6. Gusar

211 32 1
                                    


Hyunjae menghela nafas gusar. 

Ini hari pertama ia resmi mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah barunya, namun ternyata anak-anak sekelasnya sama sekali tak bersahabat. Mereka sangat berisik. Sebagian besar dari mereka sangat nakal, tak menghargai guru, suka menggosip, dan seperti tak ada yang niat belajar sama sekali selain beberapa orang termasuk dirinya dan Younghoon.

Bahkan, saking kacaunya kelas ini, pemilihan ketua kelas pun belum terlaksana. Mereka butuh waktu untuk melihat siapa yang pantas dan dapat menghandle kelas tersebut. Dan hal ini cukup membuat Hyunjae pusing. Ditambah, sedari pagi telinganya tak berhenti mendengar kekaguman anak-anak sekolah akan ketampanan dirinya dan Younghoon. Hyunjae bahkan sempat ingin mengumpat. Apakah mereka tak pernah melihat orang tampan? Ataukah dirinya saja yang tak menyadari bahwa ia dan Younghoon memang setampan itu?

"Aish," Hyunjae berdiri dari bangku. Ia sudah tak kuasa mendengar keramaian kelas yang tak karuan. Niat hati ingin mengajak Younghoon ke kantin sekolah, tapi bisa-bisanya anak itu langsung tertidur selepas guru meninggalkan kelas.

Anak itu memilih bangku tengah paling depan, tapi tak tahu malu memilih tidur langsung ketika istirahat tiba? Hyunjae sempat ingin membangunkan Younghoon secara paksa, tapi ia tak sampai hati saat merasa hawa panas terpancar dari tubuh anak itu. Peluh pun bercucuran terus menerus dari pelipisnya. 

Hyunjae mengusap wajahnya kasar seraya membatin. Sialan, Anak itu belum sembuh juga ternyata.

Akhirnya dengan berat hati, ia pun melangkah keluar kelas seorang diri seraya mendengar bisikan-bisikan para gadis remaja di kelas tersebut yang membuatnya muak.

"Lihatlah, Younghoon sangat tampan meski sedang tertidur sekalipun."

"Omo,"

"Dia bahkan tak perlu berusaha keras untuk terlihat tampan."

Hyunjae berdecih kesal, "Shit."


***


"Hyung, kau kenapa sih dari tadi masam sekali wajahnya." Seorang laki-laki bernama Juyeon melahap humberger miliknya seraya menatap Hyunjae dengan seksama. 

Hyunjae mengusak-usak rambutnya dan kemudian meminum cola. "Tidak apa."

"Hyung, tidak apa dari seseorang yang terlihat emosi itu biasanya kebalikannya kan yah?" Juyeon bertanya pada Jacob dengan nada polos. Jacob yang sedang fokus menumpahkan saos ke hotdog miliknya hanya menjawab dengan anggukan.

"Diamlah Juyeon." Hyunjae berseru jengah kepada adik sepupunya itu. Meski umurnya lebih muda beberapa bulan, tapi Juyeon sekolah satu angkatan dengan Hyunjae.

Jacob tiba-tiba tertawa mendengar Hyunjae berbicara seperti itu. Juyeon pun mengangguk-angguk sebagai respon.

"Dari tadi kau dan Younghoon benar-benar tak henti jadi pembicaraan anak-anak." Jacob mulai bersuara seraya masih fokus menjejal hotdognya.

"Ah iya, itu benar." Juyeon bergumam.

"Menggusarkan." Hyunjae menyandarkan diri di bangku kantin seraya melipat kedua tangannya. Ia terlihat emosi namun tak memiliki tenaga untuk melampiaskannya.

"Tapi sepertinya lebih banyak yang membicarakan Younghoon." Jacob berseru menatap Hyunjae dengan senyuman jahil seraya mulai memasukkan hotdog ke mulutnya. 

Hyunjae menatap Jacob dengan garang.

"Mereka bilang Younghoon benar-benar definisi seornag pangeran. Younghoon sangat sopan. Younghoon sangat baik -"

"Diam."

"Ah itu benar, mereka bilang Younghoon hyung terlihat seperti murid teladan ..." Juyeon melanjutkan ucapan Jacob yang diberhentikan oleh Hyunjae.

"Kubilang diam." dengan nada dingin, Hyunjae memperingati Juyeon yang tak menyadari keadaan sedang berubah suasana.

"Younghon hyung memang baik," Juyeon tetap asyik melanjutkan ucapannya seraya mengunyah humberger dengan serius. Ia tidak menatap wajah Hyunjae yang terlihat sudah ingin menerkamnya.

Jacob tertawa memecah suasana.

"Kau ini kenapa sih Jae? Kau benar-benar berubah. Tidak seperti Hyunjae yang baik dahulu kala."

"Ah iya itu benar." Juyeon merespon dengan cepat seperti tak berpikir sama sekali.

"Lee Juyeon?!" Hyunjae menyeru dengan dingin.

Menyadari keadaan sedang tidak baik untuk dibuat bercanda, Juyeon pun salah tingkah dan bingung mendapati kakak sepupunya terlihat akan meledak saat itu juga.

"Ma-maaf hyung. Habis, kau ini memang menyeramkan sekali sekarang." bukan Juyeon namanya jika tidak mengucapkan hal-hal yang tak ia sadari justru menimbulkan masalah baru.

"Dahulu kala dahulu kala. Seakan-akan sudah lama sekali aku seperti ini." Hyunjae menyeruput cola-nya lagi untuk menenangkan diri. Ia tak sampai hati memarahi seorang dengan hati malaikat seperti Jacob.

"Hihi. Maaf. Tapi kau ini memang tidak seperti dulu Hyunjae. Kau dulu sangat penyabar. Periang. Baik. Jarang mengumpat. Dan yang jelas ..."

Hyunjae melirik wajah Jacob yang terlihat ragu melanjutkan ucapannya.

"Baik pada Younghoon ..."









***   

No Air - Say Something [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang