💐💐💐
Rasanya waktu berjalan cepat. Ameeza tak pernah menyangka bahwa segala masalah yang lalu terlah berlalu. Bahkan, di hari kelulusannya pun Ameeza berusaha menikmati momennya.
Arian Pragastara, laki-laki yang sukses membuatnya jatuh hati untuk kedua kalinya. Sayangnya, jalan cinta mereka tak semulus itu.
Atas segala usaha yang Arian lakukan, Ameeza cukup menghargainya. Tapi, perempuan itu jugalah yang menutup akses untuk Arian. Ameeza sudah dititik mati rasa.
"Penampilan gue jelek gak si, Mel?" tanya Ameeza sembari menatap Melva lewat kaca besar di kamar mandi sekolah.
Senyum Melva mengembang. "Lo cantik."
Ameeza mengangguk. "Ini salah satu keputusan terbesar dan terberani yang pernah gue ambil."
Melva tersenyum lagi. "Lo hebat, My."
Ameeza mengangguk. Perempuan itu kembali menatap pantulan dirinya dan Melva di cermin besar. Kedua perempuan yang berdiri berdampingan itu tampak cantik dengan balutan hijab.
"Bestie itu bertumbuh bersama, saling ngingetin ke arah yang lebih baik," kata Melva.
"Gue gak nyangka aja."
Melva menepuk bahu Ameeza. "Udah, buruan si mau fotbar bareng sama anak sekelas katanya."
-oOo-
Setelah foto bersama, Ameeza kembali sibuk berfoto dengan Melva. Sampai dimana, perempuan itu duduk sendirian dengan sebuket bunga. Matanya terus mengamati interaksi orang-orang sekitar yang tampak bahagia dengan hari kelulusan ini.
Ameeza menunduk. "Uh, gerah banget. Tahan Ameeza," kata perempuan itu berusaha menguatkan diri untuk tidak melepas hijabnya.
Ya, mungkin rasanya terdengar cepat sekali berlalu. Dulu mungkin Ameeza merasa sangat terluka karena Arian. Lagi pula siapa yang akan tahan ketika lagi-lagi jalan cintanya tak semulus itu.
Tapi, jujur saja semenjak hari itu. Di hari patah hati kedua kalinya, Ameeza seolah tersadarkan akan sesuatu. Ya, ia sadar mungkin saja saat ini fokusnya bukan pada cinta dahulu. Tapi, pada karir ke depannya.
Sedang asik melamunkan masa lalu, tiba-tiba Ameeza tersentak dengan kehadiran seseorang di hadapannya. Refleks Ameeza mendongak.
Sesaat Ameeza tercekat akan kehadiran laki-laki itu. Ya, dia Arian. Perempuan itu segera mengalihkan pandangan.
"Boleh gue duduk di samping lo sebentar? Ada yang mau gue bicarain."
"Soal apa?" tanya Ameeza sembari menatap Arian berani.
Meski sudah berlalu, nyatanya emosi Ameeza masih sama. Bukan karena perasaan cemburu, tetapi lebih kepada perasaan marah.
"Tentang di Jogja, gue ngejelasin ini bukan bermaksud untuk membela diri. Cuma mau ngasih tahu aja."
"Duduk," perintah Ameeza.
Arian langsung duduk.
Mendadak suasana menjadi terasa canggung. Dulu ketika mereka duduk berdekatan. Pasti tak luput dari candaan. Tapi, sekarang semuanya telah berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMEEZA [TAMAT]
Fiksi Remaja(#HIJRAHSERIES) Keputusan Bahar untuk menyekolahkan Ameeza di SMA Antares, miliknya mengubah sang putri menjadi sosok yang dingin. Hidup Ameeza terasa penuh masalah ketika ia berada di SMA Antares. Ia harus menghadapi fans gila sepupu dan saudarany...