O4

1.5K 223 1
                                    

"kenapa? ayah menjualku pada mereka? ibu dan ayah tau aku punya yoshi, kan? kenapa kalian seenaknya saja menikahkanku dengan orang asing?" junkyu tidak tahan lagi. dia emosi, terbawa suasana, dan sakit hati.

bagaimana bisa orangtuanya dengan mendadak seperti ini, menikahkannya tanpa persetujuan yang pasti? sungguh menyebalkan, dia bahkan tidak tahu bagaimana hubungannya dan yoshi setelah pernikahan konyol ini benar-benar terjadi.

"junkyu tolong dengarkan kita dulu" rosé menenangkan junkyu dan menyuruh anak perempuannya itu kembali duduk di kursi. kemudian ayahnya pun kembali berbicara, menjelaskan dengan detail semua rencana mereka.

"sebenarnya ayah tidak setuju akan pernikahan ini. tapi ini semua terpaksa, juga perusahaan ayah terancam bangkrut. untungnya teman ayah, mengulurkan tangan membantu. tapi ada syaratnya, kamu harus menikah dengan anaknya sebagai jaminan" junkyu tersenyum kecut. kenapa harus dia? lalu kenapa tidak bangkrut saja? apa hidup miskin itu dosa?

"kalian berdua menjualku pada mereka. dasar kalian penjahat!" junkyu berlari menuju kamarnya, membanting pintu kamarnya sekeras mungkin. dia menangis dibelakang pintu, apa yang akan terjadi dihari esok? dia berharap mati damai hari ini juga.

sementara haruto, dia baru saja pulang dari sekolahnya dan orangtuanya memanggilnya untuk turun, mendengarkan penjelasan akan terjadinya pernikahan.

haruto menolak, namun ayahnya mengancam. dia tidak akan pernah merasakan nyamannya dilayani pembantu, memiliki mobil mewah, dan semua yang serba nyaman.

karena terpaksa, dia pun setuju. haruto benci hidup tersiksa, dia tidak bisa hidup jika keinginannya tidak terpenuhi. lagi pula hanya menikah, itu tidak masalah baginya. selagi masih bisa berhubungan dengan wonyoung, kebahagiaannya belum pergi.

***

"mau kemana?" haruto menatap junkyu sinis dari dapur. junkyu yang berpakaian rapi, merias wajahnya tipis, dan juga koper kecil di genggamannya.

haruto yang bertanya seperti itu tidak mendapat respon dari junkyu dan wanita itu mengabaikannya. haruto merasa semakin kesal. lantaran dirinya tidak ingin kalah dua kali. dia harus bisa melawan junkyu, menarik wanita itu kedalam jerat sengsara sepertinya agar semua sama rata.

junkyu hendak membuka pintu rumah, namun haruto sudah bergegas menarik tangannya. junkyu yang mengira pagi hari ini semuanya akan baik-baik saja seperti keinginannya, ternyata tidak. dia sudah menebak haruto akan menganggunya.

haruto menarik koper junkyu, berusaha membuat wanita itu merasa marah. lalu menanyakan pertanyaan yang sama kepada junkyu, namun kali ini sedikit ditekan.

"aku bertanya padamu, mau ke-ma-na?" junkyu berdecak, kali ini suasana hatinya sangat kesal dan geram. paginya yang dikira akan baik-baik saja, ternyata begini jadinya.

"bukan urusanmu" jawab junkyu dingin, kemudian menarik kopernya dari tangan haruto dengan kasar, lalu hendak pergi.

drak!

"bukan urusanku? sudah berapa kali ku katakan kamu istirku! jelas aku harus tau kemana kamu akan pergi dan apa yang akan kamu lakukan diluar sana!" haruto membentak junkyu, membuat wanita itu mendadak melemah.

junkyu tidak ingin usahanya gagal sampai disini. dia ingin mendobrak haruto, setelah itu dia bisa berlari kepada yoshi.

"kenapa? kamu lelah dengan pacarmu itu? apa kalian putus? lalu kamu menggangguku, membuatku ingin menderita sepertimu. iya kan?" haruto menatap junkyu dalam.

"aku tidak pernah menganggumu. bahkan awalnya kita setuju dengan keputusan kalau kita akan hidup sesuai keinginan masing-masing. tidak melapor kepada orangtua dan tidak mengurusi urusan pribadi masing-masing. tapi kenapa kamu selalu bersikap ingin menang sendiri?" junkyu ingin menangis. dia muak dengan pernikahan ini. andai semua ini tidak terjadi padanya, bahkan tidak bertemu dengan pria bajingan ini.

dia merasa hidupnya sudah tidak bergairah. melakukan apapun rasanya selalu hampa. dia tidak bisa merasakan kencan bersama orang-orang yang dia suka. rasanya sangat menyakitkan.

"sudahlah. tidak berguna bicara seperti itu padamu. kamu sungguh egois, sialan" junkyu melewati haruto yang berdiri didepan pintu dan menarik kopernya, segera keluar dari dalam rumah penuh penderitaan.

"tunggu" junkyu benci mendengarkannya, namun kakinya berhenti begitu saja. telinganya terpasang untuk mendengar apa yang akan haruto katakan.

"bagaimana jika kita sudahi saja?"

to be continue!

twenty heavy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang