-oOo-
Kantung mata Ameeza terlihat menghitam seperti panda. Ditambah dengan langkah kakinya yang terbilang lesu. Sesekali ia menghela napas panjang begitu beberapa siswi yang ia lewati sibuk bergosip mengenai dirinya.
Baru dua hari Ameeza bersekolah di SMA Antares. Ia sudah jadi pusat perhatian. Kemana pun Ameeza pergi pasti ada saja siswa atau siswi SMA Antares yang menggosipkannya.
Ameeza mendudukkan dirinya di kursi jajaran ke dua pojok. Ia langsung menenggelamkan wajahnya di atas tas. Tak peduli dengan tatapan penasaran dari Melva, teman sebangku Ameeza.
"Lo ada masalah? Kayaknya lelah banget."
Meskipun Ameeza mendengar pertanyaan dari Melva. Ia enggan menjawab, untuk hari ini saja Ameeza sedang malas meladeni siapapun.
Melva yang notebenya baru berteman dengan Ameeza semenjak kemarin pun paham dengan tingkah teman sebangkunya yang tampak lelah.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Dengan sedikit panik Melva menepuk bahu Ameeza. Parahnya Melva salah sasaran, bukannya nepuk pundak tapi nepuk punggung.
Merasa terkejut dengan tepukan kasar itu, Ameeza otomatis langsung menegakkan tubuhnya. Tatapan Ameeza beralih ke depan dimana seorang guru yang baru saja mendudukkan diri di kursi. Padahal Ameeza kira ia dibangunkan oleh guru. Ternyata bukan.
Ameeza menyorot Melva dingin. Tanpa bicara pun Melva tahu apa yang ditanyakan oleh Ameeza lewat sorot matanya.
"Sorry banget, My. Maaf banget gue gak sengaja. Maafkan gue yang ceroboh ini," mohon Melva dengan volume suara yang tidak bisa di katakan kecil.
"Melva! Ada apa ribut-ribut di belakang?"
"Gak ada apa-apa, Bu," jawab Melva dengan senyuman.
Ibu Mila, guru matematika itu sibuk menuliskan materi di papan tulis. Ameeza memperhatikan dengan serius. Walau lama-lama ia merasa kesal juga mendapati gangguan dari Melva. Anak itu sedari tadi berbisik meminta maaf tanpa henti.
"Gue maafin."
"Ameeza."
Panggilan Ibu Mila sontak membuat Ameeza terkejut. Beberapa teman sekelasnya ikutan menatap ke bangkuan Ameeza penasaran.
"Maju ke depan."
Mampus! Ameeza tadi tidak memperhatikan dengan benar penjelasan Ibu Mila. Sebab sejak tadi Melva terus mengganggunya.
Menahan kegondokan. Akhirnya Ameeza memutuskan beranjak dari kursi dengan ekspresi yakin. Walau dalam hati ia ragu.
Begitu sampai di depan, Ibu Mila berkata, "Melihat kedua kakak kamu dan sepupu kamu yang pintar, ibu rasa kamu juga begitu. Jadi, tolong kerjakan soalnya."
Dikira karena kakak dan sepupu gue pinter gue juga pinter.
Ameeza mendekati meja guru. Kemudian mengambil spidol. Ia mendekati papan tulis dengan perasaan was-was. Takut tidak bisa menjawab. Meskipun Ameeza yakin tidak ada yang menyadari wajah gelisahnya. Karena Ameeza memasang topeng dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMEEZA [TAMAT]
Teen Fiction(#HIJRAHSERIES) Keputusan Bahar untuk menyekolahkan Ameeza di SMA Antares, miliknya mengubah sang putri menjadi sosok yang dingin. Hidup Ameeza terasa penuh masalah ketika ia berada di SMA Antares. Ia harus menghadapi fans gila sepupu dan saudarany...