9. Tsundere

252 36 0
                                    


BRAKKKK!








Seorang wanita tua terpental jauh setelah tertabrak mobil sedan putih yang ditumpangi Hyunjae saat itu.

Mimpi tadi sukses membangunkan Hyunjae dengan nafas terengah-engah. Lagi-lagi mimpi buruk itu.

Hyunjae menyibak surai hitam kelamnya ke belakang dan menyeka peluh yang membanjiri kepala serta keningnya.

Ia termenenung. Mengingat kelanjutan peristiwa yang terjadi setelah tabrakan tadi beberapa tahun silam.

"Appa ..." Hyunjae kecil menangis bergetar setelah melihat dengan matanya sendiri bagaimana tadi sang ayah menabrak wanita paruh baya yang sedang menggandeng soerang anak kecil dengan luar biasa kencang dan tiba-tiba.

Dilihatnya anak laki-laki di luar sana menangis hebat tatkala mendapati perempuan itu terjerembab ke tanah dengan darah mengucur dari kepalanya.

Ayah Hyunjae, Lee Jisung, masih tak berkutik. Dirinya pun begitu terkejut ketika mengalami peristiwa yang begitu cepat tadi.

Tapi melihat anak laki-laki di seberang sana menangis semakin menjadi-jadi di bawah hujan deras yang mengalirkan warna merah segar dari darah wanita tersebut, hati nuraninya pun tergerak, memaksa dirinya keluar dari mobil dan mempertanggungjawabkan kecerobohannya barusan setelah menenangkan Hyunjae yang merengek ketakutan.

Ia pun menghampiri anak itu bersama dengan Hyunjae.


***


"Adik kecil, maafkan Ahjussi ya. Ahjussi janji ibumu akan baik-baik saja. Percaya pada ahjussi ya?"

Jisung mencoba meraih tangan anak kecil yang terlihat begitu ketakutan di hadapannya itu. Badannya gemetar karena baru saja menangis. Tapi anak itu tak mengucapkan satu patah katapun dari sejak mereka bertemu.

Sudah seminggu, Jisung mencoba bertanya tentang asal usulnya, tapi ia tak menjawab. Satu-satunya perkataan yang terucap olehnya hanyalah "Jangan kembalikan aku dan eomma ke sana. Aku takut." Setelah itu, anak tersebut kembali menangis tanpa henti.

Hyunjae kecil yang mengintip dari balik punggung ayahnya ikut berkaca-kaca melihat anak yang terlihat sebaya dengannya itu tak berhenti menangis. Ia pun memutuskan mendekati anak itu dan menyentuh lengannya lembut.

"Kamu jangan menangis. Ada aku di sini. Ayo kita bermain saja." 


***


Hyunjae menghela nafas. Sudah cukup baginya merenung. Memikirkan hal yang cukup membuat dirinya dan Younghoon menderita semasa kecil sungguh bukan hal yang baik untuk dilakukan, apalagi pada waktu dini hari seperti sekarang. Mengingat ia dan Younghoon bisa melalui masa-masa sulit bersama saja terkadang begitu menyesakkan baginya, apalagi membuka kembali lembaran di awal mereka bertemu. Sungguh tak baik bagi hati mereka, setidaknya bagi Hyunjae pribadi.

Merasa jengah dengan keadaan malam yang cukup berantakan ini, Hyunjae pun melangkahkan kaki menuju dapur karena persediaan air di dalam kamarnya habis. Niat hati melepas dahaga, ia pun meneguk dua gelas air putih dengan cepat.

No Air - Say Something [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang