16. Orang-orang baru

214 29 0
                                    

Entah lah aku menulis apa ... 

Tapi pengen up dari lama ... daripada ketunda & kepikiran terus, yaudah lah up apa adanya aja. Naskah ini kan emang masih sangat mentah. Nanti tinggal direvisi sebesar-besarnya kalau udah jadi hehe

jadi maaf kalau ada yang ngerasa cerita ini aneh / meye2 (tenang, aku ga suka tokoh yang terlalu lemah kok)


-- No Air --


"Hyung!"

Younghoon terkejut. Seseorang merangkulnya dengan tiba-tiba dari belakang. Ia bahkan sampai harus menundukkan dirinya dikarenakan berat dari rangkulan anak tersebut.

"Eric?!" Younghoon berseru kaget seraya membelalakkan kedua matanya. Ia menatap anak yang ada di hadapannya dengan tatapan tak percaya.

"Kau terkejut 'kan, hyung?!" Lelaki yang dipanggil Eric oleh Younghoon itu tertawa senang sekali.

"Eomma Appa memutuskan untuk tidak jadi tinggal di L.A, hyung! Kita sekeluarga akhirnya balik ke sini. Dan sekarang aku sekolah di sekolah hyung juga! Liat, aku senang sekali hyung!" Eric menunjukkan seragam sekolahnya dengan bangga kepada Younghoon.

Namun, lelaki tinggi itu tak berkutik selama beberapa detik. Kemudian senyum manis dengan perlahan mengembang di wajahnya. Tanpa sadar anak itu secara refleks memeluk Eric dengan erat.

"Ini sungguh bukan mimpi kan?"

Eric terkejut. Anak itu terlihat bingung hendak merespon apa. Ia sama sekali tak menyangka akan mendapat reaksi seperti ini dari Younghoon yang ia kenal sebagai anak yang tenang dan diam. Ini sungguh di luar dugaannya.

Kedua tangan Eric yang merentang di udara perlahan mulai menerima pelukan Younghoon dengan baik. Ia membalas pelukan Younghoon dan menepuk-nepuk punggung sang kakak.

"I-iya hyung. Hehe." Eric tertawa. Namun ia kembali terdiam saat merasa ada sesuatu yang aneh. Anak itu merasa ada bulir mata jatuh ke pundaknya. Apakah Younghoon menangis?

"Hyung? Hyung senang sekali kah aku kembali ke sini?" Eric mencoba berbicara perlahan, takut salah mengambil langkah.

Sebuah anggukan Eric dapatkan. Anak itu semakin bingung hendak bagaimana. Tapi ia berusaha untuk mencoba menjadi dirinya yang biasanya. Eric pun tertawa mengusahakan agar suasana saat ini kembali netral. Ia melepas pelukan Younghoon.

"Hyung?" belum sempat mencairkan keadaan, Eric justru dibuat terkejut mendapati kedua mata Younghoon terlihat begitu merah saat ini. "Ada apa? Apa terjadi sesuatu?"

Lelaki itu menghapus air matanya dengan cepat, dan tertawa sumbang disusul dengan senyuman manis. Ia menyahut singkat, "Tidak ada."

"Sungguh?"

Younghoon mengangguk mantap, membuat Eric merasa lega.

"Hyung ... Di mana Hyunjae hyung? Biasanya kalian selalu bersama." 

Dan beberapa detik setelahnya, keheningan terjadi. Di sore hari itu pun Eric mulai merasa ada yang tidak beres pada diri seorang Kim Younghoon.


-- No Air --


Younghoon menidurkan kepalanya ke atas lipatan kedua tangannya di meja belajar. Pikirannya masih melalang buana memikirkan kejadian hari ini.

Perempuan yang kemarin menghalangi aksi teman sekelasnya untuk menyampah di meja sekolahnya kembali mengulangi perbuatan tersebut. Ia terlihat beberapa kali menindak tegas anak-anak itu, dan bahkan membela Younghoon terang-terangan di depan mereka yang sedang mencaci maki dirinya.

Apakah perempuan itu tak membencinya juga? Apakah dia salah satu siswi yang memilih untuk bersikap netral dan tak begitu peduli pada urusan ini? Younghoon sungguh sangat ingin berterimakasih padanya, karena bagi anak itu, kebaikan sekecil apapun layak untuk diapresiasi.

Namun, beberapa waktu kemudian, pikirannya kembali mengarah pada pertemuannya dengan Eric tadi sore. Younghoon sangat menyesali reaksinya saat mendapati Eric kembali ada di hadapannya. Kenapa ia harus kelepasan menangis? Younghoon tahu, untuk pertama kalinya bagi Eric mendapati dirinya menangis, maka dari itu ia nampak sangat terkejut.

Namun sejujurnya, Younghoon sangat merindukan anak itu. Anak yang sungguh perhatian, dan selalu mencairkan suasana. Baginya, Eric adalah seorang happy virus. Anak itu tak pernah tidak membela dirinya di hadapan Hyunjae. Eric adalah anak yang pintar menunjukan afeksi lewat perkataan maupun aksinya. Anak itu pula yang selalu memotivasi Younghoon saat merasa sedih atau merasa tidak percaya diri. Younghoon tak pernah banyak berbicara, tapi Eric selalu tahu apa yang ada di benaknya. Selain Juyeon dan Jacob, Eric sungguh merupakan teman Hyunjae yang begitu baik pada dirinya.

Sehingga jelas saja pertemuannya kembali dengan Eric merupakan salah satu hal yang benar-benar membuatnya bahagia selama hampir setahun ini. Sebab, Hyunjae begitu banyak berubah sejak kelas tiga sekolah menengah pertama kemarin. 

No Air - Say Something [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang