"Aku tak pernah melakukan kesalahan, tetapi Dumbledore sering menunjukkan rasa tak sukanya padaku," cetus Tom saat dia dan Violet sedang berjalan pulang ke Asrama Slytherin.
"Mungkin itu hanya perasaanmu," kata Violet.
"Tidak. Mulut bijak Dumbledore menjadi kasar saat berbicara denganku," jawab Tom.
"Bisa saja kau bersikap tak baik di depan Dumbledore, tetapi kau tak sadar," terka Violet.
"Aku tak pernah gagal dalam pencitraan, aku melakukan semuanya dengan baik. tetapi Dumbledore terlalu pintar untuk dikelabui, dia tahu aku hanya manipulasi." Tom menjelaskan.
"Dia guru yang baik, kok. Buktinya waktu di Balkon Musim Gugur tadi, dia tak jadi masuk karena ingin membiarkan kita berduaan."
Tom menipiskan bibir, susah juga mempengaruhi pikiran Violet yang agak polos, maka Tom hanya menjawab, "Kau juga baik. Kau merelakan kebersamaan kita tadi hanya untuk membiarkan Dumbledore masuk, padahal Dumbledore sudah mengizinkan kita untuk tetap di sana."
Ternyata Tom tak langsung mengajak Violet pulang ke Asrama Slytherin. Prefek yang nyaris tahu segala sudut Hogwarts itu mengajak Violet ke dapur dulu untuk menemaninya sarapan, mengingat gadis itu bangun terlambat dan tak sempat mengikuti sarapan bersama di Aula Besar tadi.
Padahal Violet sendiri lupa bahwa dia belum mengisi perut pagi ini, kebersamaannya dengan Tom membuatnya lupa akan rasa lapar.
Sempat terjadi perdebatan kecil di antara mereka. Violet ingin memakan sarapannya sambil berjalan pulang ke Asrama Slytherin, tetapi Tom bersikeras agar Violet makan di dapur saja.
Karena Tom tahu bahwa makan sambil berjalan memiliki dampak yang buruk, dan Tom tak ingin Violet sakit karena itu. Tetapi toh ujung-ujungnya Violet juga yang kalah, Tom langsung menggandeng tangannya ke dalam dapur sebelum dia sempat berbicara lagi.
"Di sini sepi, di mana para Peri-Rumah?" tanya Violet.
"Mereka akan bertugas lagi pada siang hari, makhluk-makhluk bodoh itu," ucap Tom, tak luput menyelipkan caci-maki tak beralasan dalam ucapannya.
Susu madu dan pancake menjadi sarapan pilihan Violet kali ini. Sementara dia asik mengunyah, Tom menopang dagu di meja dengan pandangan tak lepas dari wajah Violet. Sesekali Violet menyuapkan pancake pada Tom, lalu memelesetkan sendoknya ke bibir Tom hingga belepotan, dan pemuda itu membalas Violet dengan menggelitiknya tanpa ampun, diiringi gelak tawa kegelian dari Violet dan tawa kemenangan dari Tom.
"Kata mu sarapannya enak, tapi lambat benar mengunyahnya," komentar Tom.
"Memang enak, akunya saja yang lambat kalau lagi makan, sebut saja bad habbits," jawab Violet.
"Sini, biar aku suapin pakai bibir," tawar Tom.
Sambil mendelik sinis pada pemuda di sampingnya, Violet menjauhkan piring pancake-nya sebelum Tom mengambilnya dan benar-benar menyuapinya dengan bibir, menimbang Tom seringkali bersikap di luar dugaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 Nights | Tom Riddle
FanfictionTom dan Violet berjiwa neraka. Namun saat sedang berdua, keduanya merasakan cinta seperti di surga. Mereka ingin menaklukan dunia dengan kegelapan yang tertulis di garis takdir mereka. Untuk mewujudkan keinginan itu, ada banyak hal yang harus mereka...