1O

1.2K 152 0
                                    

junkyu's pov!

aku hanya ingin menahannya.

selama kami masih dalam hubungan seperti ini, aku tidak akan mengabaikannya atau bersikap kembali seperti kemarin. aku sadar, disini posisiku adalah seorang pendampingnya, walaupun belum tau banyak tentang dirinya.

tapi, mendapat rasa percaya dari wonyoung, membuatku yakin aku bisa membuat jalanku padanya menjadi lebih baik. aku harus bisa menghindari yoshi, demi kebaikan hubunganku dan haruto.

ya, aku membuat keputusan yang sangat berat untukku terima. tapi yoshi harus bisa mengerti keadaanku dan menerima semua kenyataan ini, kan? lagi pula aku tidak yakin akan jatuh cinta pada haruto.

aku dan dia, hanya ingin memperbaiki segalanya. yang rusak, akan kembali dibetulkan, dan hubungan kami akan terlihat baik-baik saja. aku akan tetap mencintai yoshi, dan dia akan berkencan atau kembali kepada wonyoung.

tapi, dia selalu membuatku goyah.

mendapat kasih sayang darinya, bukan hal yang biasa untukku. bukan maksudku menyukainya, tapi aku hanya merasa sesuatu yang seperti itu tidak menjadi kebiasaan untukku.

dan lebih buruknya lagi, aku hampir berpikir akan melakukan hal yang lebih lagi. aku tidak menyesal dengan keputusanku yang berusaha untuk mencintainya, tapi sejauh ini aku rasa cukup seperti ini saja.

tidak perlu mencintainya dan hanya perlu ada disampingnya. aku yakin kami akan kembali seperti dulu. menikmati hidup masing-masing dan akan bersikap lebih adil.

aku hanya perlu menunggunya, dimana kami berdua harus saling bisa mengerti satu sama lain.

"aku pulang!" aku mendengar suaranya yang menggema didepan pintu dan membuat pikiranku terbang kembali.

aku melihat makanan yang sudah kusiapkan diatas meja makan dan tersenyum, lalu berjalan menuju pintu depan dimana dia tersenyum dan memelukku dengan erat.

"uh, kamu pasti sangat lelah kan?" aku meraih tas kerjanya dan melepas dasinya. lalu menyuruhnya untuk segera mandi dan kami akan makan malam bersama.

sudah hampir seminggu kami akrab seperti ini. aku senang kami tidak bertengkar mulut seperti dulu, dan melihatnya yang terus tersenyum seperti itu, membuatku ikut senang melihatnya.

tapi tetap saja, aku terus mengingat yoshi. walaupun aku sudah memutuskan untuk tidak bertemu dengannya untuk beberapa waktu, dia setuju tapi aku terus membayangkannya.

rasa rindu, mungkin?

"cepatlah! aku sudah lapar!" aku berteriak dimeja makan sambil melihat haruto yang terkekeh dan berjalan mendekat kearahku.

"maaf membuatmu menunggu lama. ayo makan, setelah ini aku akan memberikanmu hadiah" ya, aku tau. hadiah itu hanya sebuah kecupan dikening.

***

jihoon's pov!

aku dan yoonbin. hah, lelah juga. sudah seminggu kami tidak saling menyapa. bahkan kalau-kalau dia melihatku, dia langsung menghindar.

"ada apa?" hanya pertanyaan itu yang terus terputar di benakku. aku ingin bertanya, tapi malu. lagi pula harusnya aku senang, dijauhi olehnya seperti ini.

ah ya, mengingat kejadian dimana hyunsuk bersama mashiho beberapa hari yang lalu, merusak semua pikiranku. aku tidak berbicara dengan hyunsuk lagi, juga menyuruhnya untuk tidak masuk kedalam ruanganku lagi.

sejauh ini, aku masih sangat membencinya. begini saja, siapa sih yang tidak sakit hati? bodohnya, aku masih terus menerus menunggunya meminta maaf padaku.

jelas. dia tidak akan minta maaf, karena tidak tau letak kesalahannya dimana? aku juga, sangat aneh belakangan ini. ingin menyendiri, tapi membutuhkan seseorang untuk menjadi sandaran. memang dasar, tidak jelas.

sekarang, mataku tertuju kepada layar komputer yang masih menyala. menampilkan sederet cerita hasil imajinasiku. aku bosan melihat angka pembaca yang semakin naik tiap menitnya.

aku mematikan komputer dan merapikan mejaku yang cukup berantakkan. mengambil tas kerjaku dan berjalan pelan menuju pintu. membukanya, lalu menutupnya.

melewati ruangan yoonbin, telingaku mendengar percakapan antaranya dan yedam, mungkin? aku penasaran dengan apa yang mereka bicarakan dan menempelkan telingaku di depan pintu.

"aku tidak yakin"

"kenapa tidak? dia pasti mengingat semua ucapannya padamu dimalam itu. lagi pula itu salahmu, kenapa kamu tidak berusaha membuatnya ingat dengan apa yang dia katakan padamu waktu itu? kalian berdua sama-sama aneh"

"jihoon! dia akan menjauhiku kalau aku mengatakan apa yang terjadi malam itu! aku tidak mau itu terjadi"

"astaga. apa disini hanya aku yang sadar kalau kalian tidak bicara selama satu minggu ini? menurutku, kamu bukan menjauhinya, tapi menghindarinya dan pasti akan melupakannya"

"tapi yedam, aku takut.. kamu tau kan jihoon itu seperti apa? aku juga tidak mau dia dan hyunsuk─"

aku mengerti.

yoonbin selama ini menghindariku dan menyembunyikan sesuatu yang sangat besar dibalik wajahnya yang selalu gugup dan ceria didepanku.

aku membuka pintu ruangannya dan mereka menoleh kearahku dengan wajah cengonya.

"katakan. apa yang terjadi malam itu? apa kalian sedang menyembunyikan sesuatu dariku? kenapa kalian melakukannya? apa aku sangat begitu seram sampai kalian takut mengatakannya?"

aku melihat wajah yoonbin yang mulai takut. hei! apa aku sangat menyeramkan?! aku pikir aku sangat manis, dasar.

"j-jihoon, aku keluar dulu. tanyakan pada yoonbin saja, dia paling tau semuanya" yedam berlari keluar dari dalam ruangan dan meninggalkanku bersama yoonbin sendirian.

aku menarik tangan yoonbin dan menyuruhnya duduk di sofa. aku berdiri didepannya, menatapnya dengan sangat serius. aku sangat penasaran, sampai jantungku tidak bisa berhenti berdetak cepat.

"ceritakan padaku, secara jujur" dia menoleh keatas, kami berkontak mata dan langsung mengalihkan pandangan kearah lain.

"a-aku ragu"

"ceritakan saja!" aku mulai kesal.

kemudian dia mulai menceritakan apa yang terjadi di malam itu. mulai dari aku yang menabraknya didepan pintu masuk, dia yang mengajakku untuk bercerita, aku yang mulai mabuk, dan─

"kamu memintaku untuk selalu bersamamu mulai dari saat itu"

to be continue!

twenty heavy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang