CHAPTER 14 ⚜ : FULL MOON

1K 139 4
                                    

Flasback

Seorang pria tengah duduk di sebuah batu besar di samping tebing yang terjal itu. Dia memandang langit dengan mata sipitnya.

Sangat sepi di sana, kicauan burung, suara anginpun tak terdengar. Sangat sunyi dan hampa.

"Mengapa aku di sini?" Kata itu selalu dia sebutkan setiap hari. Pria itu seperti mati dalam hidup.

"Apa aku akan selalu sendirian? Tolong udah hidupku. Aku ingin dicintai juga" pria itu selalu mengumandangkan doa, dia tak tahu apa ada yang akan mendengarkannya.

Tapi kemudian mata pria itu silau saat sebuah cahaya terang muncul tepat di depannya. Padahal di depannya itu adalah tebing yang begitu terjal, tapi sesosok wanita muncul dengan pakaian serba putih. Kilauan cahaya mengitari sekujur tubuh wanita itu.

"Seseorang telah menunggu mu" suara itu menggema di sana. Chan kebingungan mendengarkan hal tersebut.

"Siapa kau?" Tanya pria itu sambil berdiri di atas batu besar itu. Bukannya menjawab wanita itu malah tersenyum pada pria itu.

"Karena kesalahan orang tua, anaknya yang menjadi korban" kata wanita itu lagi. Chan semakin bingung.

"Bangunlah Bang Chan, berbahagialah. Aku memberkati mu" kata itu yang terakhir Chan ingat sebelum silau dan dia terbangun dari tidur panjangnya.

Saat pria itu memejamkan mata, dia melihat sesosok mata besar nan indah tengah memandangi dirinya.

"Siapa kau?" Tanya pria itu. Dari sana kehidupan Chan mulai berubah.

⚜⚜⚜

"Chan" panggil Minho sebelum dia tidur. Pria Bang itu menolah, lalu dia mendekat ke arah Minho.

"Kenapa?" Tanya pria Bang itu. Minho nampak meneguk salivanya, sungguh dia takut sekarang.

"Kau pernah melemparku waktu itu, apa itu mimpi?" Tanya pria manis itu dengan wajah seriusnya. Chan menghembuskan napasnya, dia sebenarnya takut mengakuinya. Tapi itu benar, dia tidak bisa mengendalikan diri waktu itu.

"Hmm iya, tapi aku berjanji tidak akan melukaimu lagi" kata pria itu. Minho berusaha tenang, ternyata benar bukan mimpi. Tapi dia mengangguk melihat pandangan yang tulus dari pria itu.

Hari-hari mereka jalani seperti biasa, tak ada kecanggungan lagi pokoknya normal. Chan selalu menunggu Minho, hal itu membuat Minho tidak merasa kesepian lagi.

Akhir-akhir ini hujan selalu membasahi kota. Butiran dari langit itu tidak bisa diprediksi kedatangannya. Dan saat itu Minho lupa membawa payung dan itu sudah malam. Jika dia menunggu lebih lama mungkin hujan akan semakin deras. Pria manis itu memutuskan untuk menerobos hujan itu.

Hal itu membuat pria itu basah kuyup sampai di rumah. Minho menggigil saat hembusan angin menerpanya. Dia langsung membuka pintu dan masuk. Sesosok pria kekar tengah menunggunya di ruang tamu tengah duduk sambil menonton TV.

"Hachiiim" Minho bersin, Chan langsung menghampiri pria itu.

"Tunggu aku akan mengambilkan handuk dan pakaian kering" ujar pria itu langsung berlari ke kamar mereka. Minho masih menggigit kedinginan saat itu. Lalu pria Bang itu datang dengan handuknya. Dia langsung mengelap rambut Minho yang besah itu. Senyuman terlihat di bibir pria manis itu, dia tak tahu makhluk seperti Chan bisa melakukan hal tersebut.

"Kau lanjutkan dulu, aku akan membuat air hangat untuk mu" kata Chan. Minho mengangguk, lalu dia mengecup pipi pria Bang itu. Chan nampak tersenyum, dia tak percaya Minho melakukannya duluan.

UNREAL || BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang