CHAPTER 16 ⚜ : CONSPIRACY

873 127 6
                                    

Chan dengan penuh amarah langsung pergi ke alamat itu. Saat dia sampai dia melihat bangunan yang begitu tua. Seperti sebuah ruko yang tidak berpenghuni. Pria itu masuk ke sana tanpa basa-basi.

"Minho!" Teriak pria itu sambil menghancurkan pintu yang tertutup itu. Saat dia masuk ke sana, ternyata sepi. Pria itu kembali memeriksa alamatnya.

"Ini benar, tadi di mana Minho?" Gumamnya. Tapi seketika tubuh Chan ambruk Saat sesuatu mengenai lehernya.

"Dia lebih bodoh dari yang aku bayangkan" kata seseorang dengan baju hitamnya. Chan ternyata telah di strum menggunakan alat itu.

"Cepat bawa dia!" Ujar pria itu.

Saat Chan membuka mata, dia sudah berada di dalam sebuah sel dengan kedua tangan dan kakinya terantai.

"Minho!" Teriak pria itu, tapi sayang tidak ada jawaban.

"Minho!!" Kembali pria itu berteriak lebih keras. Namun sama saja tidak ada yang menjawab.

Suara langkah kaki datang, Chan dapat dengarnya dari arah pintu. Terlihat seorang pria masuk dengan pakaian serba hitamnya.

"Dia tidak ada di sini, sebaiknya kau diam" kata pria itu.

"Cepat katakan di mana Minho!" Teriak Chan lagi. Namun pria itu nampak tersenyum saja sambil membawa sebuah remote yang aneh.

"Kau terlalu bodoh Bang Chan, Minho sedang di rumah sekarang. Kami tidak pernah membawanya bersama kami" kata pria itu sambil tertawa. Chan benar-benar sudah tidak bisa menahan amarahnya, ternyata dia telah dibodohi oleh pria itu.

"Aku tidak menyangka makhluk seperti mu ada di dunia ini" kata pria itu mulai mendekat ke arah Chan.

"Hai! Beraninya kau melakukan ini padaku, aku akan membunuh mu dan mencabik badan mu sampai hancur" kata Chan, matanya mulai berubah warna. Namun pria nampak biasa saja.

"Coba saja lakukan jika kau bisa" kata pria itu. Chan langsung mencoba melepaskan rantai itu. Pria itu berhasil melepaskan salah satu rantainya, tapi tiba-tiba dia merasakan sakit seperti sengatan listrik di bagian lehernya sontak membuat dirinya terjatuh lemas.

"Hmm hanya itu yang kau bisa?" Tanya pria itu sambil menedang tubuh Chan yang lemas.

"Dasar pengecut" kata Chan dengan senyuman remehnya. Pria itu kembali memencet tombol yang ada di remote yang dia bawa, Chan langsung tersetrum.

"Sebaiknya kau diam, aku sebenarnya tidak ingin menyakitimu karena kau adalah sumber uang untuk ku. Jadi tolong jadi pria yang baik" kata pria itu lalu pergi dari sana.

Napas Chan memburu, dia baru sadar ternyata mereka memakaikan sebuah Coker listrik di bagian lehernya. Saat sakitnya mulai hilang, Chan berusaha untuk melepaskannya tapi saat dia menyentuhnya Coker itu, dia kembali disetrum.

"Sial bagaimana ini? Kenapa aku bisa seceroboh ini?" Dia mengacak rambutnya frustasi.

⚜⚜⚜

Minho membeli beberapa liter darah hewan untuk Chan agar pria itu tidak kelepasan lagi.

Saat masuk ke dalam rumah, Minho benar-benar terkejut melihat rumah yang sudah sepi. TV sama sekali tidak menyala. Dan seperti tidak ada seseorang di sana.

"Bang Chan! Aku pulang" kata pria itu masuk ke kamar. Sangat sepi, lalu Minho kembali ke luar.

"Di mana dia?" Tanya pria itu. Namun pandangannya terlihkan ke sebuah kotak yang terbuka di atas meja depan sofa.

"Apa ini?" Tanya Minho saat melihat isi dari kotak itu. Ada dirinya di sana, dan sebuah pisau berlumuran darah.

Minho benar-benar ketakutan saat berada di dalam taksi. Dia takut Chan akan celaka. Saat dia sampai ke alamat itu, pria itu terkejut melihat ruko itu telah hangus terbakar.

"Chan!! Bang Chan!" Panggil Minho sambil menangis. Dia berlari masuk ke dalam sana untuk mencari pria itu.

Semua yang ada di sana sudah terbakar hangus. Lalu sesuatu dia menemukan gelang tangan yang sering dipakai oleh Chan. Dia juga melihat kain jaket yang dia punya juga ikut terbakar di sana. Tak jauh dari sana dia menemukan sebuah tengkorak manusia yang tergeletak.

"Aaaa Kenapa ini bisa terjadi?" Minho menangis sambil berteriak di sana. Dia tak menyangka Chan akan pergi secepat itu.

Pria itu memutuskan untuk menelepon polisi. Investigasi pun dilakukan di sana. Minho terus menangis saat itu, Seonghwa datang ke sana juga untuk menemani Minho.

"Tuan kami akan mengirim tulang korban ke Tim forensic dulu. Jika sudah selesai kami akan menghubungi tuan" kata polisi itu pada Minho. Dengan cepat Minho mengiyakannya.

Minho hanya diam di rumah saat itu, dia terus menangis saat mengingat pria itu. Hanya gelang itu yang dia punya saat ini. Dia berharap itu bukan Chan.

"Chan kenapa kau meninggalkan aku?" Tanya Minho sambil melihat foto Chan yang dia ambil beberapa waktu yang lalu. Air mata itu kembali tumpah, dia benar-benar tidak bisa percaya hal itu.

Suara pintu itu membuat Minho memiliki sebuah harapan, dia langsung berlari dan membukanya. Harapan itu pupus saat melihat pria yang datang bukanlah Chan.

"Minho kau baik-baik saja kan?" Tanya Seonghwa saat melihat Minho yang begitu pucat dan berantakan.

"Ini tidak Adil, kenapa selalu begini?" Minho dengan mata berairnya menatap pria itu.

"Minho kau harus tenang, kita masih punya harapan. Kita harus menunggu hasil foresik dulu" Seonghwa berusaha menenangkan pria itu.

"Tidak bisa tenang, semua orang yang aku cintai pasti pergi. Pertama Jisung dan sekarang Chan. Kenapa?" Minho kembali berteriak menangis. Seonghwa juga ikut menangis melihat temannya itu.

"Sabar Minho" kata pria itu sambil menangkan pria itu.

Sejak pagi Minho sudah datang ke gedung rumah sakit. Dia menunggu hasil forensik keluar. Seonghwa juga mendampingi pria itu sekarang.

"Bagaiamana jika itu Chan?" Tanya Minho. Seonghwa berusaha untuk menenangkan temannya itu.

"Kau harus mengiklaskannya" jawab pria itu. Minho menutup wajahnya, dia benar-benar tidak sanggup jika itu terjadi.

"Tuan Lee Minho?" Tanya seorang petugas pada Minho. Pria itu langsung bangun dari tempat duduknya dan mendekat ke sana.

"Kami tidak bisa memastikan jika itu dia adalah orang yang anda cari, karena hanya tulang belulang saja yang tersisa. Tapi dalam DNA kami menemukan DNA seekor serigala" dari penjelasan itu membuat Minho melemas. Itu memang benar Chan.

"Baiklah terima kasih tuan" kata Seonghwa lalu membawa Minho pergi dari sana.

Minho menangis sejadi-jadinya mendengar itu. Dia tak bisa menerima orang yang dia cintai sudah tiada. Padahal dia belum mengatakan bahwa dia mencintai pria itu.

"Aku sendiri lagi" kata Minho. Seonghwa menggeleng.

"Minho kau harus sabar dan iklas. Aku ada di sini jadi jangan merasa sendirian lagi" ujar pria itu.



⚜⚜⚜

TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

UNREAL || BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang