Known Again

834 34 0
                                    

"Salam kenal juga, Kak Ricky. Namaku Mia Aldrianta."

Ricky tidak tahu, apakah ini mimpi atau bukan. Ia melepaskan salaman itu, lalu menampar dirinya sendiri.

"Aww!" pekiknya sendiri.

Mia yang melihat hal itu langsung panik. Ada apa dengan Ricky? Mengapa ia menampar dirinya sendiri? Atau jangan-jangan ...

"Kakak ga percaya ini nyata?" tanya Mia. Ricky mendongak, menatap ke manik mata Mia, lalu menggeleng.

"Pasti ini mimpi, kan? Ga mungkin, aku ketemu sama pacarku lagi," kata Ricky.

Mia tersenyum. Ia juga tidak menyangka semua ini adalah kenyataan. Tapi, inilah kenyataannya. Ia bertemu kembali dengan Ricky.

"Aku juga tidak percaya bisa ketemu Kakak lagi. Tapi, aku bahagia, karena akhirnya bisa ketemu Kakak lagi," ujar Mia sambil tersenyum.

Ricky tampak memikirkan sesuatu. Ia ingin mengungkapkan salah satu keinginannya yang sudah ia pendam sejak dulu, tapi entah bagaimana caranya. Ia baru saja bertemu kembali dengan pacarnya itu, masa langsung mengungkapkan keinginan terpendamnya itu?

"Ada apa, Kak?" tanya Mia bingung.

Ricky menoleh, menampilkan senyum terbaiknya, lalu menggeleng.

"Pasti ada sesuatu. Bilang aja, Kak," kata Mia. Ricky kembali berpikir. Bilang tidak, ya?

"Umm ... sekarang kamu anggap Kakak sebagai siapamu?" tanya Ricky pelan.

Mia kembali tersenyum. Ricky masih belum menerima kenyataan, sepertinya.

"Tentu saja pacar! Itupun kalau Kakak juga masih menganggapku sebagai pacarnya Kakak," jawab Mia.

Senyum Ricky kembali mengembang sebelum ia kembali bertanya, "Emangnya kamu belum move on?"

"Fifty-fifty, mungkin," jawab Mia, "aku sempat suka sama tetangga aku, Alvin. Tapi saat tadi nampak Kakak lagi, aku kembali tersepona. Eh! Maksudnya, terpesona."

Ricky tertawa.

"Boleh Kakak peluk?" tanya Ricky pelan dengan nada setengah berbisik.

Mia mendelik kesal. "Ga boleh! Dari dulu, Mia ga pernah izinkan Kakak peluk Mia. Ga ada alasan amnesia!"

Ricky cemberut. Pantas saja, sejak bertemu dengan Mia tadi, ia ingin sekali memeluk Mia. Mungkin ini efek dari dulu Mia tidak pernah membiarkannya memeluknya.

Ricky mencubit pipi Mia dengan gemas. "Dari dulu ternyata Mia emang udah bandel, ya? Greget nih!"

Mia membalas Ricky dengan cubitan di pipi pemuda itu juga.

"Kakak nih, ya! Dari dulu hobinya cubit pipi melulu! Rasakan jurus mencubit erat ala Mia! Ahahahaha!" balas Mia sambil mencubit pipi Ricky dengan erat.

"Adududuh!" ringis Ricky, "lepasin! Sakit, Mi!"

"Kakak duluan lepasin!" balas Mia, menguatkan cubitannya.

"Gak mau! Mia duluan!" teriak Ricky.

"Gak boleh! Kakak duluan! Cewek selalu menang!" balas Mia setengah berteriak.

"Oh! Jadi Mia ga mau lepasin?!  Rasakan cubitan maknyus nan dahsyat ini!" balas Ricky.

Mia berdiri, dan kembali menguatkan cubitannya lagi.

"Meler nih, mulut Mia! Kakak lepasin!" seru Mia.

Ricky juga semakin menguatkan cubitannya, tidak mau kalah dari Mia.

I Love My Twin [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang