Kaki yang terus melangkah maju, senyum yang tak memudar sedikit pun, serta gumaman riang seorang bocah sepanjang perjalanan membuat siapa saja tersenyum dibuatnya. Minji yang saat itu tersenyum cerah langsung saja murung disaat hyung nya memotong pembicaraannya dengan ketus. Ia yang tadinya senang perlahan sedih, seluruh semangat yang ia punya saat itu langsung hilang dengan cepat.
Hyejin yang baru saja akan menutup pintu ruangan bahkan terkejut mendengar penuturan hyungnya minji. kenapa ia bisa seketus itu dengan anak kecil? Ia bahkan tak tau upaya anak ini disaat ingin membuatnya senang
" Jangan senang sekali memanggilku hyeong "
kali ini hyejin membeku, ia menatap orang yang barusan berbicara. tangannya tanpa sadar membalikkan badan minji yang sedang menghadap ranjang untuk ia bekap. Ia tak menyangka akan melihat hal seperti ini, ditambah orang yang berbicara adalah orang yang akhir akhir ini selalu ada dipikirannya.
" Bisa kau jaga ucapanmu? "
hyejin kesal melihat orang yang ada didepannya. Tak wajar ucapan seperti itu diucapkan kepada anak kecil.
" Urus saja urusanmu "
" Aku ada ditempat ini, jadi ini juga urusanku " hyejin menatap nyalang pria didepannya, emosinya kali ini kembali terpancing karena sikap pria ini. " Menurutmu aku akan tinggal diam melihat sikapmu yang seperti itu? mencoba meminta maaf karena masuk ke tempat ini tanpa izin dahulu?" hyejin masih terus berucap
" Dengar MIN YOONGI-SSI! dia tak ada hubungannya dengan masalahmu. Kau kira wajar berucap seperti itu kepada adikmu? "" Kau tau apa? "
sumpah! kali ini hyejin bersumpah tak akan berurusan lagi dengan pria ini. Dikeadaan seperti ini saja ia masih sempat sempatnya mengajaknya ribut.
" Aku memang tak tau masalahmu, tapi yang jelas bersikap seperti itu ke anak kecil tidak akan pernah dibenarkan dimanapun " ucapnya sambil menekan setiap kata yang ia ucap
hyejin yang tak ingin minji mendengar terlalu banyak langsung menggendong anak itu " Minji aku bawa, jika kau ingin ambil hubungi aku " setelah itu ia keluar, sedikit menutup pintu ruang rawat dengan kasar
" Eonnie, aku minta maaf. Hari ini aku tidak bisa bekerja, tolong izinkan aku untuk hari ini " ia segera menutup teleponnya, memasukkan hpnya dengan cepat kedalam saku
" Minji tak apa kan? " bisiknya ketelinga anak yang ada didekapannya. Ia mengangguk pelan sambil terus mengeratkan pelukannya pada leher hyejin
" Yoongi hyeong jahat ya? "
" Ti-tidak. h-hyeong baik sama minji "
hyejin meringis mendengarnya. Bagaimana bisa minji masih saja bilang seperti itu padahal tadi ia terlihat sangat takut, bahkan saat yoongi bicara seperti itu padanya ia perlahan mundur dari posisinya yang saat itu sudah sangat dekat dengan yoongi.
" No-oona, h-hyeong minji orang baik. Jangan dimarahi "
hyejin mengelus pelan kepala minji, ia tak menyangka ada anak yang seperti minji. Ia yakin minji belum berumur 6 tahun tapi kenapa ia bisa punya sifat yang seperti ini.
" Minji pulang dengan noona ya? noona akan buatkan minji makanan yang enak "
" Appa bilang minji harus temani hyeong "
" Appa minji mana? "
" Pulang dengan eomma " jawabnya sambil menatap polos kearah hyejin
" Minji tidak takut ditinggal sendiri? "
" Minji punya hyeong, noona. Hyeong minji orang baik " ia kembali menjawab, memandang hyejin dengan wajah cemberut " Ungi hyeong akan jaga minji baik baik "
hyejin yang mendengarnya sedikit terkekeh, melihat ekspresi minji yang sudah kembali muncul. ia merasa lega.
" Noona percaya, tapi hari ini minji pulang dengan noona ya " Ia menarik pipi minji pelan " Minji bisa lihat seragam noona, bukan kah mirip dengan punya hyung minji? "" Noona temannya ungi hyeong? " ia bertanya dengan senyum cerah
" Iya " hyejin tersenyum menanggapi
" Jadi minji mau kan pulang dengan noona? "" Minji mau " jawabnya dengan senyum cerah. sangking antusiasnya bahkan ia mendekap tubuh hyejin dengan erat
****
yoongi
|Aku ambil minji
|Kirim alamatmuhyejin menghela nafas. Ia sedang tidak ingin bertemu dengannya untuk saat ini. Disatu sisi ia juga senang akhirnya yoongi sadar untuk menjemput adiknya walaupun ia tak tahu dibalik niatnya itu tapi yang jelas ia bersyukur.
Ia senang minji menemaninya malam ini. 1 malam kehadiran minji dirumahnya tak membuatnya repot, ia bahkan makan dengan lahap walaupun itu hanya makanan seadanya. rasanya ia seperti kembali mengurus adik kecilnya. Walaupun mereka mempunyai umur yang terlampau dekat, tapi ia senang memperlakukannya seperti bocah kecil, kalau diingat ingat ia malah rindu sosok itu.
" Minji " panggil hyejin sambil menyetuh lengan anak itu " Yoongi hyeong akan jemput minji hari ini " ia perlahan tersenyum, mengusap pelan tangan anak itu. balasan dari ucapannya adalah senyuman mengembang dari anak itu yang menampakkan gusi merah mudanya.
sangking senangnya ia sampai melompat lompat kecil dengan tangan yang ia tarik kebelakang sambil berkata ' yes '." Minji senang? "
tanpa ia tanya pun pasti dia sudah tau dari tingkah serta ekspresi yang anak itu tunjukkan. Ia tak menyangka kalau minji bakal sesenang itu saat tau hyungnya akan datang menjemputnya.
minji yang sudah puas tersenyum dengan cekatan mengambil sepatunya yang ada disudut meja untuk dipakai, memasang keduanya lalu berlari untuk duduk didepan pintu menyambut kedatangan hyungnya. duduk bersila dilantai sambil bergantian menatap pintu dan layar yang akan menampakkan wajah hyungnya.
hyejin yang saat itu ditinggalkan minji perlahan mendekat " Kita tunggu sebentar ya, hyeong minji akan segera sampai "
tak ada jawaban, ia masih tersenyum bahagia. menggoyangkan badannya kekanan kekiri sambil bergumam.
Ting tong...
ada yang menekan bel.
dugaan keduanya benar karena setelah dilihat pada layar, ada laki laki yang datang memakai pakaian rumah sakit dengan dibalut perban pada lengan serta plester di bagian kening serta pipi. Ia perlahan mendekatkan wajahnya pada layar.
" Ini hyeongnya minji "

KAMU SEDANG MEMBACA
School Story
Fiksi Penggemarhanya kisah tentangnya. laki laki dingin + menyebalkan Orang yang awalnya tak sengaja berurusan denganmu malah jadi orang yang selalu saja kau pikirkan karena sikapnya yang selalu saja membuatmu gila " Jangan lompat! " " Diamlah! " " Biar aku saja "...