haruto baru saja pulang dari kerjanya. hari sudah sore, sebenarnya haruto masih harus bekerja sampai malam karena besok ada meeting penting antarperusahaan miliknya dan milik teman ayahnya.
namun apalah daya, dia sangat merindukan junkyu dan memilih untuk pulang lebih cepat karena ingin memeluk junkyu sampai besok pagi. tapi saat dia tiba di rumah, semua lampu dimatikan, kecuali lampu ruang tamu.
merasa buruk dengan keadaan dirumahnya, haruto mengecek keberadaan junkyu dari ponselnya. ya, dia menempelkan alat pendeteksi lokasi kemanapun junkyu pergi. alat itu sudah tertanam di dalam tulang junkyu, jadi tidak bisa di keluarkan kecuali dengan cara di operasi.
haruto melihat posisi junkyu yang sekarang berada tidak jauh dari rumah mereka. dengan cepat haruto bergegas menuju lokasi, namun sebelum itu dia menelpon beberapa asistennya untuk berjaga-jaga.
tapi ketika dilihat lagi, posisi tempat junkyu sekarang sangat aneh. ditengah hutan? untuk apa dia kesana? pikir haruto. ya, jadi rumah mereka itu dikelilingi oleh pohon-pohon rindang yang tinggi, tapi ada banyak rumah disekitar tempat tinggal haruto dan junkyu.
juga hutan yang tidak jauh dari tempat mereka tinggal, tapi hutan itu tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah setempat. kecuali, saat para pekerja pemotong kayu harus datang untuk memotong beberapa pohon yang sudah tua.
haruto mendapat telepon masuk dari asisten yang sangat dipercayainya, kim doyoung. dengan cepat haruto mengangkat panggilan masuk itu, lalu mendengar suara doyoung yang tergesa-gesa.
"b-bos, sekarang saya dan yang lainnya sudah sampai ditempat yang bos kirimkan. disini kondisinya sangat sepi, tapi ada sebuah bangunan tua berlantai lima"
"doyoung, kamu bisa dengar saya? sekarang kamu tunggu disitu, suruh enam orang masuk kedalam gedung, cek semua ruangan. kamu sama yang lain tunggu dimobil, saya sudah hampir sampai"
"baik bos"
haruto mematikan panggilan sepihak dan melajukan kecepatan mobilnya. dibelakang ada beberapa mobil asistennya yang sedang mengikuti haruto.
dalam kondisi ini, haruto yakin junkyu sedang tidak baik-baik saja. lalu untuk menjaga mereka terhindar dari luka dan lecet, haruto harus membawa banyak asistennya.
sementara asistennya yang sudah masuk kedalam gedung besar itu mencari junkyu disetiap ruangan, mereka selalu berjalan bersama. membawa pistol untuk berjaga-jaga, siapa tahu ada sesuatu yang mencurigakan? dan semua taktik itu adalah ajaran haruto. selalu waspada dan tetap berhati-hati adalah motto haruto.
mengulur waktu untuk terus berjalan sampai kelantai lima, mereka semua melihat junkyu yang sedang diikat dikursi. banyak bekas tamparan dipipi dan bibir pucat yang membengkak.
seorang asisten memotret keadaan junkyu dan setelah itu mengirimkan foto itu kepada doyoung, untuk diberikan kepada haruto. kemudian mereka melepas semua ikatan tali yang mengait di tangan dan kaki junkyu, setelah itu membawa wanita itu pergi dari gedung itu.
tepat setelah mereka sampai dilantai bawah, haruto sudah sampai juga. dia berlari dengan sangat cepat menghampiri junkyu dan mengambil alih junkyu yang di gendong oleh asistennya, lalu dipindahkan kepunggungnya.
"kerja bagus untuk kalian semua. ini untuk imbalan menemukan istri saya" haruto membawa amplop yang berisi masing-masing cukup banyak uang untuk mereka bagi-bagi.
"baiklah doyoung, suruh asahi mencari tahu siapa pelaku dibalik semua ini. setelah dapat pelakunya, beritahu saya secepatnya" doyoung mengangguk dan haruto pergi setelahnya.
***
jihoon menatap kosong komputer didepannya. dia hanya melamun dan memutar semua ucapan hyunsuk ditoilet tadi. kenapa dia merasa sangat bodoh? kenapa dia tidak mendengar penjelasan terlebih dahulu?
hingga suara pintu yang diketuk berulang kali, membuat jihoon sadar dari lamunannya dan berteriak nyaring menyuruh orang itu masuk. ya, itu adalah yoonbin.
dengan senyum gembiranya yang sebenarnya menyembunyikan sesuatu yang sangat menyakitkan, tapi dia harus tetap terlihat senang didepan jihoon.
"ada apa kesini?" tanya jihoon langsung ke intinya, membuat yoonbin cengengesan dan dihadiahkan tatapan kesal jihoon.
"aku hanya ingim melihatmu saja" ucap yoonbin dengan senyum manisnya. jihoon menghela nafas berat, lalu matanya kembali melihat komputer.
"jihoon, apa setelah hyunsuk mengatakan semuanya kamu akan kembali padanya?" jihoon mengalihkan pandangannya dari komputer, kembali melihat yoonbin yang kini menundukkan kepalanya, tidak berani melihat jihoon.
"mengatakan apa?" ulang jihoon dengan nada sediki ditinggikan. dia berpikir yoonbin tahu semuanya. tahu apa yang dia lihat di malam itu juga, tapi setelah mendapat jawaban yoonbin, dia mengumpat dirinya sendiri.
"aku mendengar kalian beradu mulut di toilet tadi. aku sebenarnya tidak bermaksud, tapi aku hanya merasa kamu harus menerima hyunsuk" jihoon menatap yoonbin serius.
"kenapa aku harus?"
"karena mungkin yang dia jelaskan padamu itu semuanya benar dan dia terlihat sangat menyukaimu" jihoon menghela nafas untuk kesekian kalinya. dia lelah, masalah hari ini sangat banyak.
"aku masih harus memikirkannya" yoonbin mengangguk, lalu berjalan menuju pintu depan, hendak keluar dari ruangan jihoon. walaupun dia menyukai jihoon, tapi dia harus bisa membuat jihoon bahagia dengan jalannya sendiri.
tidak apa-apa baginya untuk dimanfaatkan sebentar saja, tapi bisa merasakan berpakaian yang sama seperti jihoon, sudah bisa membuat perasaanya menjadi lebih baik dan senang.
"hei, ha yoonbin!" teriak jihoon sambil melihat yoonbin yang hendak berbalik melihatnya. "jangan menoleh kebelakang!" teriak jihoon lagi, membuat yoonbin kembali menghadap kedepan.
"terima kasih untuk hari ini," jihoon menjeda ucapannya dan, "dan... m-mari kita berteman baik!" yoonbin tersenyum dalam hatinya. ya, selama ini mereka hanya rekan kerja. tapi sekarang menjadi teman, tapi yoonbin menyukai jihoon.
"iya, ayo berteman baik"
to be continue!
KAMU SEDANG MEMBACA
twenty heavy [✓]
Fanfictionmereka yang dipaksa menikah, menjalin hubungan tanpa rasa apapun, dan sering bertengkar karena hal-hal kecil. hingga pada akhirnya rasa baru yang sulit diungkapkan itu pun terjadi diantara mereka. bxb, harukyu % sukhoon﹙gs﹚ little mature content