Worst Day - Alvin Alexander

2.2K 74 4
                                    

"Finally sampe rumah.." kata Arel senang. "Iya--eh? Via mana?" Aku sadar kalau.. Via tidak disini. "Eh? Via? Via dimana?!" Tiba tiba Rio panik. Ck! Aku gak suka sifatmu, Ri! Ini adek gue sama gebetan gue..!

"Gue cari Via dulu!" Kataku lalu kembali berlari. Tidak lupa kubawa ponselku. Biasanya aku jarang memakai ponselku, bahkan terkadang menyentuh saja pun tidak pernah walau hanya sedetik. Pernah sih.. itu kalau mau memasukkan ponselku ke kantong sekolah seperti yang biasa aku dan Via lakukan.

"Gue ikut!" Teriak Rio lalu mengikutiku. Aish! Bisa gak sih, lo gak ikut, Ri?!

Aku mengacuhkan Rio dan tetap berlari. Ah! Aku melihat seorang gadis yang sama seragamnya dengan kami. Ia berjalan memasuki gang penuh sampah.

Aku mengejar gadis itu kemanapun dia pergi. Saat sudah dekat, aku menepuk pundaknya lalu memeluknya dari belakang. "Via.. kamu kok main kabur sih?" Gumamku sambil memeluknya.

Merasa tidak ada respons, aku melepaskan pelukanku. "Via? Kamu gak papa kan?" Tanyaku khawatir. "Vi? Kamu kenapa?" Rio lagi, Rio lagi. Ish!

Aku membalikkan tubuhnya dan.. oh my God! Mukanya.. kotor, jelek, bau bangke, pakaiannya kusut sana kusut sini serta robek sana robek sini. Rambutnya berminyak sekali dan banyak kutunya. Kukunya kayak vampir panjang banget! Via gak seperti ini. Aku baru sadar kalo aku juga ikut jadi bau. Eww! Jorok! Mama! Tolonginnn! Alvin.. Alvin barusan memeluk..

"I-ini.."kataku dan Rio serentak secara gemetar, "ORANG GILA!!!" Kami berlari ketakutan.

Orang gila itu mengejar kami. "AAA! TOLONG! TOLONG! ADA ORANG GILA NGEJAR KITA! TOLONG!" Teriak kami sekencang kencangnya.

Kami mencari tempat persembunyian. Tidak ada persembunyian yang aman, kecuali..

"Vin masuk sini!" Rio menarikku memasuki sebuah tong besar. Isi didalamnya adalah air bercampur sampah sampah. "Ah gue gak mau! Gila gue mau muntah!" Aku menolak. Bagaimanapun, ini benar benar jorok banget.

"KYAA! PACARKUUUU~ PACARKUUU JANGAN KABUUUR~ TEMANI PUTRI CANTIKMU INIII~" suara orang gila itu sambil menjerit jerit dan menyanyi.

"Aish mampus!" Aku mencari cari Rio, tapi.. dimana dia?

"Ri! Rio! Lo dimana?!" Bisikku agar tidak ketahuan oleh orang gila itu. "Sst! Gue disini!" Bisik Rio. Ternyata.. dia beneran masuk kedalam tong besar itu..

"Masuk, cepat!" Perintahnya. "Gue. Gak. Mau!" Bantahku. "PACARKUUUU~ SAYANGKUUU~ DIMANA KAMUU~?" Suara orang gila itu lagi.

"Eh! Iya iya gue masuk! Minggir cepet! Orang gilanya dah disituuu! Minggir!" Kataku panik. Rio membiarkanku masuk. Lalu Rio menutup lubang tong besar ini dengan sebuah seng.

"Gila bau banget! Gue mau muntah nih sumpah! Hoeek!" Dan aku muntah di genangan air campuran dengan sampah yang kami masuki ini.

"Shh! Gue juga tau kali kalo ini baunya minta ampun! Eh! Lo jangan asyik muntah! Gue bau muntahan lo nanti!" Kata Rio dengan nada panik beserta jijik.

"Hoeeek! Bau banget! Hoekk! Udah deh lo udah bau--hoekk!-sampah!" Udah bau, makin bau kalo ditambah muntahanku.

"Hooekk!" Rio ikut muntah, "bau hoeek!"

"Orang gilanya masih ditempat ya?" Rio membuka seng yang menutup tong lalu mengintip sedikit. Lalu ia segera keluar. "Akhirnya! Orang gila itu pigi. Bye, gue pigi sebelum gue hoeek!" Dan dia kembali muntah.

"Hey! Bantu gue! Woi Rio!" Teriakku. Aku berusaha menahan nafas.

Drap. Drap. Drap.

Sial! Dia kabur duluan. Aku berusaha untuk naik sendiri. Disini banyak lalat lagi. Penuh bangkai tikus.

I Love My Twin [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang