Malam ini, Violet meninggal karena dibunuh oleh Myrtle dengan dilempar ke Danau Hitam.
Keesokan harinya, Myrtle meninggal karena dibunuh oleh hewan buas dari Kamar Rahasia yang telah dibuka setelah tersegel berabad-abad lamanya.
Semua murid dan professor berkumpul di Aula Besar untuk melakukan penghormatan akan kepergian Violet dan Myrtle.
Lalu semua murid dipenjarakan di asrama mereka masing-masing, tak ada satupun yang boleh berkeliaran di luar asrama kecuali pemilik hak istimewa seperti Head-Boy, Head-Girl, dan Prefek. Pelajaran dan kegiatan lainnya juga ditiadakan.
Kematian Violet yang baru malam tadi hampir dilupakan, karena Violet meninggal dengan alasan yang sudah jelas; dibunuh dengan dilempar ke Danau Hitam oleh Myrtle; jadi para murid tak lagi mencari-cari penyebab dia meninggal. Perhatian para murid terpusat oleh Kamar Rahasia yang dibuka dan kematian Myrtle yang masih menjadi misteri.
Siapa yang membuka Kamar Rahasia?
Serupa apa hewan yang melahap Myrtle?
Apa ada hubungannya dengan Violet?
Hanya Tom yang mengetahui semua jawabannya.
Setelah kematian Violet malam itu, Tom yang terbakar amarah segera melakukan rencananya untuk membunuh Myrtle dengan membuka Kamar Rahasia dan menyuruh hewan di dalam sana memakan Myrtle.
Dan Tom berhasil, kini Myrtle meninggal dan Hagrid dianggap sebagai pembuka Kamar Rahasia itu, karena keberadaan Aragog yang kini dicap sebagai tersangka utama pembunuhan Myrtle. Tentu saja Tom yang mengadukan Hagrid ke Professor Dippet.
Sementara itu, Tom menggunakan hak istimewanya sebagai Prefek untuk berkeliaran di lorong-lorong Hogwarts. Dia pergi ke Study Area yang kosong melompong, lalu mengeluarkan potret Violet—yang diberikan oleh Kathleen—dari saku jubahnya.
Tom mengangkat potret itu, lalu tersenyum kecil.
"Kau hebat, Tom! Kau melakukan semuanya sendirian!" kata nyawa Violet di dalam potret.
"Aku masih tak percaya kau sudah tiada. Bahkan hubungan kita belum sebulan," keluh Tom.
"Jangan sedih begitu lah. Tahu tidak? Sesuatu yang lebih menakjubkan sedang menunggu kita..."
"Ya?"
"Malam itu, malam di mana aku dibunuh oleh si jalang Warren, aku pergi ke Menara Barat untuk memberi makan Pussy. Nah, sebelum aku pergi ke Menara Barat, aku membaca salah satu buku yang dipinjam oleh Kathleen di perpustakaan. Buku itu benar-benar terlarang sehingga Kathleen tak jadi membacanya dan memberikannya padaku..."
"Terus?"
"Buku itu menjelaskan caranya menjadi abadi, tentang Horcrux-Mu. Buku itu juga menjelaskan cara membangkitkan orang mati dalam wujud lain..."
"Kau serius? Hal-hal seperti itu ada di buku?"
Di dalam potret, Violet memutar kedua bola matanya dengan maksud mengejek. "Selama ini kau hanya mencari-cari buku pelajaran saja sih! Minta buku itu pada Kathleen, dia menyebutnya 'buku terlarang'."
Tom manggut-manggut, binar bahagia yang tercetak di matanya tak bisa disembunyikan. Dia menyimpan potret Violet, kembali ke Asrama Slytherin, dan menemui Kathleen untuk meminta buku itu.
* * *
Kala itu, Musim Panas tengah berlangsung. Seorang wanita paruh baya menghabiskan separuh paginya dengan membuat roti-roti untuk dijual siang nanti.
KRING! Bel rumahnya berbunyi, sedangkan tangannya masih kotor oleh adonan.
Dia berdecak sambil mencuci tangannya di westafel, kepergian anak semata wayangnya—Violet—membuatnya sering kelabakan dalam mengerjakan suatu hal karena tak ada lagi yang membantu. Mesti begitu, dia tak menyesali kepergian anak gadisnya itu.
KRING! Bel sekali lagi berbunyi.
"Iya, sebentar!" pekiknya sambil membuka pintu, didapatinya seorang pemuda tampan yang asing di mata. "Ada keperluan apa?"
"Boleh aku masuk dulu?" tanya pemuda itu sopan.
"Ya, silakan." Wanita itu mengangguk, lalu membiarkan pemuda itu masuk ke rumahnya, dia tak sadar bahwa niat jahat sedang mengikutinya.
Begitu masuk ke dalam rumah wanita itu, pemuda itu menutup pintu rumah dan menusuk perut wanita itu dengan pisau yang dia simpan di saku celananya.
Dia mengunci semua pintu dan jendela rumah, benar-benar menutup akses agar tak ada orang luar yang bisa melihat, bahkan kalau bisa orang-orang harus beranggapan jika rumah ini tak berpenghuni.
Lalu Tom membuka keramik rumah dengan susah-payah, dan memasukkan mayat wanita itu ke dalam sana, lalu menguburnya dengan keramik-keramik itu.
"Dead." Tom tersenyum. "Aku telah melakukan persyaratan pertamanya, Violet, Ibumu sudah meninggal."
"Saatnya melakukan persyaratan kedua, Tom," pinta nyawa Violet di dalam potret.
"Dengan senang hati."
Lantas Tom ber-Apparate ke Rumah Riddle di Little Hangleton, rumah keluarga ayahnya yang sudah terbengkalai mengenaskan. Rumah itu dia pakai untuk menjalankan persyaratan kedua untuk membangkitkan seseorang yang sudah mati dengan wujud lain.
Tom masuk ke sebuah ruangan. Sebelum menyelesaikan persyaratan pertama (membunuh seseorang untuk digunakan darahnya), Tom sudah menyiapkan benda-benda yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persyaratan kedua di rumah tua ini.
Benda-benda itu adalah pisau, kuali besar berisi ramuan ajaib yang bergolak, dan potret Violet.
Lalu, semua dimulai. Semua kegelapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 Nights | Tom Riddle
FanfictionTom dan Violet berjiwa neraka. Namun saat sedang berdua, keduanya merasakan cinta seperti di surga. Mereka ingin menaklukan dunia dengan kegelapan yang tertulis di garis takdir mereka. Untuk mewujudkan keinginan itu, ada banyak hal yang harus mereka...