Younghoon memperhatikan Hyunjae hingga batang hidungnya menghilang dari pandangan matanya. Sudah seminggu anak itu bertingkah dengan sikap yng tak bisa Younghoon deskripsikan.
Kembali seperti dulu? Tidak sama sekali. Bersikap seperti kemarin sebelum ia sakit? Tidak juga.
Otak Younghoon benar-benar serasa diliputi tanda tanya. Akhir-akhir ini, Hyunjae tidak banyak berbicara dengannya. Membiarkan ia tertidur selama perjalanan menuju sekeolah sejak menaiki mobil --saat dirinya masih belum pulih betul--. Anak itu juga tak memaksanya untuk pergi menemani ke kantin, ke mall dan sebagainya. Ia juga tak meminta Younghoon untuk menyiapkan ini itu setelah pulang dari sekolah. Bahkan yang lebih aneh lagi, Hyunjae sempat beberapa kali bersikap seolah ingin memberi perhatian padanya tapi dengan cara tersirat.
"Younghoon buatkan teh hangat!"
"Ini terlalu manis, yang benar saja! Aku jadi tidak mood lagi. Buatmu saja." lalu pergi meninggalkan Younghoon di ruang tengah begitu saja seraya berteriak, "Segera istirahat setelah ini. Tidak usah lakukan pekerjaan rumah apapun. Makan malam dan langsung tidur."
Di hari lainnya,
"Younghoon, aku ingin madu hangat!"
"Ini terlalu panas! Ah aku jadi malas! Habiskan saja sendiri!" kemudian berlalu dengan wajah masamnya namun tak lupa berteriak, "Habis ini makan malam dan segera istirahat!"
Younghoon tersenyum. Di satu sisi ia bersyukur, dengan sikap Hyunjae yang seperti itu, ia bisa memiliki sedikit lebih banyak waktu untuk beristirahat, memulihkan dirinya. Hingga demamnya yang sangat tinggi berangsur-angsur membaik.
Selain sikap Hyunjae belakangan ini, Younghoon juga sangat bersyukur karena kedua orangtua Hyunjae tidak ada di rumah sekitar satu minggu lebih disebabkan pekerjaan mereka. Hal ini sungguh memudahkan Younghoon untuk bisa beristirahat lebih meski hingga sekarang ia masih demam.
Tapi di sisi lain ia takut akan sikap cuek anak itu. Seperti sekarang ini, Hyunjae kembali keluar kelas tanpa mengucapkan sepatah katapun padanya.
"Younghoon? Bisa kau lanjutkan penjelasanmu?" Tiba-tiba suara seorang wanita menginterupsi atensinya. Nayoung dan kawan-kawannya sedang menunggu respon Younghoon. Mereka sedang meminta diajarkan mata pelajaran matematika, karena mereka belum mengerjakan pekerjaan rumah materi tersebut yang sebentar lagi akan tiba waktu pelajarannya.
"Ah? I-iya. Maafkan aku."
Younghoon mengerjap-ngerjapkan kedua matanya, membuat para gadis di sekitarnya tersenyum manis.
- No Air -
"Ada apa lagi Hyunjae hyungku tersayang?" suara Juyeon terdengar menyapa kehadiran Hyunjae di bangku kantin sehabis dari kamar mandi. Senyumnya terlihat tidak tulus, seperti sedang menjahili Hyunjae yang datang dengan muka masam.
"Younghoon lagi?" Jacob tertawa seraya menyeruput jus mangganya.
Hyunjae menggebrak meja menghela nafas berat.
"Anak-anak kelasku sepertinya keserupan."
"Kenapa begitu?"
Belum sempat Hyunjae membalas, tiba-tiba suara ocehan para gadis yang baru memasuki kantin mendominasi pendengaran tiga pemuda tersebut.
"Sadar tidak? Ketika Younghoon termenung tadi, ia sangat tampan."
"Jinjja. Aku setuju."
"Apalagi ketika tadi ia terkejut,"
KAMU SEDANG MEMBACA
No Air - Say Something [ON GOING]
FanfictionYounghoon & Hyunjae tidak menyadari bahwa pertemuan kedua(kali)nya akan membawa perubahan dalam kehidupan mereka "Mengapa semesta senang sekali bersendagurau dengan kita?" - Note : cerita ini masih sangat mentah, sehingga belum dipromosikan sama sek...