15

1K 136 0
                                    

junkyu bangun dari tidurnya, dia melihat haruto yang sedang tidur disampingnya. senyum tipis mengembang diwajahnya dan tangannya dengan lembut mengelus surai haruto.

karena perilakunya itu, haruto bangun dari tidurnya dan menatap junkyu dalam. keduanya saling menatapi satu sama lain, sampai mereka merasa harus berhenti.

"hari ini kamu masuk kerja?" junkyu beranjak dari atas kasur, berjalan menuju ruang pakaian. haruto mengikutinya dari belakang, karena masih khawatir dengan keadaan junkyu yang kurang baik.

"hari ini teman ayah mengadakan meeting untuk bekerja sama dengan perusahaanku. tapi aku akan membatalkannya hari ini" junkyu yang sedang sibuk memilih pakaian kerja haruto, sekarang menatap pria itu serius.

"jangan khawatirkan aku. hari ini aku tidak akan kemana-mana, aku janji" haruto menggeleng dan menarik junkyu kepelukannya. untuk kedua kalinya mereka berpelukan seperti ini setelah malam dimana mereka mulai untuk mencoba saling mencintai.

"kalau begitu, bagaimana kalau kita berbulan madu di pantai saja?" junkyu yang mendengar ucapan haruto membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang baru saja haruto katakan.

dengan cepat dia melepas pelukannya dengan haruto, lalu berjalan keluar dari ruang pakaian. haruto terkekeh kecil melihat tingkah junkyu, pasti dia sangat malu sekarang. tapi haruto akan terus mencoba sampai junkyu mengiyakan dan mereka benar-benar akan pergi berbulan madu.

"ayolah.. bunda sama mama mau punya cucu, apa kamu tidak kasihan melihat bunda dan mama yang menunggu anak kita?" ucap haruto sambil mengelus perut datar junkyu.

"apa-apaan kamu ini? sekarang masih pagi, cepatlah pergi bekerja!" ucap junkyu sambil menempiskan tangan haruto dari perutnya, kemudian berjalan keluar dari kamar dan pergi ke dapur.

"hei, sudah kubilang aku membatalkan meeting hari ini dan akan pergi ke pantai bersamamu!" ucap haruto sambil mengikuti junkyu yang jalannya sangat cepat.

"tapi aku menolaknya!" teriak junkyu kesal, sementara haruto terus memaksanya sampai telepon rumah berbunyi dan kedua pasangan itu sama-sama menghampiri suara telepon itu berasal.

"halo?"

"haruto, bunda sudah siapkan kamar hotel untuk kalian liburan sampai tiga hari kedepan. sudah siapkan semua barang kalian untuk pergi?" itu suara rosé. wanita itu menelpon dipagi hari untuk memastikan haruto dan junkyu sudah siap untuk pergi berbulan madu.

"a-ah, bun─"

"bunda, ini junkyu. kenapa bunda merencanakan sesuatu yang belum aku setujui? apa bunda tau aku masih─"

"bunda ingin cucu, bukan alasanmu. pokoknya bunda tidak mau tau, tiga hari kalian akan habiskan di pantai! kalau kamu mengelak, bunda akan memastikan yoshi tidak akan pernah kamu lihat lagi!"

"halo? bunda? bunda!" junkyu berteriak frustasi. dia benar-benar membenci situasi seperti ini. dimana dia yang masih penat memikirkan hal kemarin, harus memaksakan diri untuk berlibur bersama haruto.

"jadi, bagaimana?" haruto yang sedari tadi hanya diam melihat junkyu, sekarang dia mulai membuka suara alih-alih ingin mendengar jawaban junkyu.

"karena bunda memaksaku, jadi─" haruto memotong pembicaraan junkyu dan menarik tangan junkyu menuju ruang pakaian.

"baiklah, kalau begitu ayo kita siap-siap!"

***

jihoon dan hyunsuk sekarang sedang berada di taman bermain. mereka menyapu pandangan kesekeliling, betapa senangnya hyunsuk bisa mewujudkan keinginannya mengajak jihoon berjalan-jalan di tempat ini.

"kita naik wahana itu dulu, mau?" jihoon menggeleng dan menunjuk sebuah stan penjual permen kapas di dekat mereka. hyunsuk yang melihat arah jihoon menunjuk, langsung menarik tangan jihoon mengikutinya.

mereka menghabiskan waktu libur kerja mereka untuk menikmati makanan manis di taman bermain, melihat pertunjukkan, menaiki semua jenis wahana dan berakhir menaiki wahana putar.

jihoon melihat keluar jendela, sekarang mereka sudah berada diposisi paling atas dari bagian wahana. hyunsuk yang melihat jihoon yang mulai takut, memeluk jihoon erat.

"jangan takut, hm? aku disini" jihoon membalas memeluk hyunsuk. mereka duduk dengan posisi yang sangat dekat sampai jihoon bisa merasakan helaan nafas hyunsuk.

"jihoon" panggil hyunsuk pelan.

"iya? kenapa hyunsuk?"

"aku menyukaimu" jihoon tersipu malu. dia sendiri tahu hyunsuk menyukainya, begitu juga dengan dirinya. mereka ini sudah saling suka, tapi hubungannya tidak jelas.

tapi mendengar hyunsuk berbicara seperti ini padanya, membuat dia teringat yoonbin lagi. melihat sorot mata yoonbin saat mengungkapkan perasaanya waktu itu, membuat jihoon lagi-lagi terbenam pada pikirannya.

"bagaimana kalau dia sakit hati?" gumam jihoon yang bisa didengar hyunsuk dengan sangat jelas.

"siapa yang sakit hati?"

"tidak. aku hanya memikirkan ceritaku saja, pemeran pria kedua yang ada diceritaku itu sangat menyedihkan, kurasa" hyunsuk mengangguk paham dan mereka kembali hening.

dan malam ini berakhir begitu saja. hyunsuk yang mengantarkan jihoon pulang dan kemudian jihoon yang terus memikirkan yoonbin entah sampai kapan?

"apa aku harus membalas perasaannya? tapi bagaimana dengan hyunsuk?"

to be continue!

twenty heavy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang