CHAPTER 12 ⚜ : DEVIL

1K 156 10
                                    

🔞

Chan membuang Minho di ranjang itu, lalu pria itu menindih Minho. Minho nampak mengeluarkan air matanya saat mendapatkan perlakukan yang kasar itu.

Pria manis itu pasrah saat Chan membuka pakaiannya saat itu juga. Dia lalu menggerayangi tubuh mulus miliknya.

"Kenapa bersedih?" Tanya Chan sambil membelai pipi pria itu. Minho nampak membuang muka tanpa menjawabnya, sebenarnya dia sudah muak dengan perilaku Chan yang seperti ini.

Chan menaikan Minho ke pangkuannya lalu dia langsung menyambar bibir seksi milik pria manis itu. Chan melumatnya dengan seksual.

"Jangan diam saja, isap" kata Chan pada pria itu. Minho menurut dia juga ikut mengisap bibir tebal milik Chan. Chan dengan tangan nakalnya meremas bagian yang menonjol milik Minho yang ada di bawah sana, hal itu membuat Minho mendesah.

"Teruslah mendesah seperti itu sayang" kata Chan sebelum dia melicuti semua pakaian pria itu. Minho didudukan di atas paha Chan dengan kaki yang mengangkang.

Tanpa basa-basi lagi Chan memasukan batangnya ke lubang milik pria itu. Hal itu membuat Minho meringis sampai dia mencengkram punggung milik pria Bang itu. Chan memeluk Minho saat menggempur lubang milik pria itu. Desahan hebat terdengar saat Chan tak sengaja menyentuh spot kenikmatan milik Minho. Minho tidak bisa menghentikan desahan dari mulutnya.

Hingga beberapa saat Minho sudah merasa lelah. Namun Chan masih sangat  bersemangat menyetubuhi dirinya.

"Apa ini? Kau tidak bersemangat Minho" ujar pria itu saat melihat Minho yang mulai melemas. Pria manis itu nampak terengah-engah.

"Ini bukti cinta ku sayang" Chan mengecup bibir pria itu, lalu dia kembali menghempur lubang milik Minho.

"Cinta? Ini yang kau maksud cinta?" Tanya Minho sambil tersenyum miris.

"Apa maksud mu? Kau meragukan cinta ku?" Tanya pria itu kesal. Minho terkekeh mendengar itu, sambil terengah-engah dia membuka matanya dan menatap manik mata milik pria itu.

"Ini nafsu bukan cinta, berhenti mengatakan jika kau mencintai mu. Kau lebih menyakiti ku" kata pria itu. Mendengar itu Chan semakin kesal, dia kemudian bermain dengan kasar dan tak peduli bagaimana Minho.

Saat Minho bangun, tubuhnya sakit dia melihat beberapa lebam di tubuhnya. Saat dia bergerak juga bokongnya sangat sakit. Pria manis itu juga merasa di sudut bibirnya benar-benar perih.

"Sampai kapan aku harus menjadi budak seks dari pria itu" kata pria itu sambil menunduk.

"Kau sudah sadar rupanya" kata Chan saat melihat Minho sudah duduk di kasur itu. Dengan tatapan dinginnya Minho menoleh ke arah pria itu.

"Kenapa? Kau ingin aku mati? Tapi aku lebih baik mati daripada terus di lecehkan oleh mu" kata Minho dengan senyuman mengejeknya. Chanalu mendekat ke arah pria itu. Dia mencengkram leher dari pria itu.

"Aku melecehkan mu? Bukannya kau juga menikmatinya?" Pria itu benar-benar tak bisa mengendalikan dirinya. Karena Minho terus menyalahkannya. Minho kembali tersenyum, lalu menatap tajam pria itu.

"Orang-orang memang benar, kau adalah jelmaan iblis yang lahir ke dunia ini" kata Minho. Mendengar itu seketika mata pria itu berubah menjadi merah, dia semakin mengeratkan cengkramannya, hal itu membuat Minho kesusahan untuk bernapas.

"Kau menghilangkan kepercayaan ku, dasar manusia jahanam. Iblis ini akan membunuh mu sekarang" Chan mengatakan itu dengan senyuman yang benar-benar jahat. Minho meronta, namun sayang Chan langsung menghempaskan tubuh pria ke tembok dan langsung membuat Minho tidak sadarkan diri.

