Happy reading.
Di sisi ranjang Yuri Juna terisak pilu dengan sesekali ia usap pucuk kepala adiknya penuh sayang "jangan sakit "rintihnya
Jujur saja sejak tadi pagi Juna belum makan dia lapar lihat saja sekarang wajahnya sudah pucat pasi
"Apakah dia belum siuman juga?"dokter wanita itu datang menghampiri mereka
Juna tersenyum lalu menggeleng pelan.Dokter ini dari tadi sangat baik kepada Juna bahkan dia rela memeriksa Yuri padahal saat jadwalnya dia harus pulang, namanya dokter Jennie.
Jangan lupakan dokter Jennie juga bisa bahasa isyarat,itu membuat Juna terkejut awalnya.
"Sudah makan?"
Juna menggeleng lagi,jujur saja dia benar-benar sangat lapar siapa coba yang gak lapar belum makan dari pagi sampai malam seperti ini
"Yaudah yu makan dulu nanti kamu ikut-ikutan sakit lagi,tenang biar saya aja bayar"tawarnya
Juna hanya diam merenung,tapi dia juga malu
"Anggap aja saya ini kakak kamu,yu ah"dokter Jennie menarik Juna untuk ikut bersamanya
"Yuri nanti ada yang jagain tenang aja"ucapnya seakan tau pikiran Juna.
Juna menghela nafas lega,selain tukang sopir tadi tuhan mengirimkan orang baik juga padanya.
"Mau pesan apa?"tanya dokter Jennie saat mereka sudah sampai di kantin rumah sakit
Juna menggerakkan tangannya "apa saja yang penting murah"
Dokter Jennie mengangguk mengerti "Bu mau nasi pake telur,ayam goreng sama air putihnya ya sekalian"
"Berapa neng?"
"Satu porsi aja".
Sudah seperti warteg saja.
Juna kaget "kenapa satu ?dokter tidak makan?"
"Kamu saja saya masih kenyang"
"Tapi itu terlalu banyak"
"Gakpapa biar badan kamu gemuk"dokter Jennie tersenyum gemas "jangan panggil saya dokter dong kakak aja ya"
Juna terkekeh lalu mengangguk.
"Setelah makan ikut saya ya"
Satu alis Juna terngakat "kemana?"
"Sudah jangan banyak tanya ,ikut saja."
Juna terheran-heran ketika dokter Jennie membawanya ke sebuah ruangan tepatnya seperti ruangan pasien chek up.
"Duduk aja di sini--kakak coba periksa kamu ya"ujarnya
Juna mengkibaskan tangannya sebanyak mungkin "tidak usah Juna tidak sakit "
"Juna diem ya,sekali aja"kini dokter Jennie sudah memeriksa keadaan pria itu dari mata, tenggorokan bahkan dadanya.
"Dada kamu sakit ya?"tanya dokter Jennie lirih
Juna mengangguk sudah tidak bisa mengelak
"Kamu juga demam Jun"
Juna diam karna memang dari tadi kepalanya berdenyut
"Kamu sering sakit dada kan?"
Juna mengangguk membenarkan
"Dada sakit atau sesak itu bisa saja karna angina.Angina terjadi ketika otot jantung tidak mendapat cukup darah,sehingga dada terasa amat berat dan sesak.Selain nyeri dada angina juga memicu sensasi tertekan di dada serta tubuh bagian atas"jelas dokter Jennie,ia memberikan obat tablet yang sudah ia bungkus sedari tadi pada Juna
"Ini apa?"
"Buat kamu,biar cepet sembuh supaya tetap semangat jagain adik kamu tanpa orangtua"terdengar bergetar suara dokter Jennie ketika ia bicara
Juna menelan ludah lalu menerima obat itu "Terimakasih kak"ucapnya menggunakan bahasa isyarat
Jennie mengulum senyumnya, matanya berkaca-kaca.
"Jika boleh Juna akan kembali lagi ke ruang rawat Yuri"
Dokter Jennie mengangguk setuju "kemungkinan besok Yuri boleh pulang"
"Biar saya yang bayar."
Juna memperhatikan obat yang di berikan dokter Jennie tadi, hatinya berseru mengucapkan ribuan terimakasih.
Ia alihkan lagi perhatiannya pada Yuri yang masih betah memejamkan matanya
Setelahnya ia terisak pilu tanpa suara hanya air mata saja yang bisa menjelaskan keadaannya
"Tolong jangan pernah sakit."
"Kenapa sakit itu tidak menular saja padaku?"
"Cepat sembuh adikku."
Semua itu jeritan hati Juna sedari tadi
Sedikit demi sedikit Yuri membuka matanya,Juna langsung saja menghapus air matanya dan tersenyum lebar melihat adiknya siuman
"Gue di rumah sakit?"tanya Yuri sembari melihat jarum impus di tangannya
Juna mengangguk pilu
"Lo gila?gimana coba kalau ada temen sekolah gue yang liat kita di sini?Lo kenapa pake gegayaan embel-embel gue harus di bawa ke sini sih?Lo emang punya duit buat bayar gue?"Yuri langsung nyerocos panjang lebar dengan kekesalannya
"Jangan dulu banyak bicara kamu masih belum sembuh sepenuhnya.Lagian besok dokter juga sudah mengizinkan pulang"
Yuri yang melihatnya hanya menghembuskan nafas kasar.
Seseorang di balik pintu tersenyum puas "Menarik". gumamnya
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Untukmu,Junkyu 𝙎𝙚𝙡𝙚𝙢𝙗𝙖𝙧 𝙠𝙚𝙧𝙩𝙖𝙨 [FINISH]
Ficção Adolescente❝𝑶𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒔𝒖 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒖𝒌𝒂𝒊 𝒌a𝒎𝒖❝ --"Aku ingin seorang kakak yang lebih baik, seorang kakak yang tidak bisu". Tentang warna yang kamu lukisan untukku tentang aku yang bahagia nya bisa mengen...