(22)

73 3 2
                                    

" Maaf "

" .... "

" Aku membencinya "

hyejin menoleh. Dari yang awalnya tak berniat meladeni malah spontan merespon saat mendengar ucapan pria ini.

" Dia anak baik " ia menghembuskan nafas " Itu kenapa aku benci "

yoongi terdiam ditempat, menundukkan kepalanya sedikit untuk menatap lantai. Ini sudah kesekian kalinya ia terjebak dikondisi seperti ini. Beberapa jam berpikir mengenai ucapan hyejin membuatnya semakin membenci dirinya. Disaat semakin banyaknya orang berada disisi minji ia merasa sangat buruk.

" Aku membencinya " yoongi terus menerus mengucapkan kalimat yang sama untuk kesekian kalinya.

" Yoongi, dengar aku " hyejin yang ada didepan yoongi meraih bahu yoongi yang sudah dalam keadaan tertunduk

" Dia adikmu, tidak seharusnya kau seperti itu " hyejin memandang lekat wajah yoongi " Aku memang tidak tahu apa masalahmu, yang jelas dia butuh sosokmu di hidupnya "

yoongi yang awalnya tertunduk kembali berucap " Dia hadir bukan dari kemauanku "

hyejin tersentak, kata katanya barusan mempunyai banyak arti. Apa yang baru saja ia maksud? sebenarnya ia tidak ingin tahu lebih banyak tentang pria ini, tapi sepertinya hari ini yoongi tidak dalam kondisi yang baik.

" Minji mirip eomma, itu kenapa aku membencinya. sikap, perhatian, senyum, semuanya mengingatkanku padanya. Aku benci karena kehadirannya yang membuat sikap ku seperti ini "

" Yoongi, dengarkan aku " hyejin meraih wajah yoongi perlahan
" Aku tidak tahu masalahmu, yang jelas aku bisa merasakan apa yang kau rasakan. Bukan hanya dirimu, akupun sama denganmu " dengan pelan hyejin mengarahkan pandangan yoongi untuk menghadapnya

" Dongju "

" Kau tau kan? yang waktu itu di cvs " yoongi menaikkan pandangannya, menatap hyejin yang kini sudah dihadapannya

" Dia juga adikku. Awalnya kami sepupu, sebelum akhirnya mereka menggambilku kedalam keluarga mereka. Aku juga membencinya. Keluargaku menghilang di dunia karena mereka. Hidupku yang awalnya cerah jadi suram karena mereka. Keputusan mengambilku kedalam keluarga mereka, itu karena Dongju. Aku bahkan membencinya karena bersikap pura pura baik, tapi ternyata aku salah, ia benar benar baik dan tulus menyayangiku. Ia tak tau apa masalah antara aku dan orang tuanya yang jelas ia tulus menyayangiku. Rasa benciku perlahan menghilang, berganti dengan perasaan seorang kakak yang ingin terus menjaganya. Sampai akhirnya hubungan kami menjadi sangat dekat meski hatiku awalnya terus berontak. Minji pun sama, ia tak tahu apa apa, yang jelas ia sangat menyayangimu "

" hm dia anak baik makanya aku benci"

" Kau tahu tidak, saat membawakan coklat padamu saat itu? Ia menangis saat tahu uangnya hilang. Ia juga bilang ia berlari dari rumah sakit hanya untuk membeli coklat untuk hyungnya agar hyung bahagia. dan disaat aku dengar kau berucap seperti itu hatiku sakit, aku ikut merasakan apa yang dirasakan minji. Adikmu tak salah yoon "

hati yoongi mendadak sakit, ia tahu betul sikap minji. Kenapa bisa minji rela melakukan hal itu hanya untuk dirinya? Apa tidak cukup sikapnya yang selama ini membuat minji menjauh dari hidupnya? Ia benci fakta yang baru saja ia dengar. Ingin sekali rasanya menarik minji kedalam pelukannya dan mengucapkan beribu ribu kata maaf.

" Saat kubawa pulang waktu itu, aku juga sempat bertanya apakah minji sedih? dan kau tahu jawabannya apa? dia bilang minji tidak sedih, noona jangan benci hyeong. hyeong orang baik noona. bukankah dia berhati malaikat?" hyejin tanpa sadar dengan pelan mengelus rahang yoongi, memberikan kekuatan pada yoongi.

yoongi tak mempermasalahkan usapan yang diberikan hyejin padanya, ia mengangguk setuju dengan ucapan hyejin mengenai minji.

" Hyeong! " panggil minji yang langsung berlari menubruk badan yoongi yang saat itu sedang berhadapan dengan hyejin " Noona kenapa pegang ungi hyeong? mau dimarahin ya? " minji yang saat itu sedang berada dipelukan yoongi, dengan cepat berbalik menatap hyejin.

hyejin gelagapan, ia bahkan tak sadar kalau dari tadi ia memegang yoongi. Dan apa barusan? ia mengusap rahang yoongi? ohh hyejin, kau benar benar gila!

" Tidak, hyejin noona tidak marah dengan yoongi hyeong " yoongi dengan perlahan mengusap kepala minji
" Hyejin noona tadi bilang kalau noona sayang hyeong " yoongi dengan sigap menarik wajah hyejin, perlahan mengecup kedua pipinya singkat
" Lihat kan, sudah hyeong bilang kalau noona tidak marah dengan hyeong " kini yoongi beralih mengusap kedua pipi minji, berusaha meyakini.

hyejin hanya bisa cengo. Apa ini? Yoongi memang gila, bagaimana bisa ia bersikap seperti itu didepan anak kecil? wajahnya bahkan sudah memerah tanpa sadar, lama lama ia bisa gila kalau terus terusan berdekatan dengan yoongi.

Kini minji sudah pergi dari pelukan yoongi, menyisakan kedua insan yang satu diantaranya masih dengan wajah merah padam.

" Maaf "

" Ti-tidak, la-lagi pula a-ku tidak pernah menganggap ini hal serius " ucap hyejin gelagapan masih berusaha menghindari tatapan mata yoongi padanya.

" Minji sepertinya menyukaimu, kami akan sering berkunjung " yoongi tersenyum, perlahan berdiri dari duduknya. Dengan cekatan ia meraih bahu minji untuk disandingkan disamping tubuhnya.

" Kami pulang, terima kasih banyak--- hyejin "

hyejin tersenyum, melambaikan tangannya kearah 2 laki laki dedepannya. Langkahnya perlahan menuju kearah pintu, mengantar keduanya untuk pergi. Ia tidak menyangka kalau kisah cintanya akan mempunyai cerita yang seperti ini. Yoongi yang menurutnya menjengkelkan itu sepenuhnya tidak benar, setidaknya ia jadi tahu fakta yoongi yang satunya.












END.





School StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang