( 15 )

52 6 0
                                    

02.18 PM

Hyejin sedari tadi sedang asik tersenyum senyum tidak jelas didalam kamarnya, kedua tangannya ia gunakan untuk menutup wajahnya yang sudah memerah. senyumnya tak luntur dari tadi setelah mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. sejak saat itu ada rasa yang mengganjal dihatinya setelah perbuatan nekatnya itu.

entahlah rasanya aneh sekali, ia selalu mengingat tingkah bodohnya yang bertingkah seakan dekat dengan yoongi.
bagaimana bisa dia seperti itu, dan bagaimana juga dia senyum senyum seperti ini. bukankah harusnya ia malu? tapi kenapa ia malah tersenyum?

pikirannya sudah tak berjalan dengan baik sekarang, bahkan ia kembali mengingat semua pertemuannya dengan yoongi dan sekarang apalagi ini! ia bahkan membuka pesan pesan lama dari yoongi, menscrollnya dan membacanya satu persatu kemudian tersenyum kembali dan begitulah siklusnya selama beberapa hari ini.yang lebih parahnya lagi itu saat ia menirukan bagaimana yoongi memegangi jidatnya, pipinya, menggenggam tangannya serta mengacak rambut depannya waktu itu. ditambah lagi ia juga sedang memperhatikan bekas lunch box dan minuman pemberian yoongi yang masih ia simpan rapi didalam lemarinya. entah dicucinya atau tidak, mungkin saja sudah berjamur gara gara tidak dicucinya. ia bahkan binggung kenapa bisa menyimpan itu semua, rasa berterima kasih mungkin tapi bukannya terlalu berlebihan? kurasa ia memang sudah gila, ditambah tidak bertemu yoongi selama sekolah diliburkan untuk semi final, mampu membuat otaknya sedikit geser.

" Akhhh kenapa manis sekali sih " teriaknya memukul mukul sisi kasur

kann sudah aku bilang! ia memang sudah gila dan baru kelihatan gilanya itu selama libur.

ia merasa perkataan sahabatnya mengenai perlombaan yang membuat para wanita menjadi gila itu benar adanya dan yang lebih parahnya lagi ia jatuh secepat itu.
bahkan permainan yoongi baru saja dimulai dan ia sudah jatuh secepat itu, sebegitu besarkah pengaruh yoongi sampai sampai membuatnya menjadi orang bodoh.

" Astaga SHIN HYEJIN! sadarkan dirimu! kau ini kenapa? " tanyanya pada diri sendiri yang barusan tersadar akan sikapnya
" Sialann! kenapa sih manis sekalii " teriaknya menutupi kembali pipinya yang tengah merona,menggulingkan badannya ke kanan dan kekiri dengan tangan yang masih di wajahnya.

Ia segera tersadar dari acara unyel unyelannya dan sekarang mendadak duduk bersila menegapkan badannya untuk memantapkan hatinya
" Ahh baiklah Shin hyejin jangan biar--"

kring kring...

haissh siapa sihh, mengganggu!
matanya beralih menatap ponselnya yang berbunyi, melihat siapa yang menelponnya pada wktu sesiang ini. tanpa ragu ia segera mengangkat telpon itu

" Ya kak? "
" Apa kau masih akan memanjakan dirimu dirumah? ini sudah jam berapa hyejinn "
" Ahh maaf eonnie, aku akan segera kesana"
" Cepatlah, aku lelah "
" Baiklah, aku akan segera sampai "

***

Kim Soora

| sebentar lagi shiftnya
| ia akan segera datang
| kemarilah!

yoongi menghela nafas setelah membaca pesan dari soora, sebenarnya hari ini ia sangat tidak ada niatan untuk keluar apalagi dalam waktu sesiang ini. matanya sangat berat dan juga ia tidak tahu harus melakukan apa saat ia kesana nanti. niatannya untuk mempermainkan hyejin sudah tidak ada. MUNGKIN? entahlah tapi yang pasti ia hanya ingin bermain sebentar waktu itu,bukannya untuk waktu yang lama.

setelah bertarung dengan pikirannya akhirnya yoongi memutuskan untuk kesana sekalian membeli makanan untuk mengisi kulkasnya yang sudah tidak tersisa akibat ulah temannya itu. tentu saja mereka jadi menginap kemarin, yoongi tidak akan tega membiarkan mereka diluar waktu itu meski ia juga sedikit kesal.
bahkan mereka sampai sekarang masih berserakan dilantai apartemen yoongi dan masih enggan untuk pergi dari apartemen yoongi.
bagaimana tidak betah, apartemen yoongi begitu memanjakan mereka. kulkas yang selalu terisi penuh, pemilik yang cuek dengan apapun yang mereka lakukan dan satu lagi disini tidak ada ocehan dari orang tua dan itulah alasan mereka sangat betah disini.

School StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang