O7

1.2K 190 0
                                    

sebelum kejadian junkyu kembali kerumah.

"bagaimana? rasanya enak, tidak?" yoshi menunggu junkyu yang sedang mencicipi makanan buatannya dengan ekspresi seperti chef.

"ENAK!" teriak junkyu dengan senyum lebarnya. junkyu langsung memeluk yoshi yang terkekeh dan menyuruhnya kembali makan supaya tidak sakit.

"kyu, ajakkan kamu itu ta─"

"kamu masih memikirkan itu? aku minta maaf, aku tidak tahu aku bisa atau tidak menikah denganmu. tapi kalau bunda sama ayah tau, aku pasti akan memalukan martabat mereka" ucap junkyu dengan bibir yang di kerucutkan, matanya yang mulai ber-air. yoshi menarik junkyu kepelukannya dan membiarkan kekasihnya itu menangis.

"maaf aku tidak bisa menjadi kekasih yang baik.. hiks. aku mengecewakanmu, aku.. hiks─" yoshi mengusap pundak kekasihnya itu dengan lembut.

"tidak apa-apa. aku baik-baik saja selagi kamu masih berada disampingku, setia seperti saat ini. seharusnya aku yang minta maaf, tidak bisa membuat kamu bahagia" yoshi mengeratkan pelukannya disaat merasa junkyu semakin menangis.

"yoshi sayang sama junkyu, kan?" yoshi mengiyakan pertanyaan junkyu dan masih terus memeluk junkyu. dirasa junkyu sudah puas menangis, mereka kembali makan dengan tenang, namun saling menyuapi satu sama lain.

"aku padahal tidak suka sayur, tapi masakkan kamu kok bisa enak begini, sih?" yoshi terkekeh sambil mengelus rambut halus junkyu dengan gemas.

"kamu ada-ada saja. kalau tidak suka sayur, suruh aku yang buatkan saja, ya? makan nasi tanpa sayur itu bisa membuat kamu cepat sakit" junkyu mengangguk paham, namun terkesan menggemaskan dimata yoshi.

disela-sela mereka sedang bercanda satu sama lain, ponsel junkyu berdering dan pemilik ponsel itu langsung meraih ponselnya diatas meja.

melihat nama kontak yang menelponnya itu membuat suasana hatinya menjadi memburuk. ada apa lagi dengan pria itu? kenapa tidak pernah puas mengganggunya?

"apa la─"

"junkyu, pulang sekarang" junkyu mengepalkan tangannya erat mendengar haruto berucap seperti itu didalam telepon. junkyu melirik kearah yoshi dan meminta pertolongan, sementara yoshi menyuruhnya untuk mengatakan 'tidak' dan langsung disetujui junkyu.

"aku tidak bisa"

"KIM JUNKYU PULANG SEKARANG!" junkyu mendengar suara bundanya yang berteriak ditelepon. dia mulai merasakan takut yang luar biasa dan yoshi langsung memeluknya.

"yoshi.. aku takut" ucap junkyu dengan matanya yang berkaca-kaca. yoshi ingin menangis, namun dia harus tetap terlihat baik-baik saja didepan junkyu.

disini posisinya sebagai kekasih junkyu hanya untuk menenangi dan membuat junkyu bahagia. dia tidak ingin membagi kesedihannya kepada junkyu.

"tidak apa-apa. jangan takut, aku selalu disampingmu" bisik yoshi sambil menangkup wajah junkyu yang bergetar dan kembali memeluk kekasihnya itu erat.

"l-lepaskan! aku ingin pulang" yoshi terpaksa melepas pelukan itu dan melihat junkyu yang buru-buru mengemaskan barang-barangnya, namun tidak dengan kopernya.

"junkyu.." yoshi berjalan menuju pintu depan, melihat junkyu yang terburu-buru. sebelum kekasihnya itu pergi, yoshi memeluknya dengan erat dan mengecup bibir junkyu sebentar.

"kalau bunda sangat menekanmu, haruto melukaimu, kembali kesini. aku akan sangat menunggumu" ucap yoshi khawatir, setelah itu junkyu langsung pergi dengan buru-buru.

***

haruto keluar dari kamarnya dan melihat junkyu yang sedang tertidur dengan posisi kepala yang menyender pada tangan kanannya.

karena penasaran dengan keadaan junkyu, haruto mendekat kemeja ruang tengah untuk melihat keadaan istirnya itu. dia terkejut dengan banyaknya bekas luka ditangan junkyu.

ingin mengobatinya, namun dia berpikir memangnya untung baginya apa? haruto terus berpikir hingga mendapat solusi yang tepat. ya, membelikan salep dan meletakkannya diatas meja, setelah itu pergi bekerja. selesai.

haruto bersiap-siap mandi dan berganti pakaian. setelah itu dia langsung menuju toko serba ada didekat rumahnya dan membeli susu pisang, yang mungkin bonus?

jangan berpikir haruto membeli susu pisang itu sebagai tanda permintaan maafnya kepada junkyu. tapi itu hanya bonus, karena dia tidak memasak untuk sarapan.

saat sudah sampai dirumah, haruto meletakkan salep dan susu pisang itu didepan junkyu dan langsung pergi setelahnya. beberapa menit kemudian, junkyu terbangun dari tidurnya.

melihat salep dan susu pisang didepannya, membuatnya langsung berpikir padahal belum mengumpulkan jiwanya dengan penuh. namun yang dipikirkannya terlintas, haruto.

"dia? ahahah, tidak mungkin. untuk apa dia melakukan ini? dia bahkan melukaiku─" junkyu terdiam sejenak dan menjadi geli mendengar jawaban dari pikirannya.

"apa mungkin dia membelikan ini untuk minta maaf padaku? TIDAK! TIDAK!"

to be continue!

twenty heavy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang