Syetan Pengganggu

1.1K 31 0
                                    

Pagi hari yang cerah, secerah hati Arel yang sedang berbunga-bunga.

"Rel, kesana yuk? Ke danau itu. Kayaknya cantik deh, pemandangan disitu," ajak Marco.

"Cantikan mana, aku atau pemandangannya?"

"Pemandangan," jawab Marco, "bosen liat kamu tiap hari hahaha!"

Arel mendengus kesal, tapi tertawa juga. "Yaudah, gimana kalau kita ga ketemuan dulu sebulan? Trus ketemuan lagi, pasti kamu melihat aku itu jauuuuuh lebih cantik daripada pemandangan itu," ancam Arel.

"Canda doang, serius amat kamu, Beb," ledek Marco.

"Seriuuuus, ih."

"Ga usah segitunya juga kali. Yang penting posisi kamu paling tinggi di hatiku," gombal Marco.

"Basi, gombalannya basi," ledek Arel.

"Ekhem," deham Alvin yang kebetulan melihat mereka, "ganggu bentar. Kalian nampak Rio sama Via, ga?"

"Oh, tadi kayaknya jalan ngarah ke taman, deh," jawab Arel.

"Oke, thanks," kata Alvin lalu pergi ke arah taman; mencari Rio dan adiknya.

***

"Halo?" sahut suara di seberang.

"Kak Ricky! Akhirnya aku bisa menelepon Kak Ricky," seru Mia senang. Gadis itu pun duduk di bangku taman.

"Ciyeee, dia-nya kangen sama aku. Ih, romantis deh kamu," goda Ricky.

"Kak Ina apa kabarnya?" tanya Mia.

"Kacang oh kacang," sahut Ricky, "baik kok. Baiiiiiiiiiik banget malah."

"Bagus deh, suruh dia jaga kesehatan, jangan sakit mulu," nasihat Mia.

"Iya-iya," jawab Ricky, "pacarnya ga dikasih nasihat, gitu?"

"Ga usah dikasih nasihat, udah tahu sendiri kok. Kan kita sehati."

"Ihhh kamu so sweet! Duh, abang kan jadi nge-fly. Kamu mah, jahat!" canda Ricky.

"Dasar alay," ledek Mia, "lagi ngapain, sih Kak?"

"Lagi bernafas," jawab Ricky.

"Beneran, elah!" seru Mia kesal.

"Lagi ngomong," lanjut Ricky.

"Serius, lho!"

"Iya, lagi ngomong. Nih, buktinya kamu denger suara aku, kan? Nah, itu bukti aku lagi ngomong!" ujar Ricky tidak mau kalah.

"Maksudnya lagi tiduran kek, atau apalah gitu," gerutu Mia.

"Oh, gitu. Lagi garuk-garuk kepala. Belum cuci rambut nih selama seminggu," jawab Ricky seadanya.

"Dasar jorok!" seru Mia, "mandi dulu gih, sana. Ketahuan belum mandi."

Ricky terkekeh. "Oke-oke. Nanti teleponan lagi ya kalau ada waktu senggang. Bye, love you!" pamit Ricky.

"Bye, love you too," sahut Mia. Kemudian sambungan telepon pun terputus.

"Seneng ya, yang udah punya pacar." Suara Alvin mengagetkan Mia yang sedang mengotak-atik ponselnya. Alvin pun duduk di bangku yang sama dengan Mia.

Mia terkekeh. "Makanya cepat cari pacar, Vin. Kalau ga, fokus aja ke pelajaran," ledek Mia.

Alvin menatap Mia dengan sok serius, "Aku kan gamon dari lo, makanya ga bisa dapet pacar. Tanggung jawab lo!"

Mia tertawa. "Emang lo hamil, apa? Tanggung jawab segala. Makanya tuh, jangan nge-stalk ig gue tiap malem. Tuh kan ketahuan lo gamon," ledek Mia.

"Makanya tuh, lo orangnya baikan dikit, dong! Jadiin gue pacar kedua lo aja gimana?" canda Alvin. Ya kali, pacar kedua. Alvin sudah 100% move on, mungkin. (((Mungkin))). (((((Mungkin))))).

I Love My Twin [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang