✨Bab kelima,mulai terpikat.

288 45 1
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading.

Mashi dengan balutan Jersey basket di tambah lagi dengan headband di kepalanya yang membuat kekaguman tersendiri tak lupa dengan nomor punggung 02 dengan nama inisial di bagian punggungnya "M" Bayangkan saja bagaimana tampannya mashi saat itu juga apalagi di tambah dengan keringat .Saat dirinya berhasil memasukkan bola itu ke dalam ring saat itu juga para kaum hawa berteriak heboh.Mashi tersenyum puas atas pencapaian

Di arah tribun Yuri berteriak histeris saat mashi lagi-lagi berhasil memasukkan bola basket itu pada Ring.Ia dengan ponselnya yang sudah stand by langsung saja memotret mashi yang Gagah dengan keringatnya,ingin rasanya Yuri menglap keringat itu.

Mashi dadah-dadah dengan kedipan mata yang sudah  menjadi kebiasaannya pada arah tribun untuk meleyotkan para fansnya, mungkin.

Yuri ikut meleyot, rasanya kakinya seperti Tremor akan pingsan saat ini juga.

Pandangan mashi mencari sosok Lia tapi ia tak kunjung menemukannya,"sial,gue lupa kalau udah putus"Bantinnya.Memang sudah menjadi kebiasaan Lia saat masih berpacaran dengan mashi pasti wanita itu sudah siap dengan teriakannya yang membuat mashi semangat.Lia memang budak cinta pada mashi tapi dulu sekarang tidak.

Hanya karna satu kesalahan pria itu.

Setelah latihan mashi selonjoran di lapangan dengan tangan yang mengkibas-kibas untuk mengurangi kegerahannya.

"Mashiii"

"Mashi kok makin ganteng"

"Buka jasa lap keringet gak?"

Itu godaan para wanita-wanita yang sedang lewat,mashi hanya menanggapi dengan senyum aja,Ini sudah biasa baginya.

"gegayaan lah"Jae teman dekat mashi ikut selonjoran di sana.Namanya sih jaenal tapi karna kepanjangan jadi di sebut aja jae kadang anak-anak lain juga sering bilang Jaenudin.

"Udah biasalah"mashi memainkan rambutnya yang basah.

"WOIII!"Jae berteriak pada Yuri yang saat itu dirinya sedang lewat

Yuri diam, kepalanya ia arahkan ke kanan,kiri,dan belakang tak ada siapapun bukan apa-apa Yuri hanya takut kalau jae bukan memanggil dirinya

"Iya elo.Kesini"

Yuri berjalan mendekat dengan jantung tak normal pasalnya ia akan mendekati mashi cowok idamannya

"Beliin gue Aqua lah,2 oke!"

"Mmm..uangnya kak?"

Jae menghela nafas pendek "Duit Lo lah,nanti gue kasih Poto bareng gue"

Yuri tersenyum kikuk,ia menggaruk tengkuknya yang di rasa tak gatal

"Kalau ke cewek jangan gitu kalau niat beli ya harus pake uang Lo lah gimana coba nanti kalau Lo kencan?"Mashi merogoh sakunya "Nih,kalau kembalian ambil aja"

Yuri semakin tertarik dengan mashi benar-benar idaman sekali apalagi setelah mashi mengatakan hal macam itu Yuri semakin ingin menjadi pacarnya.

"Makasih kak,aku jalan ya"

"Merangkak geulis"sahut jae yang sudah kepalang kesal

Mashi terkekeh menanggapi

Berjalan beberapa saat Yuri Sudah kembali dengan dua air mineral Aqua tak perlu banyak basa-basi wanita itu langsung menyerahkan pada mashi

"Makasih"mashi menerima dengan senyum manisnya,Yuri beruntung bisa melihat sedekat ini.

Rasanya seperti ingin kayang.

Yuri ngangguk kemudian pergi

"Eh tunggu"langkahnya terhenti ketika mashi lagi-lagi memanggilnya

Yuri berbalik,matanya melotot berbinar ketika mendapati mashi yang tengah minum dengan jakun di lehernya yang semakin menggoda,Gila lama-lama Yuri diabetes ini.

"nama Lo siapa?"mashi bertanya dengan air Aqua itu ia tumpahkan pada wajahnya yang gerah, wajah dan rambutnya basah Yuri semakin kagum melihat kegantengan seorang mashi ini

"Yuri."jawab Yuri dengan anggun

"Ohh oke."Yuri mengangguk kemudian berjalan pergi.

"Menarik."gumam mashi yang masih dapat di dengar jae.

Di sisi lain Yuri tengah bersandar di dinding dengan dada yang ia pegang sedari tadi."Dia nanya nama gue"gumamnya

Semakin terbayang wajah mashi di pikirannya."Gila kali ya kak Lia mutusin cowok sebaik, seganteng, semulus kak mashi."ia masih bergumam

"Bahkan tadi keteknya lebih mulus dari pada masa depan gue".









Saat Bu jisoo tengah menerangkan di depan Lia hanya menatap dengan pikiran kosong,dia mengantuk ingin tidur.

Atensinya ia arahkan pada bangku pojok belakang jendela yang di duduki Juna.

Di sana Juna tengah menatap keluar jendela,entah apa yang dia tatap tapi Lia suka melihatnya.

Dari sana Lia terus menatap dan saat itu juga dia mulai terpikat.











To be continued

Untukmu,Junkyu 𝙎𝙚𝙡𝙚𝙢𝙗𝙖𝙧 𝙠𝙚𝙧𝙩𝙖𝙨 [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang