Alvin-Ricky

966 31 0
                                    

"Halo, Semuanya! Perkenalkan, namaku Ricky Pradipta, pacarnya Mia."

Alvin terperangah. Dugaannya benar. Pemuda ini, adalah pacarnya Mia.

"Ah, jadi ini yang selalu kamu cerita, Mi? Salam kenal, Kak Ricky! Namaku Alvia, panggil aja Via," sapa Via sambil menjulurkan tangannya.

Rio mendelik ke arah Via, yang membuat Via menatapnya bingung. Apalagi saat Rio menurunkan tangan gadis itu di saat Ricky hendak menyambut uluran tangannya.

"Apaan sih, Ri?" gerutu Via kesal. Tanpa menjawab Via, Rio malah menjabat tangan Ricky.

"Gue cemburu, oke. Jadi gue ngewakilin Via berjabat tangan, sekaligus gue kenalin diri. Kenalin, gue Hario Marcello, pacarnya Via," ujar Rio memperkenalkan diri.

"Pacar dari Hongkong. Via-nya aja belum ditembak," ledek Alvin.

Rio menyengir dengan tampang sok tidak bersalahnya. Ia menoleh ke arah Alvin di saat tangannya masih bersalaman dengan Ricky dan menjawab, "Kalo ditembak, entar mati dong."

Semuanya tertawa, kecuali Via yang tersenyum masam. Rio dan Ricky pun melepaskan salaman itu.

Ricky berjalan mendekati Alvin dan menjulurkan tangannya. "Nama lo?"

Alvin menyambut tangannya dengan separuh hati. "Alvin."

Keduanya terdiam, menyebabkan ruangan itu terasa hening dan sedikit mencekam bagi Mia. Gadis itu merasa, ruangan itu sudah terlalu terasa menegangkan.

Alvin dan Ricky melepaskan salaman mereka. "Oh ... oke," jawab Ricky pelan.

Semuanya hening. Tidak tahu mau berkata apa, dan juga tidak tahu mau berbuat apa.

"Karena kita sudah jarang sekali main, gimana kalau kita main lagi?" ajak Via, saat ia merasa atmosfer di ruangan ini mulai berbeda. Suasananya sungguh awkward.

Semuanya menyetujui. "Kita main apa?" tanya Rio.

"Gimana kalau ToD?" usul Via.

"Aku setuju," jawab Rio.

"Aku juga," kata Ricky.

"Sama," lanjut Mia.

"Oke," tambah Alvin.

"Jadi ... siapa yang duluan?" tanya Rio bingung.

"Mendingan kalian duduk dulu, deh. Sampe kapan kalian mau berdiri gitu?" tegur Via pada Mia dan Ricky. Keduanya mengangguk, lalu pun duduk di salah satu sofa di ruangan itu.

"Kalau gitu, gini aja. Karena semuanya udah pada punya pasangan, kecuali Alvin, jadi Alvin duluan kena aja. Gimana?" usul Rio.

Semuanya mengangguk tanda setuju, kecuali Alvin yang menggeleng tidak menyetujuinya.

"Mana bisa begitu!" tolak Alvin.

"Udah Vin, terima aja nasibnya," ledek Via. Alvin mendelik ke arah Via. Meskipun sudah tidak ada cinta, untungnya masih ada sayang.

"Untung aku masih sayang sama kamu ya, Vi. Kalau engga, mungkin udah Alvin bunuh, lho," canda Alvin.

"Palingan kalau Via mati, Alvin mati juga, dibunuh Rio," canda Via.

Alvin mengelus dadanya dengan sabar. "Sabar, sabar. Punya adek yang udah pacaran ya gitu," ucapnya sambil mengelus dada.

"Udah-udah. Vin, lo duluan ya," putus Rio. Dengan pasrah, Alvin menerima nasibnya itu.

"Truth or dare?" tanya Mia.

"Da--"

"Khusus Alvin, truth aja. Dia lagi di tempat tidur, tidak mungkin juga gerak-gerak," sela Rio di saat Alvin hendak menjawab dare.

I Love My Twin [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang