- 2030 -
Sementara murid Hogwarts lainnya pergi bersama rombongan mereka, remaja perempuan berdasi hijau itu berjalan seorang diri mengitari museum peninggalan perang beberapa tahun lalu dimana Tom-Riddle-berjiwa-Voldemort (begitu mereka menyebutnya) mengambil alih dunia.Langkah kakinya berhenti di depan sebuah etalase dimana pisau berdarah yang diawetkan terpajang. Dia melipat kedua tangannya di atas perut sembari membaca informasi yang tertera di luar etalase.
"Pisau biasa yang berlumur darah ini adalah pisau yang membunuh The-Boy-Who-Live, Harry Potter, yang pada malam itu tertidur di kamarnya, The Borrow. Kematian Harry Potter mentransfer keabadian yang dimiliknya pada Tom Riddle, atau yang biasa disebut Voldemort, pemimpin dunia kita kini."
Gadis itu mengedikkan bahu dan dengan iseng membawa kakinya ke lantai atas museum, dimana ia kira tak ada siapapun di atas.
Nyatanya dua insan, yang salah satu di antara mereka menggedong seorang balita, sedang berdiri bersebelahan di balkon, yang pria melayangkan tongkatnya ke langit dan seketika langit memamerkan panorama aurora dikelilingi bunga-bunga matahari, dan yang wanita mencagil balita di gendongannya hingga balita itu tertawa gembira memandang langit.
"Woah..." Sang gadis yang posisinya masih mengintip dari tangga berdecak takjub, karena untuk pertama kalinya dalam hidupnya ia melihat langit berwarna selain hitam-kelabu sejak 15 tahun yang lalu ia dilahirkan, sampai-sampai lupa bahwa dia sedang mengintip dan tak sadar bahwa kakinya sedang berjalan menuju mereka.
Mendengar derap langkah kaki, Violet serta Tom menoleh dan memandang sang gadis Hogwarts tadi yang langsung menghentikan langkah kakinya saat dihujam tatapan tak mengenakan oleh mereka berdua.
"Ma...maaf, aku tak tahu. Aku bersumpah! Aku hilang kontrol!"
Tom mendesis. "Dasar guru-guru bodoh, sudah kuiizinkan ke sini malah lepas tanggung jawab, bahkan hanya dari satu murid perempuan, terimalah resikonya." Tom mengancungkan tangan dan tongkat sihirnya ketika sebuah tangan mungil menahan tangannya.
"Daddy...no," kata sang balita, membuat Violet dan Tom bertatapan dalam waktu yang cukup untuk sang gadis tadi turun ke lantai bawah.
Violet membalikkan tubuh, kembali mengajak versi kecil dari dirinya memandang langit cerah yang hanya disediakan oleh Tom untuk mereka. Tom mengalungkan lengannya di bahu Violet, mencuil pelan pipi embul sang balita.
"Aku tak percaya kau benar-benar berhenti menyerang gadis itu karena anak kita," gumam Violet.
"Tak ada manfaatnya juga bagiku membunuh gadis nakal itu. Ini kesalahan pertama, aku akan memberi peringatan kepada Professor Hogwarts nanti," jelas Tom.
Perhatian keduanya teralih ketika sang anak merengek, dan tak sulit bagi mereka untuk menemukan apa penyebabnya.
"Padahal aku sudah menyetel langit ini menjadi satu jam, kenapa bunga-bunganya memudar?" Tom kembali menyihir langit.
Sementara Violet menghela nafasnya, gundah. Ia sadar akan hal ini. Keberadaan buah hati mereka membuat Tom sedikit melunak. Violet bisa saja memberitahu Tom bahwa kekuatan dan keabadian yang dimilikinya akan melemah setiap kali ia melawan kegelapan di dalam dirinya seperti barusan tadi, tapi Violet tak tahu apa resiko yang akan diterimanya jika ia memberitahu hal tersebut, karena satu-satunya alasan Tom menentang kegelapan adalah darah daging mereka.
Violet melenguh. Tak terkejut dengan fakta bahwa dia harus menanggung beban bahkan ketika dirinya dinyatakan menang.
- TAMAT -
THANKS A LOT untuk semua pembaca yang setia di sini. Maaf karena updatenya lambat bener—juga kalau ada typo bertebaran, penulisan cerita yang sulit dipahami, atau bahkan alur cerita yang kurang bles/gak sesuai dengan keinginan pembaca, mohon maaf yap. Walau aku punya mindset "nulis untuk diri sendiri" (melatih otak dan jari biar gak lupa cara nulis cerita dan juga karena rasanya gak nyaman kalau gak nuntasin ide di kepala), tapi tetap aja kalau ada vote dan komen langsung semangat, jadi thank u so much untuk yang nyempatin komen dan vote, kebaikan-kebaikan kecil yang bisa buat orang bahagia gitu dipastikan kembali ke kaliannya juga heheh.
Well, see u next time in my new fanfiction (not promise). Btw random question...di tiktok kalian video Harry Potter gitu masih sering masuk gak sih? Aku udah jarang, sekali masuk jadi mewek wkwk bye :(
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 Nights | Tom Riddle
FanfictionTom dan Violet berjiwa neraka. Namun saat sedang berdua, keduanya merasakan cinta seperti di surga. Mereka ingin menaklukan dunia dengan kegelapan yang tertulis di garis takdir mereka. Untuk mewujudkan keinginan itu, ada banyak hal yang harus mereka...