They Come Back

1.4K 55 1
                                    

[Back to Rio]

"Anything wrong?" Suara seorang perempuan. Rio mendongak. Tubuhnya menegang seketika. Gadis ini sangat mengerikan. Gadis itu bernama..

"Kimberly?!" Rio tersentak kaget. Kimberly, mantan pacarnya dulu. Mereka sudah putus setahun yang lalu karena Kimberly ternyata mencintai teman dekatnya, William. Kimberly dan 2 temannya, William dan Deliana selalu bersama.

♡Flashback♡

Awalnya, mereka bertiga adalah orang yang baik. Oleh karena itu, Rio mendekati Kimberly. Saat itu, Kimberly selalu bersamanya kemanapun Rio pergi. Namun, semenjak Rio menembak Kimberly, memang sih Kimberly menerimanya. Tapi Rio sadar kalau Kimberly seperti sering mengatakan "gue gak ada waktu, gue sibuk!" Hal itu tentu membuat Rio penasaran.

Suatu malam, Rio mengunjungi rumah Kimberly. Sebelumnya, ia sempat menelepon Kimberly. Tapi Kimberly menutupnya. Lalu Kimberly mengirimnya pesan bertuliskan "gue mau belajar, jangan ganggu".

Rio datang hanya untuk memastikannya. Rio mengetuk pintu rumah Kimberly. Pintu pun terbuka. Kimberly muncul mengenakan dress yang luar biasa cantik. Berbeda dengan Kimberly yang selalu menemuinya menggunakan pakaian tidur.

"William?!" Awalnya Kimberly terlihat senang. Namun saat menyadari siapa yang datang, ia terlihat kecewa. "Lo ngapain disini?" Suara Kimberly terdengar terkejut.

"Justru gue mau nanya, lo bilang lo mau belajar, tapi lo kayaknya mau keluar tuh? Siapa tuh? Ah, oh ya. William, bukan?" Sindir Rio, "seneng banget kelihatannya jalan berdua sama cowok."

"Berly? Udah siap be--Rio?" William merasa aneh. Mengapa Rio berada disana saat seharusnya ia dan Kimberly jalan berdua?

"Wahh.." Rio bertepuk tangan, "good job. Nama panggilan lo dari gue itu Berly dan sekarang? William yang panggil lo gitu?"

"Apa maksudnya, Berly? Bukannya lo bilang kalo lo suka sama gue?" Tanya William bingung. Rahang Rio mengeras. Kimberly menggigit bibir bawahnya sambil menutup matanya rapat rapat.

"Oh ya? Baiklah, kalau begitu.." Rio melirik Kimberly dan William bergantian, "kita putus."

♡Flashback End♡

"Lo ngapain disini?" Tanya Rio dingin. "Wow.. lo berubah 180 derajat." Berly duduk disebelah Rio. Rio segera menggeserkan tubuhnya. Ia merasa jijik dengan Berly semenjak kenyataan itu. Kalau Ber--maksudku Kimberly ada disini, maka seharusnya 2 temannya itu juga disini, kan? Batin Rio. Gawat. William pasti mengincar Via. Batin Rio lagi.

"By the way.. anything wrong? Lo kayaknya lagi galau banget deh," Berly terkekeh. Ia duduk lebih dekat dengan Rio lagi. Dan Rio segera bergeser lagi.

"Ihh.. lo udah berubah ya sekarang," nada suara Berly terdengar merajuk. "Bukan urusan lo," kata Rio lalu pergi. Berly tersenyum sinis.

"Lo udah menyueki gue. Okay, gue akan balas perbuatan lo."

***

[Back to Via]

"Long time no see, Via!" Sapa seseorang membuat Via mendongak. Ia melototkan matanya.

"Y-you?!" Suara Via tersedat di tenggorokan. Cowok ini.. cowok yang dulunya usil padanya. Cowok inilah yang selalu membuatnya menangis. Menangis karena cowok ini sering membully Alvin seperti menendang perut Alvin. Hingga Alvin lah yang selalu menghiburnya serta membalas cowok ini atas perbuatannya

"Wil-William?!" Seru Via terkejut. William hanya tersenyum. Ia mengelus kepala Via tapi dengan sigap Via langsung menepisnya.

"William, walaupun udah setahun berlalu, lo gak bisa seenak jidat lo pegang pegang gue ya!" Seru Via galak. Seluruh pengunjung Gramedia menatap mereka bingung.

"Wowowow.. sabar, sis. Lo jadi perhatian seluruh pengunjung ini tau gak?" Seru William menahan amarah. "I know and I don't care. No no no, I mean I don't want to care." Kata Via dingin lalu ia segera pergi ke kasir untuk membayar diary-nya.

William mengikutinya hingga ke kasir. Via segera membayar diarynya. "Hey, we need to talk." Kata William dingin lalu segera menarik pergelangan tangan Via ke tempat parkir.

"Eh lepasin gak?! Mau apa lo?!" Seru Via sambil mendorong dorong William agar menjauh. Tapi William sangat kuat. Ia mempererat cekalannya. "Diem lo," kata William dingin.

William memasukkan Via ke mobilnya. Ia segera masuk ke mobil juga lalu mengunci pintu mobil. "Eh buka pintunya! Ngapain kita disini?!" Seru Via. "Tenang, just relax. Gue cuma mau ngomong kok," kata William tenang.

"Ngomong apaan?"

"Gue mau minta maaf atas segala kesalahan gue," kata William. "Gue tetep gak bisa maafin lo." Kata Via dingin. "Okay.. well.. awalnya gue mau minta maaf, tapi.. stelah denger lo berkata dingin kayak gitu, gue mastiin lo jatuh cinta sama gue. Trus gue nyakitin hati lo. Sekarang, silahkan keluar." Usir William. William membuka pintu mobil. Via segera keluar dari mobil lalu membantingnya. "Cih! Jatuh cinta? Sama lo? Kagak mungkin lah ya. Gue itu cuma jatuh cinta sama Alvin." Gerutu Via.

***

[Back to Arel dan Marco]

"Hi, I'm back! Long time no see, HONEY!"

Marco dan Arel mendongak. "How c-come?!"

"Well.. gue yakin, kalo kalian masih kenal gue, ya kan?" Kata gadis itu lalu tertawa sinis. Arel dan Marco tau ini artinya mereka mendapat penghalang besar, tapi mereka tetap bersikap tenang.

"Mau lo apa, Deliana?" Tanya Arel tenang. "Oh well.. cuma satu. Gue tetep memperjuangin hak gue." Kata Deliana sinis. "Hak lo? Hak apa?" Tanya Arel bingung. Mampus gue. Gue ngerti maksud dari hak itu apa. Artinya dia tetep mau kejar gue yang dari dulu cuekin dia, batin Marco.

"Oh well.. let's just see." Kata Deliana. Bus pun berhenti. Deliana segera turun diikuti Arel dan Marco.

"Oh ternyata tujuan kita sama ya? Gimana kalo kita nonton The Avengers bersama yuk?" Ajak Deliana. "Kita gak jadi nonton The Avengers aja yuk? Males gue ladenin dia." Bisik Arel. Marco mengangguk setuju. "Ehm.. sorry ya, Deliana. Kami gak mau nonton The Avengers. Kami cuma mau beli beberapa bahan prakarya." Kata Marco. "Wahh.. gue ikut dong. Gue juga mau beli bahan prakarya. Pas pasan gue, Berly sama William baru pindah ke sekolah lo." Kata Deliana senang. Marco dan Arel menegang.

Deliana
Kimberly
William

Mereka adalah pembuat onar. Percayalah. Dulunya mereka sangat baik. Dulu mereka adalah tetangga mereka juga. Tapi perilaku mereka berubah 180°. Mereka menjadi PEMBUAT ONAR entah karena apa.

"Yok kita pergi!" Deliana menarik Arel dan Marco ke sebuah toko manik manik.

***

♡Alvin's POV♡

Perasaan gue gak enak. Pasti ada sesuatu yang terjadi pada Via. Gue gak tau deh, yang pastinya pasti ada terjadi sesuatu.

Ceklek.

Gue yang tadinya duduk di ranjang Via mendongak. Tampaklah Via masuk ke kamarnya sambil membawa sebuah buku.. diary?

"I-itu.. lo kenapa beli diary?" Tanya gue bingung. "Karena gue gak bisa percaya sama kalian semua lagi." Kata Via dingin. Ada yang gak beres nih.

"Pasti terjadi sesuatu, kan?" Tanya gue penuh selidik. "Yep! Dan sesuatu itu lo gak usah tau. Itu hukuman buat lo." Wow. Via sekarang juga berkata 'gue-lo' pada gue. Udah gue duga ada yang terjadi.

"Okay, fine. I'll find it out." Kataku lalu segera masuk ke kamarku melalui pintu pembatas.

***

♡author's POV♡

Mia berjalan mondar mandir di kamarnya. Ia tiba tiba mendapat firasat buruk. Entah dari kakaknya atau dari Alvin, yang pastinya ia mendapat firasat buruk. Sangat buruk.

***

How's the story? Well, I add some new characters. I think it will be more interesting.

Q : menurutmu, bagaimana cara Kimberly, William dan Deliana bertingkah di chapter selanjutnya?

Try to answer. Gak ada yang menebak, gak ada sambungan.

Don't forget to VOMMENT! Bye!

I Love My Twin [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang