Happy reading.
Malam ini sedang hujan wanita dengan bulu mata lentik itu sedang menatap keluar jendela yang di hiasi embun,dia tengah menunggu seseorang
satu cangkir coffe yang ia pesan dari setengah jam yang lalu telah habis di minumnya,waktu menunjukkan pukul 7
"hujan sedang deras,apakah dia tidak akan datang?"dia bergumam gelisah
wanita itu beranjak dari duduknya ketika jaket rajut yang di pakainya mulai tak kuat lagi menopang dinginnya malam ini
senyumnya terukir, matanya menangkap sosok pria yang dia tunggu sedari tadi itu datang dengan payung di tangannya
wanita itu kembali duduk menunggu dia berjalan kemari ke arahnya
"mbak 2 cangkir teh hangat yah!"pintanya pada waitress yang sudah mengangguk
"jadi kenapa terlambat?"tanyanya
pria itu menulis cepat di kertas kecil miliknya, agar si wanitanya tak menunggu lagi "maaf ya terlambat tadi ada sedikit gangguan yang tidak bisa ku hindari"ucapnya sembari membenarkan posisi duduknya
wanita itu hanya tersenyum kecil ketika membaca tulisan yang terlihat menggemaskan baginya
"tidak Masalah"
dia menulis lagi di sebuah buku atau yang di sebut booknote,kali ini wanita itu terlihat marah ketika membaca tulisannya
"Aku tunawicara kamu gak malu ngajak aku?maaf ya kalau aku jawabnya pake anggukan atau gelengan saja atau sesekali aku bakal nulis yang harus buat kamu nunggu lagi.Maaf sekali karna aku bisu".
"Jangan ngomong gitu lagi aku gak suka"
Pria itu mengangguk dengan rasa bersalah
2 teh hangat sudah menjadi dingin,entah beberapa jam mereka berbincang membuat keduanya lupa waktu
Wanita itu terus saja mengoceh yang di balas dengan anggukan kepala sesekali dia menggeleng marah
Mereka sama-sama tertawa mengabaikan derasan hujan yang menjadi sunyi,hujan itu telah berhenti
Mereka sangat suka ini.
"Jun Pake bahasa isyarat aja aku kan dikit-dikit udah ngerti"ujar Lia
Dengan ragu Juna menggerakkan tangannya "tapi waitress di sana melihat kita"
"Gapapa toh mereka juga punya mata"
Juna terkekeh lalu mengangguk setuju
"Juna tangan kamu kenapa?!"Lia panik wanita itu segera mengambil tangan Juna dan melihat luka dengan noda merah di sana,tangan Juna kasar
Juna melepaskan tangan Lia pelan "tidak apa-apa hanya luka kecil.Jangan khawatir"
"Aku plesterin ya?"tawar Lia dan berjalan pergi ke arah waitress untuk menanyakan apakah mereka mempunyai plester
Juna mendesah kasar,Lia kenapa tidak menunggu jawaban dari Juna dulu,padahal ini hanya luka biasa bagi pria itu
"Untung mereka punya"Dengan pelan Lia menempelkan plester itu pada tangan Juna"Perih ya Jun,kenapa gak langsung di obatin"omelnya
Juna mematung melihat Lia yang serius dengan aktivitas luka di tangannya,Wajah wanita itu benar-benar cemas
Keduanya berjalan pulang dengan payung di masing-masing tangan mereka, Meskipun hujannya tidak deras tapi berintikan-rintik.Jalanan juga Cukup ramai dengan orang-orang yang nongkrong maklum ini masih jam 9 malam.
"Juna kapan-kapan Lia mau main ya ke rumah Juna"
Juna tersentak kaget "tidak baik wanita main dengan pria, sebaiknya jangan"
Lia lupa bahwasanya Juna tidak tinggal dengan orangtuanya melainkan adiknya,tapi Lia juga kan ingin melihat adik Juna.Di pikirannya pasti kecil-kecil imut.
"Tapi kan ada adik Juna,siapa sih namanya ?"
Juna lagi-lagi terdiam,tidak mungkin Juna memberi tahu Lia bahwa adiknya adalah Yuri, bisa-bisa Yuri marah besar.
Melihat Juna terdiam Lia jadi merasa tak enak, sepertinya dia salah ngomong
"Kalau gitu Juna deh yang main ke rumah aku"kata Lia yang tidak ingin berlama-lama diam
"Boleh?"
"Siapa emang yang gak ngebolehin?"
"Kapan-kapan ya soalnya Juna akhir-akhir ini sibuk"
Sibuk?kenapa?Lia jadi penasaran lagi sama Juna ingin bertanya lagi tapi dia takut menyinggung.
Lia mengangguk setuju.
Tangan Lia menggenggam tangan Juna di tengah-tengah payung mereka "makasih Jun hari ini ada waktu meskipun aku tahu kamu sibuk
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Untukmu,Junkyu 𝙎𝙚𝙡𝙚𝙢𝙗𝙖𝙧 𝙠𝙚𝙧𝙩𝙖𝙨 [FINISH]
Teen Fiction❝𝑶𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒔𝒖 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒖𝒌𝒂𝒊 𝒌a𝒎𝒖❝ --"Aku ingin seorang kakak yang lebih baik, seorang kakak yang tidak bisu". Tentang warna yang kamu lukisan untukku tentang aku yang bahagia nya bisa mengen...