17. Masalah

210 30 5
                                    


"Minumlah ..."

Younghoon menoleh. Di sampingnya sudah ada Sangyeon melempar senyum padanya seraya memberi sekaleng minuman isotonik.

"Sunbae?" Anak itu bergumam pelan, tak mengambil minuman yang disodorkan oleh sang senior.

"Panggil hyung saja. Tidak usah terlalu formal padaku." Ia menaikkan alis kanananya seraya menyipitkan kedua mata disebabkan senyumannya yang semakin membesar.

"Ambillah." Sangyeon semakin mendekatkan kaleng minuman itu ke arah Younghoon yang disambut gerakan pelan oleh anak itu. Younghoon terdiam sesaat melihat pemberian Sangyeon.

"Ini sehat untukmu. Tidak akan bermasalah jika kau minum."

Dengan perlahan pun Younghoon menyambut pemberian kakak kelasnya itu.

"Te-terimakasih sunbae."

"Hyung," seru Sangyeon mengoreksi ucapan Younghoon, membuat anak itu mengedipkan matanya seraya menoleh.

"Ma-maaf."

Sangyeon tertawa. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lapangan basket di mana anak-anak sekelas Younghoon sudah berhamburan meninggalkan ruangan tersebut selepas bel istirahat terdengar. Lelaki itu meneguk minumannya diikuti oleh Younghoon yang mulai membuka kaleng tersebut.

"Apakah tubuhmu sakit?"

"Mmm?" Younghoon menoleh.

"Badanmu. Bekas pukulan mereka. Apakah masih sangat sakit?"

Younghoon menggeleng pelan, seraya berseru "Tidak."

"Akh ..." sepersekon kemudian, Younghoon meringis, memberi reaksi yang bertolak belakang dengan ucapan sebelumnya saat mendapat pukulan pelan dari Sangyeon di bagian perut.

"Dasar," Sangyeon terkekeh. 

"Ma-maaf." 

"Mau kuobati?"

"Tidak usah hyung. Kemarin sudah aku beri salep. Terimakasih."

"Benarkah?"

Younghoon mengangguk pelan seraya mengerucutkan bibir. Sangyeon merasa gemas melihatnya.

"Seorang diri?"

Anak itu kembali mengangguk.

"Kau tak meminta temanmu Hyunjae itu untuk membantu? Atau ibumu?"

Sesaat setelah mendengar nama Hyunjae disebut, Younghoon mengalihkan pandangannya ke depan, menolak tatapan hangat kakak kelasnya itu.

"Tidak."

"Kenapa?"

Younghoon terdiam beberapa saat.

"Aku tidak mau merepotkan siapa-siapa." ucapnya pelan.

"Apakah meminta bantuan itu selalu bermakan merepotkan?" Sangyeon tertawa. "Jika seperti itu, dunia ini berisi banyak orang yang merepotkan."

"Hyung ..." Younghoon menoleh. "Tidak seperti itu maksudku."

"Tidak seperti itu? Jadi maksudmu, kau tidak ingin mereka tahu bukan?"

Tatapan Younghoon terkunci pada manik Sangyeon yang melihatnya dengan senyuman.

"Kenapa Younghoon?" suara Sangyeon terdengar berat untuk saat ini.

Younghoon terdiam. Ia menelan saliva dengan susah. Ia tak mengerti mengapa Sangyeon bersikap seperti ini padanya.

"Aku sudah menghubungi nomormu tadi pagi. Kau bisa menelponku kapan saja. Jika aku bisa aku pasti akan datang saat kau butuhkan. Jangan sungkan padaku."

No Air - Say Something [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang