17

1K 130 0
                                    

junkyu merebahkan dirinya diatas kasur setelah satu setengah jam mereka berada didalam mobil. bahkan sekarang camilannya sudah habis tidak bersisa.

"haru, ambilkan boneka milikku didalam koper putih itu!" perintah junkyu sambil menunjuk kearah kopernya yang besar. sebagai info saja, semua barang-barang junkyu, haruto sendiri yang membawanya.

katanya, takut junkyu kelelahan.

haruto mengambil boneka didalam koper junkyu dan melemperkannya kearah junkyu. kemudian wanita manis itu memeluk gemas boneka ditangannya.

"hei, tidak ingin bermain diluar, huh?" tanya haruto sambil menyusun pakaian-pakaian mereka didalam lemari yang cukup besar. ya, setidaknya muat untuk mereka tempati sampai tiga hari kedepan.

"diluar sangat panas, aku tidak mau kulitku terbakar karena matahari" tolak junkyu dan mendapat anggukan paham dari haruto. jadinya, haruto ikut junkyu yang memutuskan untuk tidur dikamar sampai jam makan malam.

"tidak bosan, hm?" haruto menduselkan kepalanya di leher junkyu, meletakkan kepalanya di pundak wanita itu sambil sesekali meniup daun telinganya.

"aku tidak pernah bosan kalau harus menonton drama aktor kesukaanku" ucap junkyu sambil fokus menonton drama di laptopnya, mengabaikan haruto yang menatapnya sedekat mungkin.

"kalau begitu aku keluar dulu. ingin menitip sesuatu?" junkyu yang tadinya fokus menonton, sekarang mengambil kertas didalam dompetnya, lalu diberikan kepada haruto.

"itu semua daftar makanan yang harus kamu beli. aku sangat lapar, cepatlah pergi dan bawakan semua makanan itu padaku!" perintah junkyu yang mendapat anggukan paham dari haruto.

entahlah, haruto sudah sangat mirip dengan budak cinta. justru dia melakukan semua ini untuk mendapatkan hati junkyu sepenuhnya, ya begitulah.

berlari keluar dari hotel dan mencari supermarket disekitar pantai, lalu menemukannya. untung saja pantai disini cukup dekat dengan kota, jadinya haruto tidak perlu membawa mobilnya, karena cukup melangkah menyebarangi jalan saja sudah sampai ditempat tujuan.

haruto menghela nafas lega, kemudian membuka pintu kaca transparan itu, lalu masuk sambil menyapu pandangannya kesegala arah. kemudian membuka kertas yang diberikan junkyu.

matanya terbelalak melihat semua daftar belanjaannya. apa junkyu benar-benar akan memakan semua ini? tapi apa perutnya tidak sakit? haruto bertanya-tanya didalam hati, karena dia juga ragu untuk membeli semua yang junkyu inginkan.

mulai dari kue kering hingga ramen instan. bagaimana cara junkyu memasaknya? tapi beberapa detik kemudian haruto ingat, hotel menyediakan dapur untuk pengunjungnya.

setelah selesai berbelanja, haruto berjalan dengan cepat kembali ke hotel dan tidak sabar melihat reaksi junkyu yang pastinya akan sangat bersemangat menunggunya.

ceklek

"kyu, ini─"

"astaga haruto? kamu benar-benar pergi membeli semua ini? aku minta maaf terlebih dahulu, karena aku salah memberikan kertas padamu" junkyu menundukkan kepalanya merasa bersalah, beberapa detik kemudian haruto meletakkan belanjaannya diatas kasur dan memeluk junkyu.

"tidak apa-apa, semua sudah terlanjur aku belikan untukmu. kalau tidak ing─"

"aku takut ini akan mubazir.. baiklah kalau begitu aku akan habiskan malam ini saja! terima kasih haruu, aku pergi kedapur dulu ya!" haruto terkekeh melihat tingkah junkyu. dia bahkan tidak bisa menahan betapa gemasnya dia dengan wanita manis itu.

***

"yoonbin! duduk disini!" jihoon melambaikan tangannya keatas, berharap yoonbin melihatnya. jelas saja, yoonbin langsung menghampirinya dan meletakkan kotak makan siangnya diatas meja jihoon.

"apa kabar, jihoon?" jihoon tersenyum tipis melihat yoonbin yang duduk didepannya sambil mencoba memasukkan sesendok suap nasi kedalam mulutnya.

"aku selalu baik, bagaimana denganmu?"

"kalau kamu baik, aku juga baik" ucap yoonbin dengan senyumannya yang lembut. jihoon menatap lekat pupil mata itu, tatapan yoonbin terlihat berbeda dari sebelumnya.

bahkan dia sendiri sadar, mereka berdua sebenarnya canggung namun memaksakan diri untuk terlihat akrab dan baik-baik saja.

"hei, apa kamu serius dengan ucapanmu yang kemarin?" tanya jihoon sambil melihat yoonbin serius. sementara pria didepannya ini terkekeh kecil.

"aku serius. tapi lupakan saja, aku sudah membuang perasaan itu dan mencari yang baru" jawab yoonbin dengan senyum manisnya. jihoon menghela nafas lega, setidaknya yoonbin sudah berhenti menyukainya.

walaupun sedikit sakit untuk tahu, yoonbin berpaling darinya. tapi tidak apa-apa, dia harusnya senang sekarang karena hyunsuk sudah menjadi miliknya.

"kamu sedang menyukai siapa, sekarang?" jihoon bertanya sambil menatap yoonbin serius, kemudian pria bermaga ha itu menyuruh jihoon untuk mendekatkan telinganya.

"aku sedang mendekati yedam"

to be continue!

twenty heavy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang