Really?

1.5K 52 8
                                    

Berminggu minggu telah berlalu dengan dicueki oleh Alvin dan Via. Mereka berdua bagaikan menciptakan dunia tersendiri. Mereka tidak memerdulikan yang lain sejak perjodohan itu.

Seperti saat ini, Alvin dan Via yang berjalan pulang sambil nyanyi nyanyi dan bercanda. Ke-4 sahabatnya yang lain hanya bisa memandang mereka. Terutama Mia dan Rio. Arel dan Marco lebih sering menyibukkan diri untuk pacaran dengan 'pacar' sekaligus 'tunangan' mereka itu.

"Alvin, kita main sambung kalimat yuk! Gini, nanti kan Via bilang 1 kalimat, trus Alvin lanjutin kalimatnya. Kalo boleh sih.. lanjutan kalimatnya itu yang aneh aneh dan gak jelas. Mau gak?" Tawar Via. "Oke! Via duluan!" Sahut Alvin.

"Ada sepasang kakek nenek," kata Via.

"Mereka lagi jatuh cinta," sahut Alvin.

"Si kakek ketawa ketiwi," kata Via.

"Lebih mirip orang gila," sahut Alvin.

"Gara gara nenek nari," kata Via.

"Pake ROK MINI!" Seru Alvin sambil menekankan 2 kata terakhirnya. Lalu mereka tertawa layaknya orang gila yang barusan Alvin katakan.

"Oke, sekarang giliran Alvin!" Kata Via. "Oke!" Sahut Alvin.

"Ada sekelompok bocah main di taman,"

"Ternyata mereka lihat kodok,"

"Si bocah dengan usil menjahili kodok di taman,"

"Dengan mengeluarkan suara 'ngrok-ngrok-ngrok'." Kata Via. Mereka tertawa lagi. "Tapi bukannya ngrok ngrok ngrok itu suara hewan b*bi? Suara kodok kan krok krok krok (?)" Tanya Alvin. "La le ileh.. tadi kan udah Via bilang kalo bisa dibuat jadi gak jelas (!)" Kata Via.

"Yehh kan Alvin lupa," seru Alvin. "Yayaya," sahut Via. "Vi, Alvin ada teka teki nih.." kata Alvin membuat Via menatapnya penasaran.

"Penasaran gak nih?" Goda Alvin. "Penasaran lah!" Jawab Via tak sabar. "Sebenarnya.. ada seseorang selain Via di hati Alvin.." kata Alvin sambil menunduk menahan tawanya.

Tentu saja hal itu membuat Via sangat kesal dan marah. Ia mendengus keras lalu memalingkan wajahnya. "Siapa?" Tanyanya dingin. "Loh kok jadi dingin gini sih sama Alvin?" Goda Alvin. Via tidak menyahut. "Kalo Via gitu lagi, Alvin nyari cewek itu aja yah untuk diajak jalan?" Goda Alvin. Via menatap Alvin dengan garang. Via melototi Alvin yang cengar cengir tidak jelas.

"Coba kalo berani," kata Via dingin. "Kalo berani? Via mau ngapain?" Goda Alvin. Via tidak menyahut. Ia mempercepat langkahnya. Alvin terpaksa harus mempercepat langkahnya juga. 4 sahabat mereka juga berlari kecil.

"Hei jangan cuekin Alvin dong~" kata Alvin manja sambil menggenggam tangan Via. Via menyentakkan tangannya dengan kesal. Ia segera berlari secepat mungkin.

Sesampainya di rumah, Via langsung berlari ke kamarnya lalu mengunci pintu kamar.

"Kenapa sih Alvin juga harus khianatin aku~?"

Sementara itu Alvin menggedor gedor pintu kamar Via. "Via! Apa yang kamu lakukan didalam? Hey! Aku hanya bercanda! Aku tidak serius!" Teriaknya.

Via tidak menggubris. Ia tidak mempunyai siapa siapa yang bisa mendengarnya. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari sebuah buku untuk diary di Gramedia. Baiklah, dia akan bercerita di diary-nya.

***

♡Alvia's POV♡

Tekadku untuk beli diary sudah bulat dan tidak bisa di ganggu gugat. Okay, kamu emang gak bener bener cinta sama aku ternyata. Oke, fine!

I Love My Twin [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang