Chan terkekeh saat melihat ternyata di rumah itu ada ruangan bawah tanah. Dan ada rantai juga di sana.
"Ternyata si brengsek itu mempersiapkan semuanya" gumamnya sambil mengambil rantai itu lalu membuangnya.
"Tidak perlu diikat rantai, aku kan sendirian di sini" ujarnya lagi.
"Auuuuu!" Suara lolongan itu dapat Chan dengan. Dia meneguk ludahnya, dia menjadi lapar mendengarnya. Pria itu lalu memutuskan untuk pergi berburu.
Chan mengejar binatang apapun yang dia temui di sepanjang perjalanan. Tapi sialnya gagal, mereka sangat cepat bergerak. Hal itu mungkin terjadi karena Chan tengah kelaparan saat ini, biasanya dia tidak pernah gagal. Terrakhir kali dia makan seingatnya saat dia datang ke sini.
"Sial!!" Gumamnya saat gagal menangkap seekor kelinci.
Namun tiba-tiba pria itu mencium aroma yang sangat dia kenal. Hal itu membuat matanya berubah menjadi merah.
"Aaaaaa" Teriakan itu dia dengar, Chan langsung berlari menuju ke sumber suara. Chan melihat beberapa serigala tengah mengejar seorang pria, pria Bang itu menghirup aroma yang memabukan itu.
Chan mempercepat langkahnya saat melihat serigala liar itu menyayat pria manisnya. Dengan gerakan secepat kilat pria itu menerjang kawanan serigala itu dan dia berhasil membunuhnya kemudian menyedot darah mereka.
"Wahh akhirnya" gumam pria itu setelah berhasil minum. Lalu dia berbalik dan menatap pria manisnya yang sudah tak sadarkan diri.
"Ini nyata kan? Kenapa dia bisa ada di sini?" Batin Chan saat melihat pria itu.
⚜⚜⚜
Minho membuka matanya, dia merasa basah di bagian wajahnya. Lalu matanya membulat saat melihat pria itu tengah menjilati wajahnya.
"Kau sudah bangun rupanya" ujar pria itu sambil mengecup bibir Minho. Minho kelabakan, lalu dia mendorong pria itu.
"Apa aku sedang bermimpi" Tanya Minho panik. Chan nampak tersenyum lalu dia menarik tubuh Minho membawanya pada dirinya.
"Apa wajah tampan ku ini seperti tidak nyata?" Tanya Chan pada Minho.
"Dasar gila!" Minho memukul dada pria itu. Chan malah terkekeh mendengarnya.
"Argghh" Minho meringis saat menggerakkan tubuhnya. Chan hanya melihatnya dari kejauhan, karena Minho tidak mengizinkannya untuk mendekat.
"Sudah aku bilang kan, aku akan mengobati nya" kata Chan sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Tidak perlu, aku tahu niat mu" ujar Minho kesal.
"Ahh sial punggung ku robek" kata Minho saat meraba ke dalam bajunya. Chan mendekat, lalu dia membalikkan tubuh Minho.
"Kenapa kau sangat keras kepala" kata Chan sambil melihat luka itu.
"Apa tidak ada obat merah atau perban di sini?" Tanya Minho. Chan tidak mengerti apa yang pria itu tanyakan. Dia langsung merobek baju Minho, terpampang punggung Minho yang penuh luka goresan dengan darah yang sudah agak mengering.
"Sebaiknya kau diam" kata Chan lalu dia langsung menjilati luka-luka itu. Minho menahan sakitnya, dia menutup matanya saat itu. Hampir setengah jam berlalu, Chan melihat luka itu sudah agak mengering.
"Sudah" ujar pria Bang itu. Minho membuka matanya. Chan tanpa kebosanan mengecup bibirnya sekilas lalu tersenyum.
⚜⚜⚜
Minho melihat ke arah jendela, yang dia lihat hanya hutan lebat saja. Dia yakin jika ini bukanlah mimpi.
"Bagaiamana cara pergi darinya?" Batin pria itu. Minho turun dari kasur laku dia mencoba melihat keberadaan Chan. Dia gak melihat Chan malam itu, dia tak ada di saja. Mungkin saat ini dia tengah mencari makanan untuk Minho, karena tadi Minho sempat merengek kelaparan.
Dengan susah payah, Minho bangun dari sana dan kabur dari rumah itu. Dia berlari mencari sumber lampu yang dia yakini adalah pemukiman tempat nenek Seonghwa tinggal. Ternyata kerja kerasnya telah membuahkan hasil, dia sampai di jalan setapak yang mereka lalui pagi itu.
"Minho!" Panggil seorang dengan membawa lentera di daerah sana.
"Aku di sini nenek" ujar pria itu lalu dia berlari menuju wanita tua itu.
Nenek melihat luka yang ada di punggung pria itu. Bajunya juga sudah robek.
"Tunggu ya nenek akan panggilkan dokter" kata wanita itu. Tapi Minho mencegahnya, ini sudah malam dan dia tak tega melihat wanita itu berjalan-jalan di luar malam-malam begini.
"Besok saja nenek, aku tidak apa" ujar pria manis itu.
Jujur saja luka itu sangat menyakitkan ketika Minho berbaring di kasur. Tapi untung saja dia bisa kabur dari pria itu.
"Minho ada yang mencari mu" Teriak nenek dari luar kamar. Seketika detak jantung Minho dipercepat.
"Minho ada di dalam" kata wanita itu, pria manis itu dapat mendengarnya. Apa Chan datang ke sana? Jika iya bagaimana ini?
Minho bersembunyi di belakang pintu. Lalu suara ketukan pintu dia dengar, Minho diam lalu dia menutup matanya.
"Sepertinya dia sudah tidur, kau bisa kembali besok" ujar wanita itu.
"Aku akan menunggunya sebentar lagi" ujar pria itu. Napas Minho memburu, dia tidak menyangka pria itu ada dan dia juga nyata.
"Baiklah kalau begitu, aku akan membuatkan mu minuman" kata nenek Seonghwa lalu pergi dari sana. Saat wanita itu tidak ada di sana, Chan mendekatkan bibirnya di depan pintu.
"Minho sayang, ayo buka! Jika tidak wanita itu tidak akan selamat" bisik pria itu. Minho menggeleng, dia tidak mau wanita tua itu menjadi korban.
"Sayang, aku akan menghitung sampai tiga. Jika kau tidak membuka, jangan salahkan aku. Lagipula aku sedang lapar sekarang" lanjut Chan. Dengan berat hati Minho membuka kenop pintu itu.
Dia melihat pria itu tengah memandangnya sambil tersenyum miring. Saat Minho akan keluar, Chan mendorongnya masuk ke dalam lalu dia mengunci pintu.
"Kenapa kau mengunci pintu?" Tanya Minho. Chan menggeleng, lalu dia mendekat ke arah pria itu.
"Aku mencari mu ke mana-mana, dasar jahat" kata Chan dengan wajah sedih yang dibuat-buat itu. Minho mundur saat pria itu semakin mendekat.
Chan yang mulai gemas, mendorong pria itu ke kasur membuat tubuh Minho terjatuh di sana. Pria manis itu meringis, punggungnya benar-benar sakit saat itu.
"Kenapa kau selalu menempel pada ku? Apa tidak ada orang lain yang bisa kau ajak melakukan itu? Kenapa harus aku?" Tanya Minho yang mulai muak dengan sikap pria itu.
"Hmm aku hanya menyukai mu, itu sebabnya" kata Chan dengan singkat.
"Apa? Suka?" Tanya Minho.
Chan tanpa basa-basi langsung menautkan bibir mereka. Dia melumatnya dengan penuh hasrat. Karena ulahnya itu membuat Minho kehabisan napas. Chan benar-benar brutal melakukannya.
"Aku suka bibir mu, aku suka matamu dan aku suka tubuh mu" kata pria Bang itu sambil tersenyum miring pada Minho. Minho berusaha memberontak saat itu.
"Tolong jangan memaksa ku, aku tidak mau" kata Minho saat Chan mulai memasukan tangannya ke baju Minho.
"Jika kau menolak, maka wanita tua itu akan mati" kata Chan. Minho berkaca-kaca mendengar itu, lalu akhirnya dia mengangguk.
"Kita akan bercinta malam ini sayang" kata Chan sambil mengecup leher pria itu.
⚜⚜⚜
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
UNREAL || BANGINHO ✔
FanficBANGINHO FAN FICTION NOTE: Sebelum baca wajib follow akun author! "Dia sangat berbeda dari semua pria atau wanita yang pernah aku tiduri, aku tak akan melepaskannya" - Christopher Bang Chan. "Ini gila, ini tidak nyata. Tolong seseorang katakan bahwa...