan melakukan itu lagi! aku sungguh benci hubungan intim sep─"

"tapi kamu sendiri menikmatinya sampai ketiduran" ucap haruto sambil terkekeh melihat ekspresi wajah junkyu yang tadinya kesal menjadi malu.

"tidak mungkin aku seperti itu, dan kegiatan tadi malam itu yang memulainya itu kamu, tau?!" junkyu menunjuk haruto dengan jari telunjuknya dan raut wajahnya kembali kesal.

"lalu siapa yang menyentuh semua bagian wajahku tadi malam? tidak mungkin ada hantu di hotel ini, kan?" mendengar ucapan haruto, junkyu berjalan mendekat kearah haruto. dia merinding mendengar haruto yang mengucapkan kata 'hantu' itu.

"berhenti bicara! kamu sangat berisik" junkyu mengambil bathrobe di lemari dan keluar dari kamar mandk meninggalkan haruto sendirian.

"haruto, aku pergi duluan ke pantai ya? kamu harus menyusul nanti, kalau tidak aku akan pulang duluan!" teriak junkyu sambil menggantai pakaiannya.

"tidak takut sendirian?" tanya haruto yang masih berada di kamar mandi.

"APAAN SIH KAMU?! UNTUK APA AKU TAKUT?!" teriak junkyu kesal, pasalnya dia sedari tadi merinding karena ucapan haruto.

"baiklah, kalau begitu silahkan pergi. aku akan menyusul nanti" jawab haruto sambil terus melanjutkan kegiatan mandinya.

sementara junkyu, dia sudah siap untuk segera bermain bersama air dan melupakan kenyataan dia takut dengan 'hantu' yang disebut haruto tadi.

"untuk apalah aku pikirkan? lagi pula kalau benar-benar ada, aku harap mereka mengganggu haruto saja"

***

jihoon berjalan masuk kedalam kamar tamu, dia menatap hyunsuk miris. sedari tadi malam, hyunsuk terus menangis meminta maaf padanya. padahal jihoon tidak marah dan memaafkan kesalahan hyunsuk, walaupun dia sebenarnya sakit hati dan terluka.

"sukkie, ayo sarapan dulu?" hyunsuk yang sedari tadi menundukkan kepalanya tidak pantas menatap jihoon, kini berjalan keluar dari kamar tamu melewati jihoon yang sedang berdiri didepan pintu.

setelah itu mereka berdua duduk dimeja makan. hyunsuk merasa semakin bersalah kepada jihoon, kekasihnya itu membuatkannya sup pereda pengar dan bahkan disiapkan obat luka.

"tunggu apa lagi? ayo dimakan, aku membuatnya tadi subuh waktu kamu tidur, hehe" tawa dan senyum jihoon sangat manis, kenapa bisa hyunsuk berselingkuh dengan mashiho yang bahkan kalah manisnya?

"hyunsuk, aku tidak suka tingkahmu yang seperti ini. aku tidak akan memaafkanmu kalau tidak memakan sup yang kubuat!" ucap jihoon sambil menatap hyunsuk yang terus menundukkan kepalanya.

"lihat aku! ada apa, sih? aku sudah memaafkanmu! kenapa kamu jadi lemas seperti ini, sih?!" jihoon beranjak dari duduknya dan berjongkok dibawah hyunsuk, berusaha melihat wajah hyunsuk. namun hyunsuk memaling muka.

"baiklah, maafkan aku memaksamu untuk melihatku. tapi tolong, aku baik-baik saja dan aku sudah memaafkanmu, hyunsuk. tidak perlu dipikirkan lagi, ya? cukup sekali kamu melakukan kesalahan, aku tidak apa-apa. sekarang makanlah, aku menunggumu sampai selesai disini" setelah berbicara seperti itu, hyunsuk kembali menangis.

"maaf, maafkan aku jihoon.."

jihoon menarik hyunsuk kedalam pelukannya, bahkan menepuk pundak hyunsuk dengan pelan, berusaha membuat kekasihnya itu kembali tenang dan melupakan semua yang terjadi.

"aku takut.. kamu akan meninggalkanku atau meminta menyudahi hubungan kita.." hyunsuk terisak-isak, membuat jihoon ingin menangis tapi dia harus menahannya, karena cukup hyunsuk saja, dia jangan. "tapi kenapa kamu masih bertahan padaku? memberiku kesempatan- hiks? kenapa kamu sangat baik sampai membuatku semakin tidak layak memilikimu?!"

"sudah kubilang berulang kali padamu. kalau seseorang sudah sangat mencintaimu, dia akan terus mempertahankan hubungannya dengan orang yang dia cintai. walaupun ada banyak rintangan, dia berusaha untuk terus melewatinya dan pasti semua akan baik-baik saja setelah dia melewati semuanya" ucap jihoon menjelaskan kepada hyunsuk yang masih menangis namun mendengar ucapan jihoon.

"dan makanya itu, aku memberikan kesempatan padamu dan akan terus memaafkanmu supaya hubungan kita terus baik-baik saja. tapi kesempatan tidak akan pernah datang untuk kedua kalinya, jadi cukup sekali saja kamu membuat kita berdua sama-sama terluka, ya?" hyunsuk mengeratkan pelukannya, dia merasa bangga memiliki jihoon. hanya jihoon saja yang mencoba mempertahankan hubungan mereka, membuat hyunsuk semakin merasa dirinya paling bodoh disini.

"jihoon.. maafkan aku"

to be continue!

twenty heavy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang