-oOo-
Tak terasa sudah seminggu sejak kepindahan Arian. Ameeza sebenarnya belum benar-benar merasa kehilangan. Ia hanya merasa ada sedikit perbedaan di hari-harinya. Apakah itu termasuk merasa kehilangan?
Ameeza menatap Melva yang sibuk makan dan tangan kiri memegang HP. Sedangkan Ameeza hanya minum sebotol ice tea saja tanpa memesan makanan apapun.
Melva langsung terbatuk-batuk hebat. Membuat Ameeza sedikit tersentak. Perempuan itu langsung menenggak minuman yang sedang Ameeza pegang. Ameeza tak banyak protes, meski tahu bahwa minumannya diembat oleh Melva. Lagi pula Melva sedang tersedak, jadi Ameeza mewajarkannya.
"Lo kenapa?"
Melva meletakkan kembali botol minuman ice tea milik Ameeza di atas meja. Meskipun botol itu sudah kosong.
"Ini ada gosip kalau si Brian berulah lagi!" panik Melva.
"Siapa dia?"
"Lo gak tahu?"
Ameeza menggeleng.
"Sibuk pdkt sama Kak Arian, sih," cibir Melva.
"Heh!"
Melva terkekeh. "Gak, kok. Gue cuma becanda."
"Lama-lama lo mirip kek Arian, becanda mulu," kesal Ameeza.
"Si Brian tuh sering banget gangguin cewek-cewek. Begitulah, kadang dia suka nekat juga. Gue takut aja jadi sasaran dia."
"Terus kenapa gak dilaporin aja ke polisi gitu. Biar sekalian dijeblosin ke penjara. Kan beres."
Melva menghela napas. "Masalahnya adalah si Brian brengsek itu selalu lolos. Yah, dia anak orkay. Gue gak faham lagi, pokoknya berita-berita tentang si Brian itu selalu hilang tanpa jejak."
"Terus itu tadi."
"Oh, gue tahu dari grup kelas. Mereka pada heboh ngomongin si Brian. Katanya ada anak SMA Antariksa yang jadi korban."
Ameeza mangut-mangut. "Ah, iya-iya."
"Lo harus hati-hati."
-oOo-
"Lo lagi ngapain emang?" tanya Ameeza pada Arian sembari berjalan menuju gerbang depan yang sudah sepi.
"Lagi diem aja sambil guling-guling di kasur."
Ameeza terkekeh. "Gabut bener, kalau jatuh gue bilang mampus, loh."
Arian berdecak. "Gak bakalan."
Tak lama terdengar suara jatuh. Ameeza tertawa terbahak-bahak. "Udah gue bilang, mampus lo! Mampus mampus! Jatoh 'kan? Sakit gak? Mampus!"
Dari seberang telepon terdengar suara kasak-kusuk.
"Lo ngapain?"
"Beres-beres."
"Tumben rajin."
Sebelum mendengar jawaban Arian dari seberang telepon, HP Ameeza sudah lebih dulu terpental jauh. Ameeza hendak mengambilnya namun, tindakannya terlalu lambat sampai sebuah mobil melindas HP-nya sampai hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMEEZA [TAMAT]
Teen Fiction(#HIJRAHSERIES) Keputusan Bahar untuk menyekolahkan Ameeza di SMA Antares, miliknya mengubah sang putri menjadi sosok yang dingin. Hidup Ameeza terasa penuh masalah ketika ia berada di SMA Antares. Ia harus menghadapi fans gila sepupu dan saudarany...