Happy reading guys 🤗❤️
-oOo-
Ameeza melirik HP-nya yang terletak di atas nakas. Masih tidak ada tanda-tanda balasan dari Arian. Yah, Ameeza mencoba saran dari Erga, walau awalnya ia tak yakin. Tapi, egonya seolah mendukung saran dari Erga, membantah semua pemikiran positif yang ada di kepalanya.
Ameeza duduk di tepi kasur masih dengan seragam lengkap. Ia sama sekali belum mengganti pakaiannya. Sejak tadi yang membuat kepalanya pening adalah kepastian dari Arian.
Ameeza berjalan menuju lemari khusus, perempuan itu menarik salah satu cat berwarna hitam. Ia membawanya ke dekat tembok. Sejenak Ameeza menatap gambar yang beberapa minggu lalu pernah digambarnya. Ameeza tersenyum kecut. Ia berjongkok, membuka tutup cat. Lantas dengan emosi ia menyiramkan cat hitam itu ke gambar yang ada di tembok. Cat itu turun perlahan, menutupi gambar. Karena tak di ratakan dengan kuas, catnya jadi tak karuan.
Ameeza membanting wadah cat yang sudah kosong, meski pada akhirnya sisa cat yang ada di wadah menciprat ke seragamnya. Tapi, Ameeza tak peduli.
Kakinya melangkah menuju kamar mandi, membasuh tangannya dengan sabun cair cepat-cepat agar cat itu tak lebih dulu kering. Ameeza menutup keran. Ia sempat menatap cermin di kamar mandinya, bayangan dirinya yang tampak acak-acakan. Ameeza membenci penampilannya sekarang. Ia benci menjadi perempuan lemah. Sangat benci.
Tangan Ameeza sudah dikeringkan dengan handuk kecil. Ameeza duduk di kursi meja belajar. Mengambil sisir dan mulai menyisir rambutnya hingga rapi, setelahnya ia mencepol rambutnya serapi mungkin. Rambut di sisi kanan dan kiri ia biarkan tergerai sedikit.
LO JANGAN JADI CEWEK LEMAH AMEEZA!
Ameeza mengangguki apa kata hatinya. Ia buru-buru keluar dari kamar, mengunci pintu kamar lantas turun ke lantai dasar untuk makan.
"Baru aja mau dipanggilin," kata Izzi, cewek itu langsung kembali duduk.
Hari ini makan hanya berempat. Termasuk Bi Siti. Sedangkan Eliska dan Bahar sama-sama sedang pergi keluar.
"Baju lo kotor gitu, kenapa? Ketumpahan cat?" tanya Izzi sembari menyendokkan nasi dan ayam bakar.
Ameeza hanya mengangguk. Perempuan itu sibuk mengambil makanan. Dan memang sedang malas berbicara.
Angga sendiri sedang sibuk makan sembari memainkan HP.
"Ameeza!"
Ameeza tersentak dengan panggilan Izzi. Ia menatap kakak keduanya tak faham.
"Lo gak lagi kesurupan 'kan? Itu sambelnya pedes banget loh. Bisa-bisa sakit perut kalau kebanyakan," kata Izzi.
Ameeza mengangkat bahu acuh. "Bodo amat, kepala gue lagi pusing."
"Mikirin apa?"
Ameeza tak merespon. Perempuan itu langsung melahap nasinya dengan ukuran besar-besar guna menutup mulutnya sendiri agar susah berbicara. Ia sengaja berperilaku seperti itu karena malas ditanya-tanya.
-oOo-
Yogyakarta, kota yang memiliki banyak julukan. Mulai dari kota pelajar, kota gudeg, kota pariwisata dan yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMEEZA [TAMAT]
Teen Fiction(#HIJRAHSERIES) Keputusan Bahar untuk menyekolahkan Ameeza di SMA Antares, miliknya mengubah sang putri menjadi sosok yang dingin. Hidup Ameeza terasa penuh masalah ketika ia berada di SMA Antares. Ia harus menghadapi fans gila sepupu dan saudarany...