(20)

58 2 0
                                    

" Bagaimana menurutmu? "

" Apanya? "

" Yoongi "

" Hah? "

hyejin menghela nafasnya, mendongak keatas dengan mata yang ia tutup. Hatinya bimbang disaat bersamaan juga ia menginginkan yoongi. Cukup dekat saja ia sudah sangat bersyukur, anggap saja dia gila menginginkan orng seperti yoongi tapi begitulah kenyataannya ia sudah kepalang terjatuh.

" Kau sudah seperti orang gila! " ucap chae asal, menatap keheranan kearah hyejin.

" Tumben bicara tentang yoongi, biasanya dengar namanya saja langsung naik darah " sambungnya lagi sambil terus menatap penuh selidik

hyejin beralih mengacak rambutnya, memijitnya cukup keras sampai yang lain menatap sinis kearahnya.

'sstt' mirae yang merasa dipanggil segera menoleh, chae yang melihat mirae merespon segera menggerakkan telunjuknya mengitari pelipisnya.

Kali ini chae yakin ratusan persen kalau hyejin itu benar benar sudah gila. Mirae yang pada dasarnya tak peduli saja menyetujuinya kali ini.

" Jadi, kau kenapa? " tanya mirae saat hyejin menaikkan kembali wajahnya keatas

hyejin menatap keduanya, menatap lamat lamat raut wajah yang tengah penasaran.
" Haishh aku bisa gila " teriaknya frustasi mengusak rambut atasnya

" Kami yang gila lama lama disini! " jengkel chae menendang tulang kering hyejin dari balik meja

mirae yang melihatnya hanya cekikikan. mereka benar benar tak bisa akur, apalagi hyejin kerjaannya tiap hari minta kena hajar.

" Cepatlah! aku benar benar akan menjambakmu kalau kali ini tidak bicara dengan jelas " ancam chae yang sudah bersiap akan menarik rambut hyejin.

hyejin menghembuskan nafasnya kuat

tring!

" Yoongi, sepertinya ak---- "

" ASTAGAAAAA!!!! APA APAAN INI! YOONGII?! KECELAKAANNN! " teriaknya gelagapan menatap ponsel yang menampilkan obrolan grup yang baru saja ia buka

hyejin membeku, apa kata chae barusan? ia tak salah dengar kan? kali ini jantungnya langsung berhenti berdetak untuk beberapa detik, ini sangat tiba tiba. Baru kemarin ia bertemu dan sekarang tiba tiba kecelakaan?

baru saja berniat untuk melupakan laki laki itu tapi kenapa lagi lagi selalu saja seperti ini. selalu saja ada yang membuatnya kembali memikirkan yoongi. ia tidak bisa begini, terus terusan terpaku akan sosok yoongi yang tak mampu ia raih terasa begitu menyesakkan. kepribadian serta jalan yang tak pernah sepaham membuat semua ini terasa sangat sulit. Apa yoongi pernah sekali saja memikirkannya? atau bahkan mempunyai perasaan yang sama dengannya?

Ia tahu betul, selama ini bukan hanya yoongi yang menyebalkan bahkan ia pun sama. Permasalahan bermula dari dirinya, memancing permasalahan juga terkadang ia yang mulai dan malah semakin membuat pihak lain menjadi jadi. Kenyataanya permasalahan yang selalu ada dipikirannya ini malah merambat ke hati, perlahan masuk kesana dan membuatnya persis seperti orang gila. ditambah saat ini yang membuatnya semakin bimbang akan perasaannya. Ia bodoh, bagaimana bisa ia langsung pakai hati disaat pertemuan dalam kurun beberapa bulan. intinya ia ingin ini cepat berakhir, cukup singgah selepas itu menghilang.

" Jadi dari tadi kau bertingkah seperti kerasukan karena ini? "

" Ayolah hyejin kalau tau sesuatu jangan langsung bertingkah seakan kau yang akan mati " ucap chae jengah dengan hyejin yang selalu saja seperti ini. menutup nutupi sesuatu sendirian.

" Masalah yang tidak ada urusan denganmu saja sulit kau ucapkan, bagaimana nanti jika itu masalahmu? kau mau mati dulu baru memberitahu orang lain? sudah tidak ada gunanya lagi, ka---- "

" Bisa diam?! " hyejin berdiri dari duduknya, menatap chae dan mirae yang sudah kaget dihadapannya

hyejin pergi dari sana, memilih meninggalkan mereka sebelum dirinya benar benar meledak. Ia tidak suka jika seseorang dengan cepat menilai dirinya, apalagi itu karena permasalahan orang lain. Mereka terlalu cepat mengambil kesimpulan hanya karena perkataan terakhirnya yang menyangkut pautkan pria itu. Ia sedang tidak dalam mood yang baik saat ini jadi lebih baik ia pergi daripada semuanya semakin memburuk.



****




brukk

hyejin bersumpah, hari ini benar benar hari terburuknya.
Disaat perjalanannya menuju cvs ia malah bertemu anak kecil yang tersungkur tepat dihadapannya. Bukan karena ia tak menyukai anak kecil hanya saja ia sedang tak ingin bersikap manis pada siapapun. bagaimana bisa ia membantu anak kecil dengan ekspresinya ini, bisa bisa ia malah menangis melihatnya bukan menangis karena tersungkur.

Tanpa sadar ia mulai jongkok dan meraih lengan anak itu untuk bangun. Saat itu pula ia perlahan tersenyum dan sedikit terkekeh melihat anak itu yang kalau diperhatikan sangat manis, membuatnya mengingat adiknya waktu kecil dulu.

" Tidak ada yang sakit kan? " tanyanya sambil mengelus setiap bagian tubuh anak itu.

yang ditanya hanya menggeleng perlahan, menyibukkan dirinya dengan tangan yang terus meraba raba bagian kantongnya.

" Ada apa hm? " tanya hyejin lagi saat anak itu tampak resah akan sesuatu

ia masih saja menggeleng dan mulai meneteskan air matanya. Tentu saja hyejin gelagapan, ia bingung apa yang salah dengan anak ini sampai sampai menangis seperti itu. Saat ditanya tentang letak sakitnya ia malah menggeleng.

" No-oona " anak itu berucap perlahan sambil terus meneteskan air matanya
" Mi-inji ma-u beli h-yeong coklat ta-tapi yang disini hi-hilangg " ucapnya sambil menunjuk kantongnya yang sudah kosong " mi-inji jauh jauh lari, ta-tapi ha-hampir sampai uang mi-minji hi-lang " ia akhirnya menangis, tidak maksudnya tangisnya semakin kuat disaat tangannya sudah mengeluarkan kedua kantongnya yang kosong

" Jadi minji mau beli coklat? " tanya hyejin dengan senyum sambil mengelus kepala yang sedang menangis. tanpa ia sadari anak itu merespon dengan anggukan

" Minji ingin buat h-yeong senyum. Kata eomma juga kalau seseorang sedang buruk diberi coklat bisa baik " ia berucap lagi sambil tertunduk

" Eomma minji benar kok " gemasnya terus mengusap kepala anak itu " Mau noona yang belikan coklat? "

anak itu tampak senang, menaikkan kepalanya sambil sedikit tersenyum. hyejin benar benar gemas melihatnya, ditambah masih adanya bulir air mata yang masih menempel disana. Kalau ini bukan anak orang bisa bisa ia bawa pulang sekarang.

" Jadi minji mau kemana setelah ini? "
hyejin bertanya sesaat keluar dari cvs

" Minji mau kerumah sakit untuk ketemu hyeong " jawabnya sambil asik memegangi 2 coklat ditangannya
" Noona ikut saja sama minji, hyeong minji sama baiknya dengan noona " ia berucap sambil tersenyum cerah

karena gemas dengan tingkah anak ini, hyejin tanpa sadar sudah mensejajarkan badannya dengan anak ini " Minji mau mengenalkan noona dengan hyung nya minji? "

tentu saja respon anak itu sangat antusias saat ditanyai begitu. ia bahkan langsung saja menarik hyejin untuk mengikutinya. mau tak mau hyejin ikut sampai tujuan anak itu ada didepan matanya.

" Noona ayo masuk, hyeong minji ada didalam " ia berucap tepat dihadapan pintu ruangan, membukanya sambil terus menarik hyejin untuk masuk

" Hyeong! minji bawa hyung coklat, minji juga bawa noona untuk teman hye--- "

" Bisa diam? "

School StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang