Rio

2.4K 76 5
                                    

"Kayaknya... Rio suka kamu deh" kata Arel membuatku membeku. Aku yakin gak ada yang kedengaran kecuali.. aku.

"Aku tidak percaya," aku berusaha untuk tenang. "Hei jangan bercanda. Aku serius. Dia selalu bercerita denganku tentangmu sampai sampai aku bosan mendengarnya." Kata Arel.

"Pffft! Hahahaha! Itu urusanmu, bukan urusanku!" Kataku mengejeknya.

"Kok kayaknya seru banget ngobrolnya? Ngobrol apaan sih?" Alvin yang daritadi ngobrol dengan Rio kini mengikuti kami. Rio menatap Arel bingung.

"Ri, tadi aku bilang sesuatu sama Via." Kata Arel. "Bilang apa? Ceritain dong!" Rengek Alvin. "Gini, Rio suka sama--pfft!" belum selesai bicara, Rio sudah membekap mulut kembarannya itu. Aku menatap Arel dengan tatapan -Awas kalau kau mengatakannnya di hadapan Alvin!-

"Hayoo.. Rio suka sama siapa tuh? Mia ya? Hayo ngaku lo Rio!" Seru Alvin heboh, "waktu itu lo serentak banget sama Mia. Hayo ngaku lo!"

"Permisi? Gue daritadi disini loh. Kok gue dicuekin sih?" Tiba tiba Marco -yang entah sejak kapan berada disampingku- bersuara. Kebiasaan nih para cowok kalo udah sahabatan dekat pasti ngomongnya gue-lo.

"Iya, Mia juga dicuekin nih. Masa mereka enak enak ngobrol gak ngajak!" Gerutu Mia yang sudah berada disamping Alvin. Hatiku panas. Ada es gak? Jangan es batu karena langsung meleleh terkena panasnya hatiku. Es kutub aja belum tentu bisa tahan. Lebay ya? Wkwk!

Aku berusaha tersenyum sebaik mungkin. Tiba tiba..

Jepret! Jepret!

Kami semua menoleh dan.. jepret! Nenek nenek lampir itu berhasil mendapatkan foto kami. Kalian tau kan maksud dari 'nenek nenek lampir'?

"Kyaa! Aku dapet foto Marco Aldrianto! Kyaa! Ganteng banget!"

"Kyaa! Gue dapet fotonya Hario Marcello! Super cool!"

"Gue lebih hebat dari kalian! Gue dapet fotonya Marco Aldrianto dan Hario Marcello!"

"Gue paling hebat! Gue dapet Alvin Alexander!"

Sekarang panas di hatiku sama dengan panas larva gunung berapi, wuih! Aku melotot ke arah mereka.

"Gue dapet foto mereka semua termasuk 3 cewek itu. Tapi tenang aja.. nanti foto ini gue cut trus edit gue ditengah tengah. Jadiin PP BBM boleh juga!"

"KALIAN KENAPA RIBUT BANGET SIH?!" Seruku kesal. "Lo tuh maunya apa? Kita ributin Marco lo marah, Hario lo juga marah, dan Alvin lo juga marah. Mau lo apa, ha?!" Seru mereka. "Yakin kalo aku bilang apa mauku kalian turuti?" Tanyaku. "Boleh asalkan izinkan kami ketemu sama mereka setiap pagi disini." Kata mereka.

Aku menyeringai. "Kalau begitu.." aku menggantung kalimatku. Semuanya melihatku dengan penasaran.

"Jilat toh tai lembu tiap sore!" Kataku lancang.

Semua cewek itu melongo. "Hei Alvia Alexandra! Gue gak mau jilat tai lembu tiap sore!" Teriak mereka.

"Yaudah kalo gak mau tiap sore ya tiap pagi atau tengah malam aja sekalian." Kataku cuek. "Emang mereka itu siapanya lo, ha?!" Teriak mereka.

"Mereka sudah punya pacar, tolol! Salah satu dari mereka itu pacarnya Alvia!" Kini Arel bersuara.

Iya, dan itu Alvin, tambahku dalam hati. Tiba tiba teman teman sekelasku mendatangiku.

"Ha? Pacarnya Marco ya? Atau Hario? Atau Alvin?"

"Udah berapa lama jadiannya?"

"Diem deh," kataku cuek lalu kembali duduk, "dan bubarlah!"

"Hei lo bohong kan lo itu pacarnya salah satu dari mereka?!" Teriak cewek cewek itu kesal.

"Gak, itu beneran!" Jawab Alvin dan Rio bersamaan. Kok.. Rio bisa tau? Bahkan Arel juga tau?

Marco yang daritadi diam kini bersuara, "siapa pacarnya Alvia?" Bisik Marco namun terdengar jelas olehku.

"Pasti Rio kan?" Sambung Mia. Rio mengacuhkan pertanyaan mereka barusan.

°skip°

"Yeah! Akhirnya pulang sekolah juga!" Seru Arel. "Pegel nih!" Tambah Rio. "Ck! Gitu aja pegel. Kalo main game bisa ya duduk gak pegel sampe 5 jam?!" Omel Arel, "trus gak dibolehin gantian! Kesel deh punya kakak kembar yang gituan!"

Dikelas ini hanya tersisa kami ber-6. "Maunya sih.. punya kakak kayak Marco. Ya kan, Co?" Arel tersenyum pada Marco yang tiba tiba menoleh saat mendengar namanya disebut.

Rio menjitak Arel. "Gue. Kakak. Lo. Titik!" Seru Rio pada Arel. Terkadang mereka bisa berbicara dengan 'gue-lo'. Tapi kecuali aku dan Alvin. Hehehe..

Kini giliran Arel yang mencubit betis Rio. "Awhh!" Teriak Rio lebay. "Dan tambah ini!" Seru Arel sambil mencubit lengan serta mencekik Rio.

"Huu-hueek-eek! Ar--akh! Sakit woi--adu-duh! Arel!" Teriak Rio kesal. "Sifat kalian ke-kanak kanakan banget." Kata Mia. Mia dan Marco sedikit pendiam. Aneh memang.

"Hmmfft! Hahahaha! Bentar lagi Rio pingsan--hmmfft!" Marco tertawa terbahak bahak. Tiba tiba..

Brukk!

"Oh my God! Rio beneran pingsan!" Teriak Marco dan Alvin panik. "Oh.. my.. God.. Ri? Rio? Ri?! Ri! Kamu gak papa kan?!" Arel segera melepaskan cekikannya. Ia terlihat sangat panik. "Jadi bagaimana ini?" Tanyaku tak kalah panik.

"Bawa ke UKS sekarang!" Teriak Mia. Dengam sigap Rio dipapah Alvin dan Marco. Aku membantu Arel dan Mia memasukkan buku bukunya ke dalam tas. Lalu aku mengangkat tas milikku dan Alvin. Duh! Berat sekali. Mamaaa..... bantuin Via......

Sedangkan Arel mengangkat tasnya bersama dengan tas Rio. Demikian juga Mia yang mengankat tasnya dan kakaknya.

Kami segera menuju UKS. Kami tunggu diluar. Setelah itu seorang perawat keluar. Kami menghampiri perawat itu.

"Bagaimana keadaan Rio?" Tanya kami.

"Dia...."

***
Sorry pendek. Dan sorry banget lama post. Pekerjaan sekolah numpuk banget. Oke, sekian dulu ya! Jangan lupa di vote and comment. Arigatou.. ^_^

I Love My Twin [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang