15. Dia Siapa?

224 31 6
                                    


"Hihi ..."

Seorang pemuda tersenyum manis menatap layar handphone miliknya. Ia berjingkrak-jingkrak girang di atas tempat tidur seraya tertawa.

"Yeay, aku tidak sabar besok!" anak itu berseru riang.

"Tunggu aku Hyunjae hyung, Younghoon hyung, Juyeon hyung dan Jacob hyung. Aku merindukan kalian!" 

Setelah selesai dengan aksi gembiranya, ia pun segera bersiap tidur untuk mengakhiri malam hari ini.


- No Air -


Hyunjae membolak-balikkan pulpen miliknya. Ia sedang termenung di meja belajar. Walau jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tapi anak itu masih betah terjaga sambil melayani pemikirannya yang sedang berkecamuk.

"Untuk apa Bibi Hana meminta maaf pada Younghoon?"

"Untuk apa juga Younghoon meminta maaf pada Bibi?"

Hyunjae menghela nafas. Anak itu menyenderkan tubuh pada badan kursi. 

"Sepertinya memang karakter mereka saja yang seperti itu. Suka mengucapkan kata maaf. Aneh sekali."

Lelaki itu jengah. Ia pun memutuskan untuk berdiri dan melangkah menuju tempat tidur.

Sejak tadi, Hyunjae sebenarnya dirundung rasa bersalah. Ia tidak bisa berkutik saat ibunya sedang memarahi Younghoon, padahal anak itu sudah menjelaskan padanya via chat bahwa ia memang tidak bisa pulang sore karena jadwal keluar bulanannya hari ini. Jadi Younghoon sudah menyiapkan menu makan sore dari sebelum berangkat sekolah, dan Hyunjae akan memanaskannya sendiri seperti biasa. 

Tapi memang Younghoon pulang terlalu malam kali ini. Biasanya ia akan tiba jam enam atau tujuh malam, sedangkan hari ini ia pulang jam sembilan malam. Sayangnya, Hyunjae pun baru pulang dekat-dekat itu. Ia baru saja bermain bersama kawan-kawannya di luar rumah, sehingga tidak menyadari bahwa Younghoon mengiriminya pesan untuk izin pulang malam. Hyunjae pun hanya bisa berdiri tanpa berbuat apa-apa saat kawannya yang sedang sakit itu dimarahi habis-habisan oleh ibu dan ayahnya sendiri sebab kesalahpahaman tersebut. 

"Sabar untuk apa?" Hyunjae masih memikirkan kata-kata Hana yang ia dengar saat memutuskan untuk kembali melihat Younghoon--ketika perempuan itu menyerukan nama anaknya yang kesakitan--setelah Jisung pergi tadi. Ia tidak memahami tiap kata yang dibicarakan oleh ibu dan anak itu.

"Siapa Seungwoo?"

- No Air -


"Appaaa!!" 

Seorang lelaki paruh baya keluar dengan batuk hebat dari sebuah rumah yang separuhnya sudah termakan api besar. Ia disambut oleh sang istri yang menangis gemetaran.

"Sayang, mana Younghoon?

"Dia terlepas! Ada reruntuhan yang jatuh dan memisahkan kita."

Tangis wanita itu semakin pecah. Ia menatap ke dalam rumah yang dipenuhi api dan asap mengepul.

"Sayang, tolong selamatkan Younghoon. Dia memilki asma. Dia tidak boleh ada di sana terlalu lama!" air mata perempuan itu bercucuran deras.

Lelaki tersebut pun mengangguk mendengar ucapan sang Istri.

"Pemadam kebakaran masih di jalan, kita tidak bisa membiarkan Younghoon ada di sana."

No Air - Say Something [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang