Hyunjae terkejut dan menarik tangannya dengan kuat seraya membuka mata saat mendapati aura panas serta hembusan nafas hangat di tangannya.
Anak itu mengerutkan kening, mencoba menghilangkan pusing yang tiba-tiba datang. Selanjutnya ia melirik ke arah sumber panas tadi, berpapasan dengan Younghoon yang terlihat bekerjap kaget karena tarikan tangan Hyunjae barusan.
Ternyata Younghoon tertidur di atas lengan Hyunjae dan tangannya masih menggenggam jemari anak itu. Hawa panas tadi terasa dari hembusan nafasnya. Hyunjae pun dapat merasakan suhu tinggi dari tagan serta kening Younghoon.
"Sedang apa kau di sini?" Hyunjae berseru ketus ketika tiba-tiba Younghoon menunduk, memejam mata kuat-kuat. Hyunjae pikir pasti anak itu sedang merasa pusing karena bangun dengan terkejut.
Hyunjae meraba keningnya. Ternyata ada handuk kecil di sana.
"Kau gila! Mengompresku semalaman suntuk! Bagaimana jika aku jadi pusing?" Hyunjae melempar kompresan tersebut ke lantai bersamaan dengan Younghoon yang sudah membuka matanya perlahan-lahan, masih disertai kerutan di kening.
"Ma-maafkan aku."
Hyunjae menelan salivanya. Sebenernya ia tidak bermaksud marah seperti ini. Anak itu justru terharu dengan perbuatan Younghoon. Ia dapat merasakan beberapa kali saat kompresnya diganti tadi malam. Ia juga merasakan telapak tangannya dipijat. Ketika itu, Hyunjae ingin berterimakasih langsung, tapi ia terlalu tak kuasa. Namun kini, saat sudah sadar dan mampu berucap, justru yang keluar dari mulutnya hanyalah sesuatu yang melukai Younghoon.
"I-ini jam berapa?" Younghoon tiba-tiba berdiri untuk melihat jam. Ia takut kesiangan sedangkan Hyunjae tidak boleh telat makan. Namun Younghoon terlihat agak sedikit terhuyung dan berpegang pada tepi ranjang.
"Kenapa kau tidur di sini? Kenapa tidak tidur di kamarmu dan kenakan selimut? Kau juga kehujanan, bodoh!" Hyunjae berseru seraya memalingkan wajah.
Younghoon membuka matanya. Ia tak segera merespon ocehan Hyunjae. Anak itu melihat jam. Ternyata sekarang justru masih sangat pagi. Ia menghembuskan nafas, bersyukur.
"Kau sedang sakit. Aku harus bagaimana? Aku takut jika kau membutuhkan sesuatu atau terjadi sesatu padamu tapi tidak ada siapapun di sampingmu." Younghoon berseru tenang seraya berdiri menuangkan air putih ke dalam gelas. "Minumlah dulu. Kubuatkan makan sehabis ini."
Hyunjae diam. Tidak menerima gelas pemberian temannya itu.
"Untuk apa menjagaku. Memangnya apa yang akan kau lakukan? Bodoh."
Hyunjae memalingkan wajahnya lagi.
"Apapun akan kulakukan untukmu."
Mata Hyunjae terasa panas sepersekon kemudian. Ia kembali menelan saliva dengan susah.
Kalimat itu ... Adalah kalimat yang sejak kecil Younghoon selalu ucapkan kepadanya. Apalagi tatkala Hyunjae dalam masa-masa susah. Dan itu adalah kalimat yang pertamakali anak itu sampaikan saat mereka bertemu.
"Minumlah ... Setelah itu tolong makan meski sedikit saja."
Younghoon meletakkan gelas ke atas nakas yang sejak tadi diabaikan oleh Hyunjae, dan segera melangkahkan kaki keluar kamar.
***
Apakah kita bisa seperti dulu lagi?
- Younghoon
KAMU SEDANG MEMBACA
No Air - Say Something [ON GOING]
FanfictionYounghoon & Hyunjae tidak menyadari bahwa pertemuan kedua(kali)nya akan membawa perubahan dalam kehidupan mereka "Mengapa semesta senang sekali bersendagurau dengan kita?" - Note : cerita ini masih sangat mentah, sehingga belum dipromosikan sama sek...