Chan menepuk pipi Minho, berusaha untuk menyadarkan pria itu. Lalu Minho membuka matanya, napasnya terengah-engah saat itu.

"Kau baik-baik saja kan? Apa kau bermimpi buruk?" Tanya Chan dengan wajah khawatir lalu dia memeluk pria itu.

Ternyata tadi itu hanya mimpi, Minho dapat bernapas dengan lega. Lalu dia melepaskan pelukan Chan.

"Minho maafkan aku, seharusnya aku tidak menyakiti mu" kata pria Bang itu dengan mata yang berkaca-kaca. Minho melihat itu, lalu dia mengangguk.

Chan tersenyum sampai terlihat dua lesung pipi yang mengapit di sudut bibirnya. Lalu pria itu berusaha mengompres bibir Minho yang lebam.

"Arhh" ringis pria itu saat kapas yang berisi alkohol itu menyentuh lukanya.

"Dari mana kau belajar melakukan ini?" Tanya Minho.

"Aku melihatnya di TV, saat sedang terluka maka mereka akan melakukan ini" jelas pria itu. Hal tersebut membuat Minho terkekeh.

"Jika kau terluka memangnya apa yang kau lakukan?" Tanya Minho.

"Aku menjilatinya sampai sembuh" jawab pria itu. Minho mengangguk, dia ingat bagaimana Chan menyembuhkan lukanya waktu itu.


"Jangan pergi ke mana-mana, kau harus pulang setelah bekerja" kata Chan pada pria manis itu. Minho terkekeh mendengarnya, lalu dia mengusap rambut pria itu.

"Dari mana kau belajar kata-kata itu?" Tanya Minho, entah kenapa kalimat yang diucapkan oleh Chan benar-benar manis menurutnya.

"Dari TV" kata pria itu singkat. Minho tersenyum.

"Baikah aku akan terlambat, jangan ke mana-mana ya" kata pria itu sambil melambai. Namun sebelum pria itu pergi Chan menarik Minho padanya, lalu mengecup bibir pria itu singkat. Hal itu membuat mata pria itu membulat.

"Sampai jumpa, aku akan menunggu mu di rumah" kata Chan sambil tersenyum manis.

Seonghwa merasa eneh melihat Minho terus senyum-senyum dari tadi. Takut temannya mulai kehilangan akal, dia langsung menegur Minho saat itu juga.

"Minho ada apa dengan mu? Apa ada masalah?" Tanya pria itu. Minho langsung terkejut, lalu dia kembali bersikap normal.

"Hai! Fokuslah bekerja jangan pedulikan aku" ujar Minho kesal karena Seonghwa terus menetapnya.

"Minho" suara itu kembali Minho dengar. Dia lalu menolah ke arah pria itu.

"Aku sarankan, kau menjauh dari dia. Kau sudah tahu dia bukan manusia kan? Dan dia adalah pelaku dari insiden waktu itu. Aku takut dia menyakiti mu" kata Seonghwa dengan wajah cemasnya.

Minho terdiam, dia lalu kembali mengingat Mimpi yang dia alami beberapa hari yang lalu di mana Chan mencekiknya dan membunuhnya.

"Apa itu akan benar-benar terjadi?" Batin Minho.

Minho mulai memikirkan apa yang Seonghwa katakan, memang Chan terkadang tidak bisa mengontrol dirinya. Saat seperti Chan berubah menjadi monster itu.

"Bagaimana ini?" Gumamnya, dia mulai tidak tenang. Sampai dia tak menyangka bahwa dia sudah sampai di rumah. Minho berusaha melupakannya lalu dia membuka pintu itu.

Dia mencium bau yang begitu enak dari dalam.

"Kau sudah pulang rupanya" kata pria itu dari arah dapur. Minho melihat Chan memakai sarung tangan mencuci.

"Apa yang mau lakukan?" Tanya Minho mendekat ke sana.

"Aku membuat ini untuk mu" kata pria itu. Minho terkejut melihatnya, dia lalu mendekat dan mencicipinya.

"Hmm agak asin, tapi lumayan" kata Minho. Chan tersenyum mendengarnya. Dia senang Minho menyukai makanan itu.

"Kau belajar dari TV juga?" Tanya Minho. Chan mengangguk, ternyata Chan benar-benar pintar.



TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

UNREAL || BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang