O8

1.2K 180 0
                                    

"hyun─ ada apa?" jihoon yang tadinya sangat antusias melihat yoonbin yang dia kira adalah hyunsuk, sekarang menjadi kembali dingin dan fokus kepada pekerjaannya.

"aku membawakan sarapan untukmu. ini aku buatkan sangat khusus untuk dirimu! aku bangun subuh untuk merebus sayur dan daging, aku menanak nasi dengan air yang tepat. tolong diterima dan dimakan, aku sudah berusaha membuatnya sangat sempurna, terima kasih" ucap yoonbin panjang lebar, membuat jihoon memiringkan kepalanya, bingung dengan apa yang baru saja yoonbin ucapkan.

"ak─"

"tolong.. kali ini saja. aku hanya ingin kamu merasakannya, setelah itu aku akan kembali kedalam ruanganku" yoonbin memohon dengan matanya yang berkaca-kaca, membuat jihoon menjadi iba dan menyicipi sedikit sarapan buatan tangan yoonbin.

saat merasakan masakan yoonbin, jihoon sangat menyukai rasanya. namun dia harus tetap terlihat biasa saja, dia malas meladeni yoonbin yang terlalu berisik.

"b-bagaimana rasanya?" tanya yoonbin gugup, tangannya pun dilipat mengartikan dia berdoa didalam hati. jihoon membuat ekspresi wajah biasa saja, membuat yoonbin kecewa dengan masakkannya.

yoonbin hendak meraih kotak sarapannya diatas meja jihoon, namun tangan jihoon menghentikannya. refleks hal itu membuat yoonbin bingung.

"aku ingin membuangnya" jihoon menggeleng dan menyuruh yoonbin keluar dari ruangannya. "tapi ekspresi wajahmu mengatakan masakkanku tidak enak" jihoon berusaha menyembunyikan rasa sukanya pada masakan yoonbin.

"memang rasanya tidak enak. tapi sayang sekali jika kamu buang. jadi aku akan menghabiskannya, lagi pula kamu sudah bekerja keras untuk membuat ini, kan?" ya! yoonbin pun langsung percaya padanya dan tersenyum sangat manis sampai matanya tidak terlihat.

"baiklah. kalau begitu aku akan kembali lagi kesini nanti siang! semangat jihoon!" yoonbin langsung keluar dari dalam ruangan jihoon dan menutup pintunya dengan rapat.

jihoon meraih kotak sarapan yoonbin dan melahap habis masakan yang dibuat yoonbin dengan sangat cepat. seperti orang yang sangat kelaparan, dia langsung bersendawa setelahnya.

tanpa dia sadari, yedam sedang memotretnya dari jendela pintu lalu terkekeh kecil. jika yoonbin melihat ini, dia pasti akan sangat senang. ya, setidaknya membuat pria itu menjadi sedikit lebih memiliki harapan untuk semakin mendekati jihoon.

***

junkyu sedang pusing memikirkan untuk mencoba mengajak haruto makan malam bersamanya. dia merasa sangat tidak begitu baik jika mengajak haruto secara tiba-tiba seperti ini.

lagi pula untuk apa dia mengajak haruto makan malam bersamanya? mereka tidak akan pernah akur, apalagi saling mencintai. tidak! apa yang sedang dia pikirkan sekarang?

gila sekali, padahal dia masih memiliki yoshi yang begitu setia, perhatian, dan lembut padanya. bagaimana bisa dia hampir menyukai haruto? sangat gila.

saat sedang berpikir dengan keras, tiba-tiba suara bel rumahnya berbunyi. junkyu takut-takut membuka pintu rumah, karena siapa tahu ada orang yang mengincarnya?

namun setalah mengintip melalui jendela didekat pintu, junkyu memasang wajah datarnya. dia melihat wonyoung, kekasih haruto yang menunggu dibukakan pintu.

ada apa dia datang kesini? dia kan tahu haruto jam segini sedang bekerja, dasar sialan.

junkyu terpaksa membuka pintu rumah, namun suasana hatinya mendadak buruk. melihat wanita itu langsung menerobos masuk tanpa disuruh.

bahkan wonyoung duduk di disofa seperti seorang tuan rumah. namun junkyu bingung, wonyoung kerumahnya untuk melihat haruto atau apa?

"hei, aku ingin bicara denganmu. duduklah, aku serius" junkyu berjalan dengan malas dan duduk di sofa panjang, setalah itu wonyoung mulai bercerita tentang hubungannya dan haruto.

"aku kesini untuk menjelaskan padamu tentang hubunganku dan haruto. kamu pasti sudah tahu hubunganku dengannya sudah berakhir, kan?" junkyu yang mendengar itu hanya berusaha bersikap biasa saja.

ingatkah, waktu itu saat dia sedang bertengkar dengan haruto, junkyu berteriak menebak hubungan haruto dan wonyoung sudah berakhir. hubungan itu pun benar-benar berakhir. dia tersenyum dalam hati, namun sedikit kasihan.

"aku baru saja tahu darimu. lanjutkan ceritanya" junkyu berusaha biasa saja dengan cerita wonyoung dan memperbaiki posisi duduknya menjadi lebih santai.

"waktu itu dia mengadu padaku jika kamu bertengkar dengannya. ya, hari itu adalah yang paling buruk dari hari-hariku biasanya. kami bertengkar hebat, bahkan sampai aku menghantamnya" ucap wonyoung yang ditanggapi dengan tatapan serius junkyu.

"jujur saja, aku tidak bisa melanjutkan hubunganku dengannya setelah dia menikah. namun dia terus memaksaku untuk tetap berada disampingnya. aku ingin menolak, tapi aku merasa kasihan padanya" jelas wonyoung. "apalagi saat tau dia membentak wanita, sepertimu yang aku tentu saja tau kamu wanita yang lembut dan penuh ceria.." suara wonyoung mengecil dan junkyu melihatnya, sorot mata wonyoung begitu serius menatapnya.

"jadi hari itu, dari pada aku selalu ada disampingnya, aku lebih memilih untuk berhenti menjadi kekasihnya. aku hanya tidak ingin kalian semakin bertengkar karena kehadiranku" junkyu menggeleng dan mendekati wonyoung, wanita itu hendak menangis.

"setelah aku mengakhiri hubunganku dengannya, aku merasa lega dan berharap kalian akan saling mencoba untuk mencintai satu sama lain. walaupun sangat sulit untuk mencintai orang yang baru saja kamu lihat" junkyu mengerti. disini wonyoung datang untuk membuatnya mencoba mengerti haruto.

"tapi tetap saja, disuatu pernikahan pasangan suami istri harus saling mencintai. jadi kumohon, berhenti bertengkar dan mulai hidup dengan tentram" junkyu menghela nafas berat, dia tidak bisa melakukannya karena yoshi masih menjadi kekasihnya yang akan selamanya sampai mati dia cintai.

"a-aku tidak tau aku akan mencintainya atau tidak. tapi aku akan mencoba, walaupun nantinya akan ga─"

"aku berharap padamu, tolong sangat-sangat mengerti haruto ya? dia bukan pria kasar dan dingin seperti yang kamu lihat. dia pria yang baik dan perhatian, namun dia sangat sulit untuk mencintai orang lain" junkyu mengangguk.

"baiklah, aku cukup menjelaskan sampai disini saja. terima kasih sudah mendengarkan ceritaku, aku akan mendoakan hubungan kalian terus membaik" wonyoung berpamitan pergi setelah banyak menjelaskan tentang haruto kepada junkyu.

sementara junkyu, dia semakin pusing karena harus memikirkan haruto terus sedari tadi pagi. jadi, akankah dia memulai untuk mencoba mencintai haruto?

to be continue!

twenty heavy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang